Konten dari Pengguna

Tempe: Solusi Gizi Sederhana untuk Mengatasi Stunting

Bastian Nova
Dosen Bioteknologi, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Andalas
28 Agustus 2024 12:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bastian Nova tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayangkan jika seorang anak tidak bisa mencapai potensi terbaiknya hanya karena kurangnya asupan gizi di masa awal kehidupannya. Inilah yang terjadi pada anak-anak yang mengalami stunting. Masalah stunting bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele. Di Indonesia, angka stunting masih cukup tinggi, dan dampaknya bisa mempengaruhi masa depan bangsa ini secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi di mana seorang anak memiliki tinggi badan yang jauh lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Ini bukan sekadar masalah fisik atau estetika, tetapi lebih dari itu. Stunting merupakan indikasi bahwa anak tersebut mengalami kekurangan gizi yang serius, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya, yaitu dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Pada periode ini, nutrisi yang cukup sangat penting untuk mendukung pertumbuhan otak dan tubuh secara optimal.
Penyebab Stunting: Lebih dari Sekadar Kurang Makan
Mungkin sebagian orang berpikir bahwa stunting hanya terjadi karena kurang makan. Kenyataannya, penyebab stunting jauh lebih kompleks. Selain kurangnya asupan makanan bergizi, faktor lingkungan juga memegang peranan penting. Sanitasi yang buruk, akses air bersih yang terbatas, serta paparan infeksi berulang seperti diare dan malaria, juga bisa menyebabkan anak-anak mengalami stunting.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, faktor ekonomi dan sosial juga berkontribusi. Kemiskinan, rendahnya pendidikan orang tua, serta kurangnya akses ke layanan kesehatan berkualitas juga memperparah masalah stunting. Inilah yang membuat stunting seringkali menjadi masalah yang sulit diatasi di daerah-daerah terpencil dan miskin.
Stunting: Bom Waktu yang Mengancam Masa Depan
Kenapa kita harus peduli dengan stunting? Karena stunting bukan hanya mempengaruhi tinggi badan seorang anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan kognitifnya. Anak-anak yang stunted cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih rendah dan kesulitan dalam bersosialisasi. Lebih jauh lagi, mereka berisiko mengalami masalah kesehatan kronis saat dewasa, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Dengan kata lain, stunting bisa menjadi bom waktu yang mengancam masa depan anak-anak kita, dan pada gilirannya, masa depan bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Apakah Stunting Hanya Terjadi di Daerah Terpencil?
Meskipun stunting lebih umum ditemukan di daerah terpencil, bukan berarti anak-anak di perkotaan bebas dari risiko ini. Bahkan di kota-kota besar, masih banyak anak yang mengalami stunting akibat pola makan yang tidak sehat, kurangnya kesadaran akan pentingnya gizi seimbang, serta terbatasnya akses ke layanan kesehatan yang terjangkau. Jadi, stunting adalah masalah yang bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di desa-desa atau daerah yang sulit dijangkau.
Upaya Pemerintah: Apakah Sudah Cukup?
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting, mulai dari program pemberian makanan tambahan, kampanye edukasi gizi, hingga perbaikan infrastruktur kesehatan. Namun, pelaksanaannya di lapangan masih menghadapi banyak tantangan. Tidak semua daerah memiliki tenaga kesehatan yang cukup, dan koordinasi antarinstansi seringkali masih kurang optimal. Meskipun ada kemajuan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan kesempatan tumbuh dengan optimal.
ADVERTISEMENT
Tempe: Solusi Murah dan Mudah
Dari segi gizi, tempe bisa menjadi solusi yang sederhana namun efektif untuk mengatasi stunting. Tempe, yang terbuat dari kedelai, kaya akan protein, vitamin B12, dan asam amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, tempe juga mudah didapat dan harganya terjangkau.
Tempe, produk fermentasi kacang kedelai. Foto oleh Mochamad Arief dari Pixabay
Membuat tempe di rumah bisa menjadi salah satu solusi sederhana dan efektif untuk mengatasi stunting, karena tempe kaya akan protein dan nutrisi penting lainnya.
Berikut adalah cara mudah untuk membuat tempe di rumah:
Bahan-Bahan:
Peralatan:
ADVERTISEMENT
Langkah-Langkah:
1. Persiapan Kedelai
2. Pengupasan Kulit Kedelai
3. Perebusan Kedelai
ADVERTISEMENT
4. Penambahan Ragi
5. Pembungkusan
6. Fermentasi
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan utamanya adalah ketersediaan kedelai sebagai bahan baku tempe. Saat ini, sebagian besar kedelai yang digunakan di Indonesia masih diimpor. Oleh karena itu, penting untuk mencari alternatif bahan baku lokal yang bisa diolah menjadi tempe atau produk serupa.
Mencari Alternatif Bahan Baku
Indonesia sebenarnya memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini. Kacang-kacangan lokal seperti kacang hijau atau kacang tanah, dan biji-bijian seperti sorgum, bisa menjadi alternatif bahan baku yang murah dan mudah didapat. Dengan sedikit inovasi dalam teknologi pengolahan, bahan-bahan ini bisa dijadikan produk yang kaya nutrisi, layaknya tempe.
Bahan baku alternatif Tempe dari biji dan kacang selain kedelai. Foto oleh Loretta Rossiter dari Pixabay
Stunting adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian kita semua. Masa depan anak-anak Indonesia sangat tergantung pada bagaimana kita menangani masalah ini sekarang. Mulai dari pola makan, sanitasi, hingga kesadaran akan pentingnya gizi seimbang, semuanya berperan dalam mencegah stunting. Dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, kita bisa menghentikan ancaman stunting dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah untuk generasi mendatang.
ADVERTISEMENT