Arwana Sungai Amazon yang Mati di Batam Dikafani Sebelum Dikuburkan

BATAMNEWS
Inspirasi Kita Semua
Konten dari Pengguna
29 Januari 2020 9:32 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BATAMNEWS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Netty Herawaty bersama ikan aripaima yang sudah dikafani (Foto: Ist)
zoom-in-whitePerbesar
Netty Herawaty bersama ikan aripaima yang sudah dikafani (Foto: Ist)
ADVERTISEMENT
Batam - Ikan arwana langka jenis Arapaima Gigas di hutan konservasi Mata Kucing, Batam, Kepri, ditemukan mati pada Senin (27/1/2020). Ikan tersebut sudah dipelihara selama 16 tahun oleh pengelola hutan wisata Mata Kucing.
ADVERTISEMENT
Konservator Hutan Mata Kucing, Netty Herawaty, mengaku cukup kehilangan hewan peliharaannya itu.
Netty pun menguburkan ikan tersebut di sekitar hutan. Prosesi penguburan ikan ini pun digelar dengan ritual khusus.
Ikan tersebut dikafani dan kuburannya cukup dalam pun digali. "Penguburannya dikafani," ujar Netty kepada Batamnews, Selasa (28/1/2020).
Arapaima Gigas dengan panjang sekitar 2 meter itu merupakan yang terakhir dari 3 ekor ikan yang dipelihara selama ini. Dua ekor lainnya sudah mati beberapa tahun terakhir.
Dok. Batamnews
Dok. Batamnews
Seperti diketahui, ikan air tawar terbesar di dunia ini berasal dari perairan daerah tropis Amerika Selatan yaitu Sungai Amazon. Netty mengaku sedih dengan kepergian ikan yang biasa dipanggilnya Paima itu.
Pada 9 Januari 2018, ikan jenis yang sama sebelumnya juga mati. Netty menyesalkan, ia merasa kurang mengawasi ikan itu dengan dengan baik. Apalagi banyak pengunjung yang datang sering berlaku usil terhadap hewan yang dipelihara di kawasan konservasi.
ADVERTISEMENT
Paima yang mati ini memiliki panjang 2,34 meter dengan berat lebih dari 150 kilogram.
Baca berita lainnya di Batamnews.co.id