Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Dokter Rumah Sakit di Batam Beri Anak-anak Vaksin Mengandung Babi
13 Desember 2017 22:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Vaksin yang diduga mengandung babi yang diberikan dokter sebuah rumah sakit di Batam (Foto: Batamnews)
ADVERTISEMENT
BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Seorang warga Batam, Aji, kaget bukan kepalang. Usai vaksinasi anaknya ternyata vaksin yang diberikan mengandung babi.
Menurut pekerja swasta itu, ia mengetahui setelah mendapat kiriman dari WhatsApp mengenai bungkus vasin yang tertulis “mengandung babi”. Ia pun tersadar dan mencoba memeriksa vaksin yang diberikan kepada anaknya. Dan ternyata sama.
“Betapa terkejutnya saya,” ujar Aji kepada batamnews.co.id, Senin (11/12/2017). Peristiwa itu terjadi pada 6 Desember 2017 lalu di sebuah rumah sakit di Batam.
Aji mengatakan, ia sangat menyesalkan pihak rumah sakit atau dokter yang tidak memperhatikan hal itu dan bahkan memberikan vaksin mengandung babi tanpa memberitahu terlebih dahulu.
“Seandainya pihak rumah sakit atau dokter menjelaskan sebelum anak saya di vaksin, pasti tanpa berpikir saya segera menolak, atau menanyakan ada pengganti vaksin lain yang tidak mengandung apa yang dilarang oleh agama yang saya anut,” ujar Aji.
ADVERTISEMENT
Menurut Aji, saat datang berobat dan cek kesehatan itu, istrinya menggunakan jilbab yang umumnya menandakan sebagai seorang muslim.
“Saya hanya berharap ada keterbukaan informasi dari rumah sakit maupun dokter sebelum memberikan vaksin yang mengandung bahan yang diharamkan menurut agam yang kami anut,” ujar dia.
Berikut catatan Aji yang diterima batamnews.co.id:
Sore itu, tgl 6 des 2017 saya dihub istri untuk mengantar anak2 sekalian cek up kehamilan istri saya di sebuah rumah sakit swasta di lubul baja. Setelah menyelesaikan tugaa kantor saya mengiyakan istri saya untuk mengantar. Didampingi ayah mertua kami berempat pergi ke rumah sakit untuk memenuhi vaksin bulanan anak-anak kami serta mwngecek kehamilan istri saya yang ke-3.
ADVERTISEMENT
Setelah tiba di rumah sakit, memeriksa suhu tubuh dan berat badan anak, kami berlima memasuki ruangan dokter.
Seperti biasa dokter memeriksa buku riwayat kesehatan anak kami, vaksin mana saja yang sudah di berikan dan kali ini giliran vaksin hepatitis A untuk anak kami yang pertama. Berikutnya giliran anak kami yang kedua mendapat vaksin campak.
Setelah semuanya selesai kami seperti biasa berpamitan ke dokter dan mwngucapkan ferima kasih, lalu kami keluar dari ruangan dokter.
Sambil menunggu obat, saya menenangkan kedua anak kami yang masih menangis usai di suntik vaksin. Tak berselang lama nama anak saya dipanggil untuk mengambil obat. Dalam bungkus terdapat beberapa obat seperti demam dan bungkus sisa vaksin ke dua anak kami.
ADVERTISEMENT
Setelah semuanya selesai kami langsung pulang menuju rumah kami di daerah sekupang.
Setelah dua hari ini saya mendapat kiriman gambar melalui whatsup, "apa maksudnya ini" baca dalam kotak. Saya cuma membalas "mengandung babi" balas saya
Betapa terkejutnya saya setelah mendapat balasan "vaksin anak kemaren" bahwa gambar itu merupakan bungkus vaksin yang telah diberikan anak kami.
Meskipun sangat menyesal, saya lebih kecewa dengan rumah sakit serta dokter yang tidak memberikan keterangan terlebih dahulu tentang kandungan vaksin tersebut. Kebetulan waktu berobat anak saya jelas mengenakan hijab begitu pula istri saya.
Seandainya pihak rumah sakit atau dokter menjelaskan sebelum anak saya di vaksin, pasti tanpa berpikir saya segera menolak atau menanyakan ada pengganti vaksin lain yang tidak mengandung apa yang dilarang oleh agama yang saya anut.
ADVERTISEMENT
Nasi sudah menjadi bubur, saya hanya berharap ada keterbukaan informasi dari rumah sakit maupun dokter sebelum memberikan vaksin yang mengandung bahan yang diharamkan menurut agam yang kami anut.(snw)
Berita ini pertama kali terbit di batamnews.co.id, baca di sini