Konten Media Partner

Kenapa Batam Tak Jadi Ibukota Kepri Saja?

29 Juni 2021 16:42 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kota Batam dari kawasan Harbour Bay. (Foto: ist)
zoom-in-whitePerbesar
Kota Batam dari kawasan Harbour Bay. (Foto: ist)
ADVERTISEMENT
Batam, Batamnews - Sebagai kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, kota industri Batam cukup dikenal di nusantara. Apalagi kawasan free trade zone ini identik dengan produk-produk elektronik dan manufaktur dari tiga negara yakni Singapura, Malaysia dan Indonesia sendiri.
ADVERTISEMENT
Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
Sebagai kota yang terencana, Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia.
Ketika dibangun pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.
Bahkan untuk menjadi provinsi sendiri Batam pun dianggap mampu. Wacana pembentukan Provinsi Kusus Batam pun sudah ada.
Mantan Gubernur Kepri Soerya Respationo dan anggota DPRD Kepri Taba Iskandar juga pernah menggagas untuk pembentukan provinsi khusus tersebut. Beberapa elemen masyarakat juga mendukung wacana tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun yang namanya wacana tentu saja ada pro dan kontra. Hal tersebut misalnya diprotes Huzrin Hood, mantan Ketua BP3KR yang berjuang memekarkan Provinsi Kepulauan Riau dari Riau kala itu.
Terlepas dari sejumlah pro kontra itu, sering terlintas pertanyaan kenapa Batam tak jadi ibukota Kepri saja? Apalagi selama ini Kota Batam lebih dikenal dibandingkan Kota Tanjung Pinang.
Dikutip Batamnews dari sejumlah sumber, jawabannya yakni, historikal.
Tanjungpinang dipilih sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Riau karena memiliki nilai historis yang kuat yaitu sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Riau Lingga yang terpusat di Pulau penyengat.
Selain itu, Tanjungpinang pernah menjadi ibukota Provinsi Riau (meliputi Riau daratan dan kepulauan) sebelum kemudian dipindahkan secara resmi ke Kota Pekanbaru antara tahun 1958-1960.
ADVERTISEMENT
Kota Tanjungpinang memiliki pelabuhan besar yang bernama Sri Bintang Pura yang terhubung dengan pulau-pulau lainnya seperti Pulau Batam, Kepulauan Karimun, Anambas, Natuna, serta beberapa kota lainnya yang ada di Riau.
Di pelabuhan tersebut tersedia kapal-kapal jenis feri dan speedboat.
Selain itu Pelabuhan Sri Bintan Pura juga menjadi akses internasional ke Malaysia dan Singapura. Selain makan Raja Ali Haji, di Pulau Penyengat juga terdapat situs-situs sejarah seperti Masjid Raya Sultan Riau, Kompleks Pemakaman Keluarga Kesultanan Johor-Riau, kompleks Istana Kantor, Balai Adat, dan benteng di Bukit Kursi serta Monumen perjuangan pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah di Pantai Tepi Laut Tanjung Pinang.
Provinsi Kepri ditetapkan sebagai provinsi ke-32 oleh Presiden Megawati Sukarnoputri pada tahun 2004 lalu. Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari Provinsi Riau.
ADVERTISEMENT
Provinsi Kepri terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Lingga.
Bertepatan dengan peresmian tersebut, Menteri Dalam Negeri saat itu, Hari Sabarno atas nama Presiden Megawati melantik Pejabat Gubernur Kepri Ismeth Abdullah yang bertugas sampai terpilihnya gubernur definitif.
Dengan pelantikan tersebut Ismeth merangkap jabatan sebagai Ketua Otorita Batam saat itu.
Itulah alasannya kenapa ibukota Kepri bukan di Batam, namun di 'kota gurindam' Tanjungpinang.
(fox)
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di