Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Minyak Tanah Langka, Warga Karimun Pakai Solar untuk Bahan Bakar Memasak
4 Maret 2020 14:37 WIB
ADVERTISEMENT
Karimun - Kelangkaan minyak tanah (mitan) di Karimun, mengharuskan sebagian warga beralih ke BBM jenis solar untuk memasak.
ADVERTISEMENT
Kelangkaan minyak tanah itu terjadi sejak dilakukannya konservasi dari mitan ke Gas LPG 3 kg. Sehingga, mitan bersubsidi dihapus atau dihilangkan.
Sementara itu, kebutuhan untuk menggunakan minyak tanah masih cukup tinggi. Konservasi yang dilakukan pemerintah belum merata.
Selain itu, masyarakat juga masih takut untuk menggunakan gas LPG 3 kg.
Seperti yang dikatakan Wati, seorang ibu rumah tangga di Kuda Laut, Sei Lakam Barat, Karimun. Saat ini dia menggunakan solar sebagai bahan bakar kompornya, sebab sulitnya mendapatkan minyak tanah.
"Takut pakai gas. Nak cari minyak tanah dah susah, makanya sekarang pakai solar," kata Wati, Rabu (4/3/2020).
Wati mengakui bahwa, dalam beberapa waktu menggunakan solar untuk bahan bakar kompornya, tidak ada kendala. Bahkan dengan solar merasa lebih irit dibandingkan minyak tanah.
ADVERTISEMENT
Dia menyebutkan bahwa penggunaan kompor berbahan bakar solar hanya menghabiskan satu botol ukuran 1,5 liter dalam satu minggu.
Sementara untuk kompor berbahan bakar minyak tanah dengan ukuran yang sama, hanya bisa digunakan dalam waktu empat hari saja.
"Rasanya lebih irit pakai solar," ujar Ibu Rumah Tangga itu.
Meskipun demikian, untuk mendapatkan hasil pembakaran yang bagus. Sumbu kompor khusus solar tersebut juga harus sering dibersihkan, itu juga untuk membuat irit pembakaran.
"Sumbunya itu kita gunakan sumbu kompor khusus yang dijual di warung-warung. Jadi sehabis masak sumbunya itu harus dibersihkan, kalau tidak nantinya sumbu yang sudah terbakar akan keras dan kotor," kata Wati.
Menurut dia, tak ada kendala mendapatkan solar tersebut. Sebab, telah banyak kios-kios yang menjual dengan harga Rp 12,000 per botol.
ADVERTISEMENT
Baca berita lainnya di Batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di