Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Penambangan Pasir Ilegal di Sekitar Waduk Pengaruhi Kualitas Air
24 September 2020 10:25 WIB

ADVERTISEMENT
Batam – Waduk merupakan salah satu daerah vital di Kota Batam yang memenuhi hajat hidup orang banyak.
ADVERTISEMENT
Waduk di Kota Batam yang hanya memiliki satu fungsi membuatnya perlu dijaga dari segala aktivitas ilegal yang mampu mempengaruhi kualitas waduk.
Tambang pasir merupakan salah satu aktivitas ilegal yang terjadi di sekitar waduk-waduk Kota Batam. Walaupun patroli terus dilakukan, saat ini puluhan lubang terus ditemukan di sekitar waduk terutama di Nongsa, Duriangkang dan Tembesi.
“Jadi banyak kegatan tambang pasir ini yang kucing-kucingan. Untuk di Dam Tembesi pada 28 Mei kami melakukan kegiatan lagi di Dam Tembesi di beberapa titik ada beberapa mesin-mesin, namun pelakunya tidak ada begitu kami sampai di tempat,” kata Kepala Subdit Pengamanan Lingkungan dan Hutan Ditpam BP Batam, Tony Febri.
Menurut Tony akibat tambang pasir illegal, kawasan hutan lindung yang menjadi Daerah Tangkapan Air (DTA) rusak.
ADVERTISEMENT
Selain itu sisa galian di sekitar waduk juga bisa menyebabkan sedimentasi dan menurunkan kualitas air baku. Terutama saat hujan turun, pasir-pasir yang telah ditambang akan mengalir ke waduk menjadi lumpur.
Dampaknya daya tampung berkurang karena waduk mengalami pendangkalan, serta kualitas air di waduk menjadi keruh.
Dari 2013 data kerusakan lingkungan akibat tambang galian pasir illegal yang didata BP Batam sudah mencapai 70 hektare.
Selain mempengaruhi air baku, aktivitas penambangan pasir illegal juga menyebabkan air di pesisir pantai menjadi kotor dan keruh.
“Sekarang, perkiraan kami lebih dari 100 hektare. Kalau galian-galian pasir terus dilakukan dan kedalaman mencapai di bawah kedalamana air laut kita, ini akan masuk air payau yang bisa merusak dan mencemari sumber air kita. Masing-masing kita punya kewajiban terhadap lingkungan jadi kita harus peka,” ucap Tony.
ADVERTISEMENT
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id