Konten Media Partner

Raksasa Air Sungai Amazon Ini Mati di Hutan Mata Kucing, Pengelola Sedih

9 Januari 2019 16:23 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Rabu 09 Januari 2019, 12:04 WIB
Raksasa Air Sungai Amazon Ini Mati di Hutan Mata Kucing, Pengelola Sedih
zoom-in-whitePerbesar
Batam - Kesedihan mendalam dirasakan oleh Netty Herawati, Konservator Hutan dan Pengelola Kawasan Mata Kucing beserta petugas kawasan lainnya.
ADVERTISEMENT
Ikan Arwana jenis Arapaima Gigas-nya yang keempat mati terapung di kolam ikan kawasan hutan wisata itu pagi tadi, Rabu (9/1/2019).
Paima panggilannya, ikan endemik sungai Amazon berbobot kurang lebih 160 kilogram, berumur sekitar 15-20 tahun itu ditemukan oleh salah satu karyawannya yang sedang membersihkan kolam.
Kesedihan jelas terlihat dari wajah Netty ketika batamnews.co.id mendatangi lokasi.
“Tiap hari saya berteman dengan mereka, tiap hari saya bertemu dengan mereka. Bagaimana saya nggak sedih. Tapi saya percaya pasti tuhan punya rencana lain,” ucap Netty dengan suara parau habis menangis.
Netty melanjutkan, Paima sudah dirawatnya dari dia masih sepanjang 40 centimeter. Ikan itu sudah sangat jinak dengannya beserta karyawan yang lain.
“Kami biasanya manggil Paima cukup dengan menyentak-nyentakkan kaki, dia langsung datang,” ujar Netty.
ADVERTISEMENT
Netty sangat terpukul dengan kejadian ini, Paima sudah seperti keluarga bagi dia. Bahkan dulu, Paima sempat disuruh dibunuh oleh Dirjen Perikanan, sesuai arahan Menteri Perikanan dan Kelautan karena dianggap hama. “Tapi saya nggak mau, saya menolak,” kata Netty.
Sebelum Paima ditemukan mati, Netty bercerita dia sempat sakit terlebih dahulu.
“Saya memang begitu, kalau ada hewan peliharaan saya yang mau mati, saya pasti sakit dulu. Kemaren itu saya sakit, tidur aja seharian di kamar,” kata Netty.
Tidak hanya Netty, salah seorang karyawannya pun merasa sangat terpukul dengan kematian Paima.
“Saya dapat kabar pagi, padahal saya lagi libur. Saya langsung ke sini,” ucap Suci Triana Sitepu.
Lanjut Suci, Paima itu adalah ikan yang sangat baik. Walaupun hidupnya berdampingan dengan ikan lainnya, Paima tidak pernah memakan ikan lainnya itu.
ADVERTISEMENT
“Bahkan kalau kita lagi ngasih makan ikan yang lain, dia itu mundur, mengalah. Dia nggak mau ganggu yang lain,” ungkap Suci.
Saking sayangnya mereka dengan ikan ini, Paima pun dimakamkan layaknya manusia dimandikan, dikafani dan dikuburkan serta didoakan.
(ude)
*baca berita lainnya di Batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di Batamnews.co.id