Konten dari Pengguna

Frugal Living, Solusi Mencegah Penumpukan Barang

Bayu Fitri Hutami
Seorang pembelajar lulusan S1 Ekonomi Univ Trisakti Jakarta, Karyawan Swasta dan Blogger. Seorang yang senang bercerita dari apaya yang dilihat. didengar dan dirasakan. Semua cerita, ide dan opini dituangkan dalam bentuk tulisan.
25 Juli 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bayu Fitri Hutami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kondisi rumah yang rapi dan teratur, sumber : doc. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi rumah yang rapi dan teratur, sumber : doc. pribadi
ADVERTISEMENT
Berita viral pada pertengahan Juli 2024 di media sosial tentang sebuah sebuah kamar kost dalam rumah di Kota Bekasi yang penuh sampah, ternyata cukup menyita perhatian masyarakat
ADVERTISEMENT
Terbongkarnya peristiwa ini ditandai dengan bau tak sedap yang menguar ke luar kamar kost. Semakin lama aroma tak sedap tersebut sangat mengganggu sehingga ibu kost membuka paksa pintu kamar kost saat penghuninya sedang berkegiatan di luar.
Ternyata sebuah pemandangan menyedihkan terlihat jika di dalam kamar kost penuh dengan tumpukan sampah dan benda-benda bekas pembungkus dan lainnya. Bahkan tidak ada satu jengkal pun celah ruang tersisa. Semuanya dipenuhi ragam tumpukan aneka barang yang berserakan.
Adapun sumber aroma bau tak sedap ternyata berasal dari tumpukan sampah bekas makanan yang dibiarkan begitu saja. Sehingga semakin lama aroma sampah bekas makanan semakin menyengat.
Menurut ahli psikologi, seseorang yang berperilaku seperti ini mengalami gangguan jiwa penimbunan barang atau "hoarding disorder". Tipikal orang seperti ini memiliki kesulitan ekstrem untuk membuang barang meskipun barang tersebut sudah tidak berguna atau tidak memiliki nilai. Hal tersebut menyebabkan penumpukan barang yang berlebihan di rumah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pada kondisi psikis, orang seperti ini akan merasa cemas dan panik ketika akan membuang barang. Mereka selalu mempunyai keyakinan jika semua barang-barang tersebut sangat penting untuk terus disimpan karena mempunyai nilai sentimental walaupun kenyataannya tidak seperti itu.
Akibatnya, ruangan menjadi sempit, tidak rapi, dan penghuni susah melakukan kegiatan.

Faktor Penyebab Gangguan Penimbunan

Menurut ahli psikologi, faktor penyebab gangguan penimbunan barang ada pada rasa traumatis seperti kehilangan kepercayaan diri akibat pernah dilecehkan. Sehingga orang tersebut mencari rasa aman dan nyaman pada kepemilikan ragam barang-barang.

Konsep Frugal Living

Untuk mengobati gangguan kejiwaan penumpukan barang bisa berkonsultasi dengan ahli psikologi. Namun jika gejala dirasakan belum terlalu parah terkena gangguan penimbunan maka bisa menerapkan konsep frugal living.
ADVERTISEMENT
Frugal living adalah gaya hidup yang berfokus pada penggunaan sumber daya secara bijaksana. Jika dilakukan secara sadar dan berkesinambungan maka tindakan frugal living bisa mencegah penumpukan barang.
Ilustrasi kamar rapi. Foto: Shutterstock
Adapun cara frugal living untuk mencegah penumpukan barang yaitu:
Pertama, membeli barang hanya pada apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan. Poin utamanya barang yang dibeli akan menggantikan barang yang sudah ada di rumah.
Pembelian barang dimaksudkan hanya sebagai pengganti barang karena barang sejenis sebelumnya sudah tidak bisa digunakan.
Selanjutnya bisa membeli barang dengan kualitas tinggi supaya usia pakai barang tersebut tahan lama dan tidak cepat rusak. Kalaupun ada barang yang rusak sebaiknya diperbaiki lebih dulu. Siapa tau masih bisa berfungsi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Kedua, mendapatkan barang dengan cara menyewa karena masa pakai sebentar. Salah satu contoh terdapat pada mainan anak-anak.
Usia pakai mainan anak sangat singkat mengingat pertumbuhan anak juga pesat. Supaya mainan anak tidak menumpuk ada baiknya dengan cara menggunakan jasa sewa mainan anak.
Ketiga, merawat barang sesuai standar perawatan produk. Jika membeli barang pastikan untuk mengetahui cara merawat barang sesudah dipergunakan.
Tujuannya supaya barang yang dibeli bisa awet dalam pemakaian dan tidak cepat rusak atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Keempat, melakukan pemilahan barang tak berguna dengan rutin. Istilah "decluttering" adalah kegiatan memilah dan membuang barang-barang yang tidak lagi dibutuhkan.
Lakukan decluttering secara berkala, minimal setahun sekali, untuk menjaga rumah agar tetap rapi dan bebas dari penumpukan barang.
ADVERTISEMENT
Kelima, mencari pertolongan pada ahlinya seperti psikiater atau psikologi. Beberapa orang mengidap gangguan penumpukan barang berkaitan dengan pengalaman masa kecil yang lalu.
Kejadian pada masa lalu secara tidak sadar bisa menjadi penyebab gangguan penimbunan barang. Untuk mengatasi hal tersebut bisa melakukan konsultasi pada ahlinya supaya segera dicarikan solusi terbaik.
Gangguan penumpukan barang tidak saja merugikan diri sendiri namun orang sekitar juga bisa merasakan dampaknya seperti contoh keluarnya aroma tak sedap yang berasal dari barang yang ditumpuk.
Untuk itu segera mencari solusi terbaik jika merasakan gangguan penumpukan barang demi kesehatan jiwa dan kenyamanan orang yang ada di sekitarnya.