Konten dari Pengguna

Menerapkan Etika untuk Jadi Wisatawan Beradab

Bayu Fitri Hutami
Seorang pembelajar lulusan S1 Ekonomi Univ Trisakti Jakarta, Karyawan Swasta dan Blogger. Seorang yang senang bercerita dari apaya yang dilihat. didengar dan dirasakan. Semua cerita, ide dan opini dituangkan dalam bentuk tulisan.
17 Juli 2024 21:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bayu Fitri Hutami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Destinasi wisata Grojogan Watu Purbo, sumber : doc.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Destinasi wisata Grojogan Watu Purbo, sumber : doc.pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada April 2024 lalu, media sosial dihebohkan dengan perilaku wisatawan Indonesia yang terekam merusak pohon sakura di Jepang. Wisatawan itu menggoyang-goyangkan ranting pohon sakura, yang alhasil tindakan tersebut membuat bunga khas Jepang itu berguguran.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut aturan di Jepang, menggoyangkan pohon sakura dianggap kejahatan merusak properti yang bisa berakibat pada pelanggaran hukum. Hukumannya juga tak main-main, yaitu kurungan penjara paling lama tiga tahun, dan denda dengan nominal cukup besar jika dikonversikan ke rupiah, sekitar Rp 31 juta.
Berkaca dari kejadian tersebut, sebagai wisatawan, apalagi di daerah atau negara lain, setidaknya kita bisa menjaga perilaku dan menerapkan adab serta etika yang baik. Toh secara tidak sadar, dengan berkunjung ke destinasi luar negeri, wisatawan Indonesia sudah seperti membawa nama bangsa.
Ketika dia melakukan tindakan tidak terpuji, apalagi terindikasi melanggar hukum negara setempat, dia bisa jadi bahan pembicaraan warga dunia melalui media sosial. Apalagi jika ada yang merekam dan mengunggahnya. Otomatis tindakannya bakal viral.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana cara kita, sebagai wisatawan, menerapkan etika dalam berwisata?
Seperti kata pepatah,"di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung", sebaiknya kita mengikuti atau menghormati hukum, aturan, adat istiadat, dan kebiasaan yang berlaku di mana tempat kita berada.
Beberapa kebiasaan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan wisata bisa dirangkum sebagai berikut:
Ilustrasi sepatu buat traveling. Foto: Olena Yakobchuk/Shutterstock
Jika berwisata ke luar daerah atau ke luar negeri, pelajari norma dan kebiasaan masyarakat setempat. Terkadang beberapa tempat wisata ada yang mempunyai nilai suci dan diyakini oleh penduduk setempat. Penduduk setempat mungkin memberikan syarat pada wisatawan yang berkunjung untuk menggunakan pakaian sopan seperti tidak menggunakan celana pendek baik bagi laki-laki maupun perempuan, atau khusus perempuan harus sedang tidak dalam kondisi datang bulan.
ADVERTISEMENT
Jika baru pertama kali berkunjung ke destinasi wisata tersebut, sebaiknya mencari info sebanyak-banyaknya mengenai jam buka sekaligus tutup, harga tiket masuk atau HTM, dan aturan yang berlaku. Terkadang beberapa tempat wisata belum menerima pembayaran biaya HTM menggunakan alat digital. Untuk itu tidak ada salahnya menyiapkan alat pembayaran uang fisik tunai yang berlaku dan bisa diterima.
Melakukan kegiatan wisata tidak hanya menikmati pemandangan alam atau sekadar melihat tempat baru. Wisatawan juga bisa belajar adat istiadat setempat. Untuk itu tidak ada salahnya mempelajari sedikit bahasa setempat yang sederhana supaya bisa berkomunikasi akrab dan bisa beramah tamah dengan penduduk setempat.
Selanjutnya akan dibahas mengenai etika yang harus diterapkan ketika wisatawan sudah sampai ke destinasi wisata tujuan.
ADVERTISEMENT
Pertama, wisatawan yang datang berkunjung ke sebuah destinasi wisata posisinya adalah sebagai tamu. Untuk itu selain mematuhi aturan dari tuan rumah, wisatawan juga harus ikut menjaga kebersihan lingkungan.
Jika wisatawan datang ke suatu tempat yang kondisinya bersih, maka ketika meninggalkan tempat tersebut juga kebersihannya tetap harus terjaga dan tidak meninggalkan sampah sembarangan.
Kedua, ketika melakukan wisata terkadang wisatawan ingin mengambil video atau foto berkaitan dengan keunikan destinasi sebagai dokumentasi perjalanan. Untuk itu usahakan jika ingin mengambil foto atau video yang ada wajah penduduk setempat sebaiknya minta izin terlebih dulu pada yang bersangkutan.
Dilarang keras mengambil video atau foto yang memperlihatkan wajah orang lain tanpa seizin pemilik wajah. Hal ini bisa berakibat pada perbuatan tidak menyenangkan jika hasil video atau foto diunggah ke media sosial dan pemilik wajah keberatan terhadap publikasi wajah mereka.
ADVERTISEMENT
Untuk menyenangkan penduduk setempat, tidak ada salahnya jika wisatawan dengan senang hati berbagi rejeki dengan cara membeli cenderamata khas setempat. Jika wisatawan terlibat transaksi tawar menawar berkaitan pembelian barang dagangan berupa cenderamata penduduk setempat, lakukan cara menawar dengan sopan dan simpatik.
Tindakan membeli cenderamata buatan penduduk lokal setidaknya wisatawan ikut serta menggerakkan perputaran ekonomi setempat.
Selanjutnya jika telah selesai mengeksplorasi tempat wisata dan ingin pulang, maka wisatawan bisa pamit baik-baik pada penduduk setempat.
Setelahnya wisatawan bisa membagikan pengalaman berwisata kepada teman atau handai taulan dengan kesan yang positif. Tidak ada salahnya juga wisatawan membagikan tips yang harus dipersiapkan pada pengunjung wisata berikutnya mengenai apa saja yang harus dipersiapkan dan dibawa.
ADVERTISEMENT
Informasi ini tentunya sangat bermanfaat, khususnya bagi pengunjung wisata yang belum pernah sama sekali mengunjungi destinasi tersebut.
Jadi sebenarnya sangat mudah sekali untuk menjadi wisatawan santun dan beradab dengan cara menerapkan etika ketika melakukan kunjungan ke destinasi wisata. Selamat berwisata..