Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Deretan Korban Benzema
27 November 2017 19:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Bayu Indra Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
foto: Google.com
Delapan tahun lalu publik Santiago Bernabeu riuh menyambut kedatangan mega bintang Manchester United dalam bursa transfer kala itu. Cristiano Ronaldo resmi menjadi pemain Real Madrid dan membuat gempar publik sepakbola dengan transfer 80juta Euro. Semua mata tertuju pada mega bintang ketika dipresentasikan oleh Real Madrid, riuh penonton pun pecah ketika Ronaldo berteriak “HalaMadrid” yang merupakan jargon dari klub ibu kota Spanyol itu.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi yang datang kala itu bukan hanya megang bintang CR7. Salah satu penyerang Lyon, Karim Benzema yang turut merapat ke Santiago Bernabeu. Benzema menjadi teman transfer Ronaldo pada musim tersebut dan menjadikan variasi penyerang El Real yang saat itu dihuni oleh nama-nama yang sudah terbilang uzur. Sebut saja Raul Gonzales dan Ruud Van Nistelrooy.
Ditransfer dengan harga 41 juta Euro. Kedatangan Benzema bukan hanya menjadi solusi bagi lini depan El Real, namun juga menjadi mimpi buruk dari beberapa penyerang yang hilir mudik di ruang ganti Real Madrid. Sejak kedatangannya pada tahun 2009, posisinya tidak tersegeser sebagai penyerang Los Blancos, bahkan sejak kepelatihan Emanuel Pellegrini hingga kini ditukangi oleh Zinadine Zidane, Benzema belum tergeser posisinya.
ADVERTISEMENT
Semua bermula pada musim 2010-2011. Raul Gonzales terbilang pemain yang memiliki kenangan indah bersama Real Madrid dan para publik pendukungnya. Dianggap sebagai “prince” El Real. Posisinya sebagai penyerang utama tergeser dengan Higuain dan Benzema yang mulai nyetel dengen permainan El Real. Ditambah kala itu Madrid memiliki pelatih baru, Jose Mourinho. Sepanjang musim Benzema menorehkan 26 gol di semua kompetisi.
Bukan hanya Raul yang harus angkat kaki menuju klub barunya Schalke, pada musim yang sama. Salah satu striker ternama tim Oranje Belanda, Ruud Van Nistelrooy juga angkat kaki dan melipir ke Hamburg F.C. Ini menyisakan Higuain dan Benzema sebagai pilihan striker, serta mendatangkan Adebayor dimusim yang sama.
Memasuki 2011-2012. Adebayor yang datang kala itu baru memulai kiprahnya di musim lalu kemudian terdepak hanya bertahan satu musim dengan hanya menorehkan 7 gol di semua pertandingan. Lagi-lagi Benzema mampu bertahan dan bersaing dengan Higuain. Meski saat itu penyerang muda Alvaro Morata datang dari tim muda Madrid.
ADVERTISEMENT
Torehan 28 gol di semua pertandingan membuat posisinya kala itu belum tergeser meski pilihan utama masih jatuh pada Gonzalo Higuain. Memasuki musim 2012-2013 torehan gol Benzema tidak sementereng musim sebelumnya dan hanya 16 gol di semua kompetisi. Namun, hal tersebut tidak membuatnya tercoret dari daftar striker El Real, selain karena terikat kontrak.
Musim berikutnya Benzema effect mulai terlihat. Meski bukan pilihan utama pada musim lalu, ternyata persaingan striker El Real membuat salah satu dari Higuain dan Benzema angkat kaki. Alhasil pada musim 2013-2014, Higuain lah yang harus angkat koper dan merapat ke Italy, tepatnya Napoli.
Torehan 73 gol selama berbaju si putih tidak membuatnya bertahan cukup lama, sering digantinkan oleh Benzema dan mulai sering dicadangkan membuat Higuain kala itu mengakhiri kisanya bersama El Real. Minggatnya Higuain dari Santiago Bernabeu menambah daftar korban Karim Benzema. Ini otomatis membuat Benzema menjadi pilihan utama, termasuk saat mengantarkan Real Madrid meraih La Decima dan awal terbentuknya trio BBC ketika Gareth Bale datang, ini menyisakan Jese serta Morata sebagai pelapis Benzema.
ADVERTISEMENT
Catatan Benzema sebagai striker utama tidak terlalu buruk semenjak kepergian Higuain, dari 46 penampilannya di semua kompetisi, Benzema menorehkan 22 gol dan 14 assist. Ini membuatnya menjadi kepercayaan pelatih dan menjadikan Jese serta Morata sebagai penghias bangku cadangan. Efeknya tidak lama semusim berikutnya 2014-2015 Alvaro Morata resmi hengkang ke Juventus, meski dengan opsi pembelian kembali.
Gemerlap La Decima yang diraih musim lalu tidak membuat Morata menetap lama di El Real. Kerap dibangku cadangkan, Morata muda mencari menit bermain yang lebih banyak di tim lain. Juventus merupakan pilihannya.
Hijrahnya Morata menegaskan bagaimana Benzema effect bekerja setiap musimnya. Satu persatu striker Real Madrid silih berganti tidak mampu bersaing dengannya. Selama 3 musim berbaju El Real catatan Morata memang tidak terlalu mentereng hanya 11 gol saja.
ADVERTISEMENT
Hal menarik terjadi ketika Morata ditransfer ke Juventus dan Real Madrid meminjam striker Mexico Xavier Hernandez, atau yang akrab dipanggil Chicarito. Chicarito datang bukan untuk disingkirkan dengan mudah, karena performa terbilang cukup menjanjikan, sering tampil dari bangku cadangan. Chicarito kerap menjadi supersub dengan menciptakan gol setiap kali tampil.
Delapan gol sepanjang musim dalam semua kompetisi memang bukang torehan yang baik, namun, bila berawal dari bangku cadangan ini merupakan performa yang gemilang. Salah satu golnya dicetak saat perempat final Liga Champion melawan Atletico Madrid, dan menghantarkan Real Madrid ke semi final. Meski saat itu harus tunduk dari Juventus.
Benar saja, Chicarito yang dipinjam hanya semusim, tidak diperpanjang oleh El Real. Real Madrid lebih memilih untuk melepasnya karena telah memiliki Benzema dan Jese. Satu lagi korban Benzema bertambah.
ADVERTISEMENT
Secara statistik performa Benzema tidaklah terlalu mentereng, semenjak tergabung dalam trio BBC. Performa Benzema cenderung naik turun. Bahkan pada musim 2015-2016 Benzema tidak berhasil menyarangkan satu gol pun di Liga Champion.
Pindah ke musim 2016-2017, Jese yang kala itu sering menjadi pelapis Benzema akhirnya harus angkat kaki ke Paris. PSG yang kala itu mengikat Jese Rodriguez. 14 gol tercipta dari kaki sepanjang mengenakan logo El Real di dada. Meski tergolong tidak terlalu subur, Jese kerap menjadi kartu AS kala menjadi pemain pengganti, kecepatannya menjadikanya kerap merepotkan pemain belakang. Sayangnya Jese harus menjadi pemain kesekian yang kalah dari Benzema.
Hal menarik terjadi di musim berikutnya. Madrid yang musim 2016-2017 masih ditukangi oleh mantan pemainnya pada era 2000an, Zinadine Zidane. Membawa kembali Morata dari Juventus untuk menambah daya gedor, tak hanya itu. Pemain muda dari Real Madrid Castilla, Mariano Diaz juga promosi ke tim utama.
ADVERTISEMENT
Adanya Morata dan Mariano membuat Real Madrid memiliki 3 striker, namun tetap Benzema sebagai pilihan utama. Musim yang menakjubkan bagi Real Madrid karena berhasil “back to back” Liga Champion, hal yang belum pernah dilakukan oleh tim Eropa manapun semenjak berubah bentuk dan berubah nama kompetisi. Di balik riuhnya dan gemerlap perayaan Real Madrid karena berhasil menjuarai Liga Champion dua kali beruntun. Benzema kembali memakan korban.
Sepanjang musim Benzema memang menjadi pilihan utama Zidane dibanding Morata dan Mariano. Namun, torehan gol Benzema dan Morata sangat timpang, Benzema hanya menorehkan 11 gol di La Liga dalam 29 penampilan dan 5 gol di UCL dalam 13 penampilan, sementara Morata yang sering menjadi pemain pengganti terbilang lebih subur dengan 15 gol di Laliga dalam 26 penampilannya dan 3 gol dalam 9 penampilan di UCL.
ADVERTISEMENT
Meski catatan gol menunjukan Morata lebih mentereng, pelatih lebih sering menurunkan Benzema sebagai starter ketimbang Morata. Ini membuat Morata tidak nyaman dan akhirnya pada musim 2017-2018 Morata merapat ke Chelsea. Serta Mariano dijual ke Lyon.
Jika ditotal sekitar sepuluh striker yang datang dan pergi, namun Benzema tetap stay dan tidak tergantikan. Ini menjadi tanda tanya besar ketika klub dengan mudah melepas Morata ke Chelsea dan tetap mempertahankan Benzema yang secara statistik Morata lebih subur dibanding Benzema.
Apapun yang terjadi ini menjadi bukti bahwa Benzema telah menyingkirkan beberapa nama-nama besar striker kelas dunia. Hal tersebut karena Benzema dianggap duet ideal untuk Ronaldo yang membuatnya dipertahankan pelatih dan manajemen. Musim masih panjang dan sebentar lagi memasuki jendela transfer musim dingin. Menarik untuk melihat bagaimana performa Benzema, serta apakah manajemen akan mendatangkan striker baru untuk menjadi pesaing di lini depan sekaligus menambah daya gedor El Real.
ADVERTISEMENT