Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketika Cinta Mempermainkan Ku ( True love Story of "Tyo" - Part 5 - Selesai )
14 Februari 2017 15:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Bayu Priyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjuangan tak ada yang sia-sia. Kebahagiaan pasti akan datang pada waktunya.
ADVERTISEMENT
Sedih tak akan habis, air mata takkan kering walau terus menetes. Itu yang terus terpatri dalam diri Tyo. Tak akan ada gunanya jika ia terus meratapi kisah-kasihnya yang tak kunjung “berakhir” bahagia.
Tyo maju terus menapaki garis hidupnya. Kegagalan demi kegagalan cinta yang coba diraihnya tak menyurutkan langkah kakinya untuk terus mengejar cita dan cinta yang sejati. Kegalauan hidup dikesampingkan. Tyo lebih memilih melanjutkan kerja untuk kedua orang tua dan bagi adik serta kakaknya yang sedang mengejar mimpi pendidikannya. Teman-teman masa SMA dijadikan tempat Tyo melepaskan beban kehidupannya.
Ya, Tyo memang dikenal sejak masa masa SMA memiliki teman-teman yang cukup dekat, jika bisa diistilahkan sebagai sahabat. Mereka adalah Irman, Indro, Brian, Fahri, Dwi, Andre, Hasan, Bimo, dan Hendri. Kesemuanya bersama dengan Tyo sering menghabiskan waktu bersama. Memang tak bisa sesering seperti waktu SMA dulu. Diantara kesemuanya, hanya Tyo yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Namun kebersamaan masih bisa dirajut pada saat sahabat-sahabat Tyo libur kuliah. Persahabatan mereka terus terjalin hingga setiap dari mereka sudah lulus dan bekerja, bahkan berkeluarga. Dari kesepuluh orang sahabat tersebut, mereka mulai memiliki jodohnya masing-masing. Tinggal tersisa Tyo dan Indro yang belum menemukan tambatan hati.
ADVERTISEMENT
Namun berbeda dengan Tyo, Indro sudah memiliki kekasih yang sudah siap diajak menuju ke pelaminan. Gundah sudah pasti ada dalam diri Tyo, belum lagi pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul dari orang-orang terdekatnya. “Kapan nikah?” atau “sudah punya calon belum?”. Hal itu sudah menjadi hal biasa bagi Tyo. Ia hanya coba ‘pasrah’ dan tak melawan arus.
Alloh memang sudah punya rencana akan setiap mahluknya di dunia. Dan yakinlah bahwa akan indah pada waktunya.
Itu juga yang terjadi pada Tyo. Pada satu waktu ketika sedang berbincang dengan tetangga dekat rumahnya,Tyo “ditawari” jika ingin menikah, karena ada gadis saudara si tetangga yang tinggal di kampung juga sedang mencari sesosok suami idaman. Entah apa yang ada dalam benak Tyo, ia langsung meng-iya-kan, tapi dengan catatan akan didiskusikan dengan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Tyo segera pulang dan menyampaikan hal itu kepada Ibu dan Ayahnya di rumah. Sang Ibu seperti tidak percaya, langsung diyakinkan lagi apakah benar yang disampaikan oleh Tyo. Dengan penuh sadar Tyo menyampaikan, “jika ini memang jodohku Bu, pasti Ibu dan Ayah juga menyetujuinya. Maka silahkan Ibu dan Ayah yang mengenalnya terlebih dahulu”. Berangkatlah sang Bunda dan Ayah menemui sang Gadis desa. Dan langsung disetujui untuk kemudian direncanakan hari lamaran dan pernikahan.
Tidak sampai satu bulan setelah perkenalan, di langsungkanlah pernikahan Tyo dengan sang Gadis Desa yang bernama “Marini”. Marini, gadis desa yang “lugu” ternyata menjadi gadis yang selama ini “dijanjikan” Alloh bagi Tyo, pemuda yang penuh lika-liku cinta. Pernikahan di gelar di kampung Marini, yang harus ditempuh dengan perjalanan sekitar 3 jam dari rumah Tyo. Semua kelurga Tyo ikut mengiringi. Tak luput semua sahabat Tyo-pun rela meluangkan waktu disela-sela pekerjaannya untuk mengiringi pernikahan-nya.
ADVERTISEMENT
Dwi, Irman, Andre, Brian, Hasan, Bimo, Hendri, Hasan, Indro pergi bersama-sama dengan mengendarai kendaraan Hendri dan Andre tuk mendampingi Tyo di hari bahagianya. Jauh dan lelah tidak menjadi satu penghalang bagi mereka, demi melihat kebahagiaan salah satu sahabatnya.
Cinta punya caranya tersendiri untuk menyapa setiap insan, bisa langsung bahagia, bisa juga penuh lika-liku.
Cinta memang perlu diperjuangkan, tapi satu yang harus diyakini oleh kita semua. Bahwa cinta tak pernah membiarkan setiap kita menderita sampai akhir.