Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi islam
4 November 2024 9:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari bayu saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output, seperti barang atau jasa. Karena setiap manusia memproduksi sesuatu, produksi memiliki dampak positif yang berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia, terutama bagi manusia. Apa itu? Bisnis manusia bertujuan untuk meningkatkan bukan hanya keadaan material tetapi juga keadaan moral mereka. Dari perspektif Islam, produksi merupakan naungan untuk mencapai tujuan hidup yang dinyatakan dalam Islam, yaitu akhirat dan kesejahteraan duniawi.
ADVERTISEMENT
Salah satu prinsip utama produksi dalam islam adalah penggunaan sumber daya secara efisien dan bijaksana, mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan harus dikelola dengan baik. Selain itu, produksi harus dilakukan dengan niat yang baik, menghindari kegiatan yang merugikan orang lain, serta memperhatikan kebutuhan masyarakat. Setiap kegiatan produksi dalam Islam harus dilakukan dengan tujuan konsumen, yaitu seorang muslim yang mengonsumsi untuk mencari falah. Selain itu, produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Prinsip tersebut mendorong produsen untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk tanpa mengorbankan etika. Dengan demikian, hal ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar, tetapi juga untuk menciptakan kesejahteraan bersama dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sebab apalah arti hidup jika tidak bisa mensejahterakan satu sama lain atau bisa bermanfaat untuk orang lain,kita hidup juga saling membutuhkan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Tujuannya yaitu kemaslahatan semaksimal mungkin untuk konsumennya. Usaha produsen untuk mencapai maslahah yang maksimal dapat terwujud apabila produsen membuat produksinya sesuai syariat-syariat islam. Salah satu contoh paling penting yaitu menghindari produksi yang diharamkan dalam islam. Karena jika ingin memberikan kemaslahatan yang maksimal maka barang atau jasa yang diproduksi tentunya harus halal.
Memperoleh laba dari konsumen tidaklah dilarang dalam islam tetapi, Jika laba itu itu masih terbilang wajar dan tidak ada pengelabuhan didalam transaksi tersebut maka memperoleh laba dianggap sah dan tidak melanggar hukum dalam islam. Intinya antara produsen dan konsumen terbilang terbuka tidak ada yang ditutup-tutupi dan tidak ada yang dirugikan antara produsen dan konsumen.