Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Yogyakarta: Miskin, Klitih dan Peran Ayah
24 Januari 2023 10:40 WIB
Tulisan dari Bayu Susena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yogyakarta tercatat menjadi propinsi termiskin di Pulau Jawa. Kalimat ini akhir-akhir ini memenuhi berita online, sosial media dan media cetak. Data indeks kemiskinan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada September 2022 yaitu 11,49 %. Selain itu Upah Minimum Propinsi (UMP) di Yogyakarta juga tergolong kecil. Walaupun sudah dinaikkan oleh pemerintah. Tetapi masih ada gap pendapatan di Yogyakarta. Apalagi jika dibandingkan dengan pendapatan penduduk pendatang.
ADVERTISEMENT
Penduduk pendatang di Yogyakarta mempunyai pendapatan/gaji yang besar. Anak-anak kost atau mahasiswa luar kota Yogyakarta kadang diberikan uang saku bulanan oleh orang tuanya melebihi UMP Yogyakarta. Mahasiswa-mahasiswa tersebut membawa berkah bagi warga sekitar kampus. Ekonomi dan perputaran uang di sekitar kampus menjadi meningkat. Kost atau rumah kontrakan laku, jasa fotokopi, warung-warung laku sehingga sangat membantu warga Yogyakarta.
Kembali ke kemiskinan di Yogyakarta. Negara miskin identik dengan tingkat kejahatan yang tinggi. Kota miskin juga identik dengan kriminalitas yang tinggi. Nah apakah di Yogyakarta kriminilitas juga tinggi? Apakah Yogyakarta aman? Di beberapa akun media sosial misalnya info cegatan jogja (ICJ) dan merapi uncover terdapat info-info tentang penangkapan klitih.
Klitih merupakan istilah yang mengalami pergeseran makna. Makna sekarang menjurus ke negatif. Klitih menjadi kejahatan jalanan. Aksi kekerasan klitih biasanya menggunakan benda-benda tajam yang menyebabkan korban luka dan juga ada yang sampai meninggal dunia. Klitih mencari korban secara random alias siapa saja bisa menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan penulis, usia pelaku klitih itu masih dibawah umur. Pelaku klitih mencari jati diri yang salah. Pelaku klitih mencari eksistensi grup/kelompoknya. Klitih adalah luaran pola asuh keluarga yang salah. Kurang didikan orang tua. Peran keluarga sangat penting. Apakah orang tuanya terlalu sibuk mencari nafkah? Kerja keras mencari uang agar tidak miskin?
Kembali ke kemiskinan di Yogyakarta yang memaksa penduduknya untuk lebih kerja keras lagi dalam mencari uang. Sehingga para orang tua terlalu fokus mencari nafkah dan kadang melupakan pendidikan anak. Utamanya Ayah sebagai tulang punggung keluarga dan Ayah yang mempunyai kewajiban mencari nafkah.
Ayah harus mencari nafkah. Pendidikan anak juga merupakan kewajiban Ayah. Ayah jangan hanya mencari nafkah agar tidak miskin. Ayah tidak hanya membiayai pendidikan anak di sekolah-sekolah mahal di Yogyakarta. Ayah harus membuat harmonis keluarga. Rumah harus menjadi tempat ternyaman bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT
Di dalam Islam atau di Al Qur’an pendidikan anak selalu disandingkan dengan Ayah, bukan ke Ibu. Pedoman-pedoman mendidik anak selalu difokuskan kepada Ayah. Ayah mempunyai tanggung jawab besar kepada pendidikan akhlak anak. Bukan sekolah, bukan guru atau bukan tempat les. Ayah yang akan dimintai pertanggungjawaban pendidikan anak-anaknya.
Tiga aspek ini apakah berhubungan? Kemiskinan, Klitih dan Peran Ayah. Apakah kemiskinan dan UMP Yogyakarta yang rendah membuat klitih ada di Yogyakarta? Klitih ada karena Ayah sibuk mencari nafkah atau uang? Sibuk mencari nafkah membuat peran Ayah mendidik anak menjadi terabaikan sehingga menimbulkan klitih? Apakah jika Yogyakarta tidak menjadi Propinsi termiskin di Pulau Jawa, klitih akan hilang dengan sendirinya?