Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cerita Dokter BAZNAS dalam Melayani Masyarakat di Pedalaman Sulawesi
26 Mei 2021 10:37 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Badan Amil Zakat Nasional tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
"Hal pertama yang terpikirkan ketika akan ke sini adalah jaringan telekomunikasi , listrik, jalur, cuaca, dan bahasa. Beberapa kali saya menyusuri wilayah pedalaman di Sulawesi maupun di Papua pasti hal-hal seperti ini yang sering dipikirkan pertama kali,"
Begitulah yang ada di benak Kepala Klinik Rumah Sehat BAZNAS Parigi Moutong, dr. Kaslan, ketika menginjakkan kaki di Desa Lombok Barat yang berada di Puncak Pegunungan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah . Nama desanya memang Lombok Barat, tapi jangan terkecoh dan menganggapnya berada di Nusa Tenggara Barat.
Desa ini terletak di pegunungan dan berjarak 222 kilometer dari ibu kota Sulawesi Tengah, Palu. Sementara dari pusat pemerintahan Parigi Moutong jaraknya mencapai 174 kilometer. Bisa dibayangkan bagaimana jauhnya desa ini, selain lokasinya yang sangat sulit diakses lantaran berada di kawasan terpencil. Listrik dan jaringan telepon selular pun belum masuk ke daerah itu.
dr. Kaslan beserta tim dari Rumah Sehat BAZNAS tiba di desa Lombok Barat pada Sabtu, 22 Mei 2021. Tujuan kedatangannya adalah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga setempat. Kedatangan mereka disambut hangat oleh warga yang sudah menunggu.
"Sekeliling kami sudah menunggu anak-anak, orang tua dan bayi di teras rumah bidan desa, Kak Elis. Kami pun mulai bercengkrama dengan mereka walaupun dengan bahasa yang lebih banyak tidak kami pahami, tapi dengan bahasa tubuh, kami melihat mereka sangat senang dan antusias dengan kehadiran kami," katanya.
Bukan perkara mudah untuk tim BAZNAS dalam melakukan pemeriksaan kesehatan di sana. Dalam berkomunikasi kepada warga, tim BAZNAS harus menggunakan penerjemah untuk memahami maksud dan keluhan penyakit yang diderita.
Namun hal itu tak jadi persoalan berarti jika melihat antusiasme warga yang ingin memeriksakan kesehatannya. Bahkan, warga yang terdiri dari lansia, ibu hamil, orang dewasa, balita, dan bayi sudah menunggu kedatangan tim BAZNAS sejak pagi hari. Senyum tetap merekah di wajah mereka meski lama menunggu, dan baru bisa diperiksa sejak pukul 15.00 WITA. Tim BAZNAS pun dengan senang hati memberi layanan kesehatan kepada warga sekitar.
"Menjelang magrib, kami bersilaturahmi dengan masyarakat yang berada di sekitar masjid dan mengajak anak-anak untuk bersama-bersama ke masjid untuk salat magrib dan isya. Antusias mereka sungguh luar biasa, masjid dipenuhi oleh anak-anak dan pada kesempatan ini kami mengajak mereka semua untuk datang ke tempat ibu bidan besok pagi karena kami akan memberikan hadiah kepada mereka," kata dr Kaslan.
Keesokan harinya, dr Kaslan dan tim BAZNAS dibuat terkejut dengan kedatangan sekitar 50 anak-anak sejak pagi hari. Rupanya kabar akan diberi hadiah sudah tersebar yang membuat para anak tak sabar menunggu. Lantas mereka pun diberikan sikat gigi dan pasta gigi, hadiah yang dimaksud dr Kaslan.
"Kami mengajari mereka menyikat gigi yang baik dan benar. Masing-masing kami berikan sikat gigi dan pasta gigi, lalu kami bersama-sama belajar menyikat gigi. Setelah kami anggap mereka bisa melakukannya, satu persatu anak-anak ini kami bersihkan kukunya dan ajari mereka mencuci tangan hingga mereka pun bisa dan paham pentingnya kebersihan diri," kata dr Kaslan.
Saat kegiatan berlangsung, tiba-tiba datang warga dari gunung seberang yang berbondong-bondong ingin diperiksa kesehatannya. Kabar kedatangan tim BAZNAS yang mengadakan aksi layanan kemanusiaan telah tersebar ke desa sebelah. Mereka pun tidak melewatkan kesempatan itu.
"Bahkan ada yang berjalan kaki berkilo-kilo meter dari gunung seberang untuk datang berobat, dalam kondisi hujan ibu-ibu menggendong bayinya untuk datang kepada kami. Seketika tempat kami dibanjiri oleh masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan," ujar dr Kaslan.
Kegiatan pemeriksaan kesehatan itu akhirnya berlangsung lancar hingga selesai. Warga setempat menyambut baik kedatangan tim BAZNAS yang telah memberi layanan kesehatan di tempat mereka. Dengan begitu, banyak masyarakat yang terbantu dan telah diedukasi terkait pola hidup sehat dan bersih. Tim BAZNAS pun bersyukur mampu menjalankan amanah dengan baik.
"Suatu kehormatan yang luar biasa, kami bisa diterima dengan sangat baik di tempat ini, banyak pelajaran berharga yang kami petik dari kesempatan selama dua hari ini," ujar dr Kaslan.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan, M.A, menyebut aksi yang dilakukan tim BAZNAS di sana dilakukan dengan pendekatan humanis , dengan tujuan mulia yakni membantu masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan dan kesehatannya. Menurut Saidah, masyarakat setempat masih memegang erat aturan adat istiadat yang turun temurun dari leluhur. Lalu, dengan adanya peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan , ekonomi dan agama, serta pendekatan-pendekatan yang lebih humanis, diharapkan permasalahan itu bisa terselesaikan dengan baik.
Saidah juga mengapresiasi dedikasi dan perjuangan tim Rumah Sehat BAZNAS yang telah membantu masyarakat di mana pun berada, termasuk di lokasi terpencil.
"Melalui Rumah Sehat BAZNAS, kami berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada seluruh mustahik, termasuk di daerah bencana maupun terpencil. Hal ini demi menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang," katanya.
Selain aktif dalam mengadakan pelayanan pengobatan gratis, Rumah Sehat BAZNAS juga intens mengadakan berbagai aksi sosial lainnya, seperti sunatan massal, penyuluhan ibu hamil, pemberian makanan tambahan untuk balita, penyaluran air bersih dan wastafel ke berbagai daerah, program hidup bersih sehat, operasi katarak gratis, dan aksi sosial lainnya. Berbagai aksi positif ini ditujukan bagi kalangan yang kurang mampu, mereka yang kerap mengalami kesulitan ketika ingin berobat. Di masa pandemi COVID-19 yang melanda dalam setahun terakhir ini, Rumah Sehat BAZNAS juga sering mengadakan pembagian masker dan alat kebersihan diri, serta program swab antigen gratis guna mencegah penularan virus.
"Saat ini Rumah Sehat BAZNAS tersebar di beberapa kota, seperti Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, Makassar, Pangkalpinang, Parigi Moutong. Selanjutnya RSB juga akan dibuka di Palu, Berau, dan Papua," kata Saidah.
Saidah juga menyampaikan terima kasih kepada para muzaki yang telah memercayakan dana zakat, infak, dan sedekahnya (ZIS) melalui BAZNAS untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, termasuk lewat berbagai lembaga program yang dimiliki BAZNAS, termasuk Rumah Sehat BAZNAS yang berfokus ke bidang kesehatan.
"Terima kasih kepada para muzaki yang saling membantu hingga kita bersama bisa saling menjaga dalam masa-masa sulit. Melalui dana ZIS yang disalurkan, BAZNAS selalu berkomitmen untuk terus membantu masyarakat yang membutuhkan tanpa pandang bulu," pungkas Saidah.