Adakah Standar Kapan Seorang Anak Harus Bisa Mulai Berjalan?

Konten Media Partner
5 Februari 2023 14:25 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Milestone dikembangkan sebagai alat untuk memantau perkembangan anak, tetapi banyak orang tua merayakannya sebagai pencapaian tersendiri.
zoom-in-whitePerbesar
Milestone dikembangkan sebagai alat untuk memantau perkembangan anak, tetapi banyak orang tua merayakannya sebagai pencapaian tersendiri.
Lihatlah konten-konten seputar parenting di media sosial, dan Anda akan segera menemui posting tentang apa-yang-disebut milestone alias tonggak perkembangan anak—menandai usia ketika seorang bayi mulai merangkak, duduk, atau berjalan.
Tidak hanya di media sosial, tahap perkembangan anak menjadi sesuatu yang dirayakan—atau bikin stres. Sebuah survei di AS baru-baru ini, misalnya, menemukan bahwa sekitar enam dari 10 orang tua khawatir bayi mereka tidak bisa mencapai milestone perkembangannya.
Namun, tidak banyak yang tahu apa yang seharusnya terjadi, dan kapan. Orang tua lain mungkin akan mengambil pendekatan sebaliknya dan tidak terlalu memperhatikan waktu sang anak menguasai kemampuan baru, percaya bahwa mereka akan berkembang dengan kecepatannya sendiri.
Yang menimbulkan pertanyaan: apa gunanya milestone dan bagaimana seharusnya orang tua menggunakannya? Apakah milestone itu adalah alat yang penting untuk membantu kita mengenali sejak awal bila ada sesuatu yang keluar jalur? Ataukah mereka sekadar cara lain bagi orang tua untuk "balapan" dengan satu sama lain?
Jawabannya bergantung, sebagian, pada apa tepatnya yang kita maksud dengan milestone. Mula-mula, alasan para pakar kesehatan menganggapnya penting bisa jadi berbeda dari para orang tua.
“Pada level yang sangat konkret, milestone adalah deskripsi perilaku seorang anak yang menurut orang tua bisa atau tidak bisa dilakukan oleh anaknya,” kata Chris Sheldrick, profesor riset madya di Universitas Boston yang berfokus pada protokol skrining pediatri.
Dia menggarisbawahi makna harfiah kata itu sendiri. Jika Anda mengikuti balapan lari 10 kilometer, pada 5 kilometer akan ada sebuah penanda: milestone. Dengan definisi itu, pada awal balapan, tidak ada yang melaluinya. Pada akhir balapan, semua orang sudah melaluinya.
Mengecek kemajuan bayi individu dengan penanda-penanda ini dapat membantu tenaga kesehatan menilai perkembangan mereka. Namun karena orang tua adalah pihak yang paling mengenal anak mereka, ada baiknya bila mereka tahu gambaran kasar tentang kapan bayi cenderung melakukan aktivitas tertentu untuk pertama kali, kata para pakar (meski gagasan tentang perkembangan tipikal bukanlah hal yang mutlak, yang akan kita bahas kemudian).
Ketika orang tua berleha-leha dengan milestone—berasumsi bahwa anak mereka belum belajar merangkak atau berjalan karena punya kepribadian yang lebih santai, misalnya—mereka barangkali melewatkan penjelasan lain, kata para pakar kesehatan.
Milestone dapat digunakan untuk menemukan masalah tersembunyi, dan memberikan dukungan yang tepat sejak dini.
“Memang ada anak-anak yang kepribadiannya memengaruhi perkembangan mereka. Jadi mereka mungkin anak-anak yang cenderung mencapai (milestone) lebih lambat,” kata Kaitlin Rickerd, terapis fisik anak di New York.
“Namun ketika itu mulai keluar dari rentang yang diperkirakan, biasanya ada sesuatu yang perlu ditangani. Ada alasannya, tak peduli besar atau kecil.”
Keterlambatan perkembangan adalah hal yang umum, dialami oleh satu dari enam anak di AS. Keterlambatan dengan sendirinya tidak menandakan adanya kondisi medis—satu studi telaah terhadap 404 anak berusia 18 bulan yang belum bisa berjalan sendiri mendapati bahwa dua-pertiga dari mereka tidak menderita patologi apa pun, misalnya.
Namun, ketika ada masalah, melakukan intervensi seawal mungkin sangatlah penting. Terlambat berbicara, misalnya, bisa jadi penanda autisme, sedangkan terlambat berjalan bisa jadi merupakan tanda cerebral palsy. Mengenali perbedaan tersebut di awal dapat membantu orang tua memahami dan mendukung perkembangan unik anak mereka.
“Kita tahu bahwa dalam tiga tahun pertama kehidupan, tingkat pertumbuhan otak, tingkat pembelajaran, dan banyaknya milestone yang dicapai seorang anak begitu besar – yang juga berarti jendela terbaik kita untuk turun tangan dan membuat perbedaan,” kata Rickerd.
Namun milestone lebih dari sekadar alat untuk menemukan masalah tersembunyi, ujarnya. Setelah bekerja di klinik anak bersama anak-anak yang lebih tua, dia menyadari bahwa kegagalan untuk menguasai satu keterampilan dapat menyebabkan efek domino.
Misalnya kesulitan memegang pensil untuk menulis: ini dapat berhubungan dengan kelemahan di lengkungan tangan anak, yang bisa jadi akibat tidak latihan menahan beban di masa bayi, baik dengan merangkak atau tengkurap (tummy time), Rickerd menjelaskan.
Pandangan profesional tentang milestone sebagai alat skrining berbeda dari cara beberapa orang tua memandang milestone dalam kehidupan sehari-hari: sebagai indikator prediktif, kadang-kadang kompetitif, suatu kemampuan atau bakat.
Memang, ada beberapa bukti ilmiah bahwa mencapai milestone tertentu lebih awal dapat menjadi indikasi kecerdasan yang lebih tinggi atau memperoleh lebih banyak pendidikan di kemudian hari. Namun, kata Sheldrick, ini benar bagi seluruh populasi, bukan anak-anak spesifik.
Kalau ada kesempatan satu-banding-sejuta untuk menjadi pemain sepak bola profesional bagi seorang anak yang bisa berjalan lebih awal, bila anak tersebut berkembang secara tipikal, itu mungkin satu anak dari 900.000, ujarnya.
Tonggak perkembangan mana yang ditandai dan dirayakan dapat sangat bervariasi antar budaya dan bahkan antar keluarga.
Dan memaksa anak-anak untuk mencapai tonggak perkembangan bisa berdampak negatif. Ada bukti bahwa penggunaan alat bantu seperti baby walker dan jumper dapat menghambat perkembangan motorik, misalnya.
Bahkan metafor balapan dengan penanda di setiap kilometernya tidak sepenuhnya cocok dengan realitas kompleks perkembangan manusia, Sheldrick menekankan.
Kalau Anda menonton balapan, Anda tahu pelari mana yang berada persis satu kilometer di belakang tonggak 5 kilometer. Anda dapat memperkirakan kapan mereka akan melewatinya. Dan ketika mereka melewatinya, Anda tahu momen persis ketika itu terjadi. Dan, setiap pelari yang menyelesaikan balapan pasti akan mencapainya pada suatu waktu.
Tonggak perkembangan anak tidak sejelas ini. Konsep ini juga tidak universal. Interpretasi dan definisinya bisa sangat berbeda antar budaya – dan bahkan antar keluarga.
“Contoh yang bagus adalah ‘Apakah anak Anda sudah bisa jalan?’,” kata Sheldrick. “Apa maksudnya ‘berjalan’? Bisakah si kecil berjalan sejauh 100 meter? Bisakah dia berjalan sampai ke kolam dan balik lagi? Ataukah baru beberapa langkah saja?”
Karena kebingungan ini, alat skrining terbaru, seperti milestone yang baru-baru ini dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Akademi Pediatri Amerika (AAP), menggunakan bahasa yang lebih spesifik.
Hal yang bikin lebih rumit lagi ialah anak-anak tumbuh dengan cepat. Seorang anak yang belum bisa berjalan pada usia 18 bulan, mungkin akan bisa berlari pada 19 bulan. Tetapi jika si anak hanya dites pada usia 18 bulan, mereka dapat diidentifikasi sebagai tidak “dalam jalur”.
Kemudian ada persoalan pengukuran. Bagaimana Anda memutuskan kapan sesuatu “harus” terjadi? Dan data apa yang mendasari itu?
Perubahan baru-baru ini pada daftar tahap perkembangan anak CDC dan AAP menyoroti banyak persoalan ini.
Selama hampir 20 tahun, seperti banyak daftar tahap perkembangan resmi lainnya, mereka mendasarkan milestone pada persentil 50 – jika 50% anak-anak dapat melakukan sesuatu pada usia tertentu, itulah usia yang dijadikan tonggak.
Ini berarti bahwa 50 persen pengasuh lainnya mungkin tidak perlu khawatir. Daftar itu juga mendorong dokter anak untuk mengambil pendekatan “wait and see” untuk anak-anak yang belum mencapai milestone, yang kadang-kadang menjadi bumerang.
“Orang tua anak-anak dengan disabilitas melaporkan penundaan dalam identifikasi karena mereka diberi tahu untuk menunggu, bahwa anak-anak berkembang dengan cara berbeda, dan sebagian anak butuh waktu lebih lama dari yang lain,” tulis para ilmuwan yang terlibat dalam perubahan tersebut.
Akibatnya, pada awal 2022 CDC mengganti tolok ukurnya ke persentil 75. Namun risikonya sekarang berbalik: dengan penetapan usia yang lebih mundur, keluarga juga dapat menyadari keterlambatan perkembangan anak belakangan. Kemudian ada pertanyaan tentang dari mana datangnya ekspektasi ini.
Seorang anak laki-laki di Chiapas, Meksiko, menumpuk kayu bakar – yang bagi beberapa keluarga merupakan milestone penting.

Perbedaan budaya

Secara historis, ada relatif sedikit data tentang anak-anak dalam populasi yang besar dan milestone.
Pada Abad 20, psikolog Arnold Gesell pertama kali mengkuantifikasi tonggak perkembangan motorik dengan mengamati bayi-bayi dari keluarga kulit putih, kelas menengah dari New Haven, Connecticut dan menjabarkan perilaku, gerakan, dan ekspresi mereka seiring waktu.
Sejak itu, banyak bukti ilmiah tentang milestone berdasarkan pada populasi di Barat. Namun tahapan awal perkembangan anak bisa sangat berbeda di budaya lain.
Di Tajikistan, misalnya, adalah umum membedung bayi hingga umur dua tahun dan meninggalkan mereka di buaian, bahkan saat bangun. Anak-anak Tajik menguasai kemampuan motorik mereka belakangan dibandingkan anak-anak di Barat. Namun mereka tampaknya tidak menunjukkan dampak buruk jangka panjang.
Di sisi lain, di suku Efe di Republik Demokratik Kongo, balita berusia 11 bulan saja sudah menggunakan golok untuk memotong buah. Sepertinya aman bila mengatakan itu tidak termasuk dalam daftar CDC—atau orang tua di AS tidak pernah khawatir apakah bayi mereka dapat melakukan ini.
Ekspektasi orang tua juga berbeda-beda. Satu studi dari tahun 1997 menemukan, misalnya, bahwa sementara orang tua di Eropa-Amerika berpikir anak-anak harus sudah bisa makan sendiri pada usia 13,7 bulan, menurut orang tua di Puerto Rico usia yang tepat ialah 19 bulan.
Para staf di Unicef baru-baru ini merasakan kompleksitas budaya ini dengan mata-kepala sendiri. Salah satu poin dari Sustainable Development Goals PBB ialah semua anak harus berkembang sesuai jalur. Akibatnya, Unicef harus mengembangkan instrumen yang dapat digunakan oleh setiap negara.
Pertanyaannya, kata penasihat senior Unicef Claudia Cappa, adalah, “Dapatkah kita menentukan sesuatu yang sepadan dengan standar pertumbuhan Dapatkah kita menentukan seperti apa anak yang ‘tipikal’ itu?”
Upaya tersebut, yang dilakukan dengan kerja sama 200 kantor statistik nasional, dokter anak, dan pakar perkembangan anak, memakan waktu lima tahun. Salah satu tantangan terbesarnya ialah membuat pertanyaan yang universal.
Di daerah rural Meksiko, misalnya, staf Unicef mengatakan masyarakat akan kebingungan jika mereka bertanya apakah seorang anak bisa menumpuk balok. Orang-orang akan lebih paham jika mereka bertanya apakah seorang anak bisa menumpuk kayu bakar.
Dalam satu studi yang menyoroti pentingnya perspektif lintas budaya, para peneliti mengkritik cara pandang konvensional tentang tonggak perkembangan.
Milestone motorik adalah tonggak perkembangan bagi pendekatan ‘anak utuh’ pada pertumbuhan,” tulis mereka. “Milestone motorik hanyalah versi persepsi tentang kemampuan apa yang penting; mereka adalah konvensi budaya, bukan hal yang universal.”
Dewasa ini, para pakar perkembangan anak biasanya sadar akan batasan ini—dan mereka berusaha untuk mengoreksinya. Daftar CDC yang diperbarui, misalnya, menggunakan sumber seperti studi terhadap hampir 5000 anak di Argentina, India, Afrika Selatan, dan Turki.
Tapi tetap saja, masih tersisa pertanyaan: berapa banyak data, dan berapa banyak budaya, yang perlu terrepresentasikan supaya suatu daftar milestone bisa benar-benar “universal”? Dan apakah itu hal yang mungkin?
Bagi para orang tua, barangkali penting untuk diingat bahwa milestone dimaksudkan untuk membantu—bukan bikin gelisah.
Milestone itu penting. Mereka patut diperhatikan,” kata Shedrick. “Jika ada sesuatu yang membuat Anda khawatir, saya akan mencari tahu lebih lanjut. Tapi jangan panik.”
Bagaimanapun, hidup itu “panjang dan rumit”. Dan kemungkinan besar tidak akan ditentukan oleh apakah Anda mulai berjalan di usia 18 bulan atau 20 bulan.
Anda dapat membaca versi bahasa Inggris artikel ini, What parents get wrong about childhood 'milestones', di BBC Future.