Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Aksi Protes di Iran: Mahasiswa Melakukan Aksi Mogok, Menuntut Pembebasan Mahasiswa yang Ditahan
2 November 2022 17:15 WIB
Aksi Protes di Iran: Mahasiswa Melakukan Aksi Mogok, Menuntut Pembebasan Mahasiswa yang Ditahan
David Gritten
BBC News
Mahasiswa di Iran melakukan aksi duduk massal untuk mendukung protes anti-pemerintah, meskipun pihak berwenang semakin intensif melakukan tindakan keras.
Video dan foto yang diunggah secara daring menunjukkan para mahasiswa berkumpul di koridor, halaman, dan jalan di kampus-kampus di Teheran dan kota-kota lain.
Beberapa dari mereka memegang selebaran yang bertuliskan: tidak akan ada kelas sampai para mahasiswa, yang ditangkap saat melakukan aksi protes, dibebaskan.
Aktivis mengatakan sebanyak 300 orang ditahan sejak kerusuhan terjadi pada enam minggu lalu.
Aksi protes itu dipicu oleh kematian seorang perempuan muda dalam tahanan, yang dituduh oleh polisi moral menggunakan hijabnya “secara tidak benar”.
Baca juga:
Sejak saat itu, aksi mereka berkembang menjadi salah satu tantangan paling serius bagi pemimpin agama di negara itu, sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Pada Selasa, Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia Iran (HRANA) mengunggah foto-foto yang mereka sebut sebagai aksi mogok oleh mahasiswa di beberapa universitas di ibu kota, termasuk Universitas Teknologi Sharif, Universitas Al-Zahra khusus perempuan, dan Universitas Teknologi Amir Kabir.
Sebuah video aksi duduk di Universitas Shahid Beheshti menunjukkan sekelompok orang meneriakkan dan memegang lembaran selebaran yang bertuliskan bahwa aksi duduk itu "untuk para mahasiswa yang dipenjara".
BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal.
Aksi duduk serupa terjadi di universitas-universitas di pusat kota Yazd dan Isfahan, dan di kota di sebelah selatan, Shiraz.
Sementara itu, di kota bagian timur laut, Sanandaj, mahasiswa perempuan di Universitas Ilmu Kedokteran Kurdistan terekam kamera sedang melambaikan hijab mereka di udara dan meneriakkan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan" - slogan yang sering diteriakkan dalam aksi protes tersebut.
Ketika aksi mogok massal terjadi, saluran Telegram Students United melaporkan penangkapan dua mahasiswa di Universitas Amir Kabir pada Selasa.
HRANA juga mengatakan tiga orang telah ditangkap pada Senin di Universitas Islam Azad Shiraz, dan yang keempat di kota barat daya Zahedan.
"Universitas harus dilindungi dan menjadi ruang yang aman bagi mahasiswa," cuit Azar Mansouri, seorang aktivis hak-hak perempuan dan ketua Partai Persatuan Rakyat Islam Iran yang pro-reformasi.
Aksi protes juga terus berlanjut di luar universitas, yang mendapat perlawanan dari pasukan keamanan berupa tindakan keras.
Kelompok aktivis oposisi 1500 tasvir mengunggah video yang katanya menunjukkan pasukan keamanan menembakkan granat kejut dan mengeluarkan ancaman melalui pengeras suara.
Itu dilakukan untuk menghentikan penghuni blok apartemen di distrik Ekbatan Teheran meneriakkan slogan-slogan anti-kemapanan dari jendela mereka di malam hari.
BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal.
Dalam satu video, seorang petugas keamanan terdengar mengatakan, "Kami bahkan akan memenggal kepala istri dan anak-anak kami sendiri jika perlu."
Pada Senin, HRANA melaporkan sekitar 287 orang, termasuk 46 anak-anak, telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak aksi protes dimulai.
Sebanyak 14.160 pengunjuk rasa lainnya telah ditahan.
Sebuah surat kabar yang dikelola pemerintah melaporkan 35 personel keamanan telah dibunuh oleh apa yang digambarkan pihak berwenang sebagai "perusuh" yang didukung asing.
Kepala jaksa di Teheran mengumumkan, pada Senin, bahwa persiapan persidangan massal terhadap 1.000 orang yang didakwa melakukan “tindakan sabotase” sedang berlangsung, termasuk pembunuhan penjaga keamanan dan orang yang melakukan pembakaran.