Ana Montes, Mata-Mata Tersohor Kuba yang Dijuluki Intel 'Paling Merusak' di AS

Konten Media Partner
12 Januari 2023 16:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ana Montes ketika ditangkap oleh FBI pada 2001.
zoom-in-whitePerbesar
Ana Montes ketika ditangkap oleh FBI pada 2001.
Ana Montes, seorang mata-mata untuk pemerintah Kuba yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara di Amerika Serikat, telah tiba di negara asalnya, Puerto Rico.
Dalam sebuah pernyataan, Montes berujar dia sedang menikmati kehidupan pribadinya.
Montes menghabiskan 20 tahun dalam penjara setelah diketahui menjadi mata-mata untuk Kuba selama dua dekade.
Perempuan 65 tahun ini disebut sebagai salah satu "mata-mata paling merusak" oleh seorang pejabat Amerika Serikat.
Aksinya itu dilakukan ketika ia menjabat sebagai pegawai di Badan Intelijen Pertahanan AS pada 1985 dan telah mengungkap secara signifikan operasi intelijen Amerika di Kuba.
Selama berada di badan tersebut, rekan-rekannya yang tidak mengetahui tentang aksi mata-matanya, menjulukinya "Ratu Kuba" karena keahliannya di lapangan.
Dia ditangkap pada 2001 oleh FBI, hanya 10 hari setelah serangan 9/11.
Kepala kontra-intelijen di bawah Presiden George W Bush, Michelle Van Cleave, pada 2012 lalu mengatakan bahwa Montes telah membocorkan segalanya yang AS tahu tentang Kuba dan bagaimana cara mereka beroperasi di Kuba.
"Jadi orang Kuba sangat menyadari semua yang kami ketahui tentang mereka dan bisa menggunakannya untuk keuntungan mereka. Selain itu, Montes bisa memengaruhi pandangan tentang Kuba dalam percakapan dengan rekan kerjanya," kata Michelle Van Cleave
"Dia juga menemukan kesempatan untuk memberikan informasi yang ia peroleh ke pihak lain," tambahnya.
Setelah penangkapannya, Montes dituduh memberikan identitas empat mata-mata AS dan banyak materi rahasia AS. Dia pun dijatuhi hukuman 25 tahun penjara. Hakim yang memimpin sidang menuduh Montes membahayakan bangsa secara keseluruhan.
Namun, tidak seperti mata-mata terkenal lainnya yang tertangkap selama Perang Dingin, Montes didorong oleh ideologi, bukan keuntungan pribadi.
Dia setuju bekerja untuk intelijen Kuba, sebagian alasannya karena ia menentang aktivitas pemerintahan Presiden AS, Ronald Reagan, di Amerika Latin.
Ana Montes setelah bebas dari penjara.
Sebuah laporan dari inspektur jenderal Departemen Pertahanan menemukan, Montes diyakini marah atas dukungan AS kepada Contras Nikaragua, kelompok pemberontak sayap kanan yang diduga melakukan kejahatan perang dan kekejaman lainnya di negara itu.
Montes awalnya didekati oleh seorang mahasiswa di Universitas Johns Hopkins pada 1984 setelah mengungkapkan kemarahannya atas tindakan AS di Nikaragua.
Dia kemudian diperkenalkan dengan seorang agen intelijen Kuba, dan saat makan malam di Kota New York, Montes tanpa ragu setuju bekerja melalui Kuba untuk 'membantu' Nikaragua.
Setelah melakukan perjalanan ke Havana pada tahun berikutnya untuk pelatihan, dia bergabung dengan Badan Intelijen Pertahanan (DIA), di mana dia akhirnya menjadi analis senior organisasi tersebut pada pemerintahan komunis di sana.
Selama hampir dua dekade Montes bertemu dengan 'penghubung' Kuba setiap beberapa minggu di restoran di Washington DC dan mengirim pesan kode yang berisi informasi rahasia untuk mereka melalui penyentara atau pager.
Ia menerima perintah dari seseorang melalui transmisi yang dikirim melalui radio gelombang pendek.
Montes akhirnya ditahan pada September 2001 setelah pejabat intelijen AS menerima petunjuk bahwa seorang pegawai pemerintah tampaknya menjadi mata-mata Kuba.
Salah satu agen FBI yang menangkapnya mengatakan, Montes tampak tabah saat ditangkap.
Montes bakal tetap berada di bawah pengawasan selama lima tahun setelah pembebasannya dan penggunaan internetnya akan dipantau.
Dia juga dilarang bekerja untuk pemerintah atau menghubungi agen asing tanpa izin.
Namun, Pete Lapp salah satu agen FBI yang menangkap Montes, mengatakan kepada CBS News bahwa menurutnya tidak mungkin Montes berupaya menjalin kontak lagi dengan agen intelijen di Kuba.
"Bagian hidupnya itu sudah berakhir," kata Lapp.
"Dia telah melakukan apa yang harus dilakukan. Saya tidak yakin dia mempertaruhkan kebebasannya," pungkasnya.