Konten Media Partner

Apa Itu Infeksi Saluran Pernapasan Polimikroba yang Dialami Paus Fransiskus?

19 Februari 2025 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Apa Itu Infeksi Saluran Pernapasan Polimikroba yang Dialami Paus Fransiskus?

Apa Itu Infeksi Saluran Pernapasan Polimikroba yang Dialami Paus Fransiskus?
zoom-in-whitePerbesar
Vatikan melaporkan Paus Fransiskus didiagnosis dengan pneumonia, infeksi saluran pernapasan polimikroba, dan kondisi kesehatannya saat ini sedang "kompleks".
Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, menderita pneumonia yang dikenal sebagai paru-paru basah, dan telah dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma, Italia, pada Jumat (14/02) untuk menjalani perawatan dan tes bronkitis.
"Tes CT Scan yang dilalui oleh Bapa Suci menunjukkan pneumonia di kedua paru-paru, yang memerlukan terapi pengobatan tambahan," kata Vatikan.
Vatikan menambahkan hasil tes laboratorium dan tes rontgen di bagian dada Paus "menunjukkan kondisi yang kompleks".
Vatikan menyebut bahwa Paus Fransiskus akan dirawat di rumah sakit selama diperlukan.
"Hasil pengujian yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir, termasuk hari ini, menunjukkan adanya infeksi polimikroba pada saluran pernapasan, yang menyebabkan perubahan baru dalam pengobatan," demikian laporan Vatikan yang dikutip BBC News Brasil.
"Semua pengujian yang dilakukan hingga saat ini menunjukkan gambaran klinis yang kompleks, yang akan memerlukan perawatan di rumah sakit yang tepat."
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Sebelum dirawat di rumah sakit pekan lalu, Paus mengalami gejala bronkitis selama beberapa hari dan tidak dapat membaca pidato di salah satu acaranya.
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, mengatakan kepada wartawan bahwa Paus Fransiskus dalam suasana hati yang baik, terlepas dari kondisi yang dialami.
Paus menghabiskan waktu dengan "membaca, rehat dan berdoa".

Apa itu infeksi saluran pernapasan polimikroba?

Istilah polimikroba yang digunakan untuk diagnosis ini menunjukkan bahwa infeksi tersebut disebabkan oleh lebih dari satu agen mikroba, seperti virus, jamur atau bakteri.
"Infeksi polimikroba dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk saluran pernapasan," jelas Renato Kfouri, wakil presiden Masyarakat Imunisasi Brasil.
"Ini adalah koinfeksi, yaitu adanya beberapa mikroorganisme yang menyebabkan infeksi," tambahnya.
Dalam kasus Paus, tidak diungkapkan agen mana yang menyebabkan kondisi tersebut.

Baca juga:

Diagnosis bronkitis sebelumnya, meskipun tidak memberikan rincian spesifik tentang asal-usul kondisi tersebut, dapat berkontribusi terhadap memburuknya kekebalan secara umum, seperti yang dijelaskan oleh Ricardo de Amorim Corrêa, presiden Masyarakat Pulmonologi dan Tisiologi Brasil (SBPT).
"Hal ini karena, setelah timbulnya peradangan [bronkitis], lingkungan di bronkus menjadi kondusif bagi invasi kuman, terutama ketika kerusakan yang disebabkan oleh virus mendukung pertumbuhan bakteri," ujar Corrêa.
"Oleh karena itu, bronkitis akut dapat disebabkan oleh mikroba dan faktor non-infeksi, dan infeksi bakteri dapat muncul sebagai komplikasi."
Menurut Corrêa, orang lanjut usia jauh lebih rentan terhadap kondisi tersebut karena adanya penurunan alami respons imun, baik pada sistem imun umum maupun respons lokal pada bronkus.
Paus berisiko mengalami infeksi paru-paru karena mengalami kondisi pleuritis, peradangan pada selaput pembungkus paru-paru atau pleura, dan sebagian dari salah satu paru-parunya diangkat.
Fakta bahwa Paus Fransiskus pernah mengalami komplikasi paru-paru di masa mudanya membuat kondisi kesehatan yang dialami saat ini menjadi lebih rumit.
"Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, karena peradangan pada bronkus [saluran yang membawa udara ke paru-paru] dapat mengurangi aliran udara ke paru-paru," kata Corrêa.

Baca juga:

Pasien, lanjutnya, perlu memiliki cadangan ventilasi yang baik, yaitu kemampuan bernapas dengan cukup untuk mengatasi peningkatan permintaan dan keterbatasan yang disebabkan oleh peradangan.
"Jika pasien sudah mengalami gangguan pada sebagian bronkusnya, masalahnya mungkin lebih serius," tegas Corrêa.
Corrêa mencontohkan, pasien mungkin mengalami kesulitan menyerap oksigen dengan baik karena peradangan dan dalam tertentu, mungkin perlu menggunakan oksigen tambahan.
"Jika kondisinya memburuk, mungkin perlu menggunakan ventilasi mekanis", jelas Corrêa.

Bagaimana metode diagnosis infeksi polimikroba?

Untuk mendiagnosis infeksi polimikroba, beberapa metode dapat digunakan.
Metode yang paling umum adalah dengan mengumpulkan sampel dahak, karena peradangan pada bronkus meningkatkan sekresi lendir—yang berfungsi membuang agen penyebab.
"Sekresi ini umumnya mengandung sel-sel inflamasi, yang membuatnya berwarna kekuningan atau kehijauan."
"Dengan membudidayakan sekresi ini, kita dapat mengidentifikasi agen yang bertanggung jawab atas infeksi," jelas Corrêa.
Namun, mengidentifikasi virus cenderung rumit, kata ahli.
"Itulah sebabnya metode PCR digunakan [seperti yang dilakukan untuk Covid-19 dan influenza] yang memungkinkan identifikasi materi genetik dari virus."
"Namun, kultur virus sangat lambat dan sarana untuk melakukannya terbatas."
Perawatannya, kata spesialis, bervariasi tergantung pada jenis bakteri yang terlibat dan sensitivitasnya terhadap antibiotik.
Pada infeksi yang disebabkan oleh satu bakteri, antibiotik spesifik dapat digunakan.
Namun, bila terdapat banyak kuman, maka perlu menggunakan antibiotik berspektrum luas, yang mampu melawan berbagai jenis bakteri.
Jika ada virus, pengobatan mungkin mencakup antivirus di samping antibiotik.