Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Apa Itu Tarif, Mengapa Trump Menggunakan Tarif, dan Mengapa Tarif Ditakutkan Memicu Perang Dagang?
7 Maret 2025 7:40 WIB
Apa Itu Tarif, Mengapa Trump Menggunakan Tarif, dan Mengapa Tarif Ditakutkan Memicu Perang Dagang?

Presiden AS Donald Trump telah memberlakukan tarif baru untuk barang-barang impor dari Meksiko dan Kanada, serta menaikkan tarif hingga dua kali lipat untuk produk China.
Namun, sehari setelah tarif-tarif ini mulai berlaku, Trump memberikan pengecualian selama sebulan untuk produsen mobil AS, yang diperkirakan akan sangat terdampak.
Sebelumnya, ia pun menetapkan tarif untuk seluruh baja dan aluminium impor.
Kanada dan China telah membalas dengan memberlakukan tarif untuk barang-barang impor dari AS.
Ini memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dagang global dan kenaikan harga barang-barang yang lebih tinggi.
Apa itu tarif dan bagaimana cara kerjanya?
Tarif yang dimaksud di sini adalah pajak yang dikenakan pada barang-barang yang diimpor dari negara lain.
Pajak itu mesti dibayar perusahaan yang membawa masuk barang-barang itu kepada pemerintah.
Biasanya, tarif adalah persentase dari nilai suatu produk. Misal, tarif 20% dikenakan pada barang dari China seharga US$10 (Rp163.300). Artinya, bakal ada biaya tambahan sebesar US$2 (Rp32.660).
Perusahaan dapat memilih untuk membebankan sebagian atau seluruh biaya tarif kepada pelanggan.
Selama ini, AS biasanya mengenakan tarif lebih rendah dibanding tarif yang diterapkan negara-negara lain. Itu berarti, "pembalasan" Trump bisa membuat tarif yang ada tiba-tiba naik tajam dan, ujungnya, harga barang-barang di toko bakal ikut melonjak.
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Mengapa Trump menerapkan tarif-tarif ini?
Tarif merupakan bagian utama dari rencana ekonomi Trump. Menurutnya, penerapan tarif akan mendorong perkembangan industri manufaktur AS dan melindungi lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan pajak dan menumbuhkan ekonomi.
Barang-barang dari China, Meksiko, dan Kanada menyumbang lebih dari 40% impor ke AS pada 2024.
Ketika pertama kali mengumumkan rencana tarif baru, Gedung Putih mengatakan Presiden Trump "mengambil tindakan berani untuk meminta pertanggungjawaban [China, Meksiko, dan Kanada] atas janji mereka untuk menghentikan imigrasi ilegal dan menyetop masuknya fentanil beracun dan obat-obatan lain ke negara kita".
Fentanil adalah obat antinyeri golongan opioid yang dikaitkan dengan kematian puluhan ribu orang di AS karena overdosis setiap tahunnya.
Pemerintahan Trump mengatakan obat tersebut berasal dari China, sementara geng-geng Meksiko memasoknya secara ilegal dan menjalankan laboratorium fentanil di Kanada.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan negaranya hanya bertanggung jawab atas kurang dari 1% fentanil yang masuk ke AS, yang sebagian besar berasal dari Meksiko.
Tarif AS untuk barang dari China
Tarif 10% untuk semua barang yang diimpor dari China mulanya berlaku pada 4 Februari.
Trump kemudian mengatakan bakal mengecualikan barang-barang dengan nilai kurang dari US$800 (Rp13 juta).
Pada 10 Februari, China membalas dengan menerapkan tarifnya sendiri, termasuk pajak 10-15% untuk sejumlah produk pertanian dari AS.
China juga menyenggol berbagai perusahaan AS yang bergerak di industri penerbangan, pertahanan, dan teknologi, dengan memasukkan mereka ke "daftar entitas yang tak dapat diandalkan" dan memberlakukan kontrol ekspor.
Tarif 10% yang sebelumnya dikenakan AS untuk produk China lalu dinaikkan jadi 20% pada 4 Maret.
China mendesak AS untuk kembali berdialog dengan mereka sesegera mungkin.
"Jika Amerika Serikat... terus melancarkan perang tarif, perang dagang, atau perang jenis apa pun, pihak China akan melawan mereka sampai akhir," kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Tarif AS untuk barang dari Kanada
Trump telah memberlakukan tarif 25% untuk barang-barang dari dua negara tetangga AS, Kanada dan Meksiko. Tarif ini mulanya direncanakan berlaku pada 4 Februari, tapi kemudian baru dijalankan pada 4 Maret.
Sementara itu, impor energi dari Kanada dikenakan tarif 10%.
Penundaan pemberlakuan tarif selama sebulan, kata Trump, dilakukan karena AS ingin melihat lebih dahulu apakah kesepakatan ekonomi dengan Kanada bisa dicapai pada periode itu.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengkritik tarif yang dikenakan AS, menyebut kebijakan itu sebagai "hal yang sangat bodoh".
Ia pun menuduh Trump merencanakan "keruntuhan total ekonomi Kanada", karena pemberlakuan tarif disebut bakal memudahkan AS untuk "mencaplok" Kanada.
Ia mengatakan Kanada akan segera membalas, mulanya dengan menyasar barang-barang impor dari AS senilai C$30 miliar (Rp341 triliun), sebelum kemudian menargetkan produk-produk AS lainnya senilai C$125 miliar (Rp1.420 triliun) dalam 21 hari.
Kanada juga bisa jadi membatasi akses AS terhadap produk energinya. Kanada adalah pemasok minyak utama ke AS dan juga menyediakan listrik untuk 30% negara bagian AS.
Perdana Menteri wilayah Ontario di Kanada, Doug Ford, mengatakan ia akan menerapkan biaya tambahan sebesar 25% pada ekspor listrik Kanada ke tiga negara bagian AS: Michigan, New York, dan Minnesota.
Ia juga mempertimbangkan untuk sepenuhnya menghentikan pasokan listrik Kanada ke tiga negara bagian tersebut jika tarif AS terus naik.
Tarif AS untuk barang dari Meksiko
Meksiko memutuskan menunda penerapan tarif balasan setelah AS memundurkan pemberlakuan tarifnya selama sebulan.
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, setuju untuk mengirim 10.000 anggota Garda Nasional ke perbatasan AS-Meksiko untuk "mencegah perdagangan narkoba, khususnya fentanil".
Sebagai respons, AS sempat disebut setuju untuk menggencarkan langkah-langkah guna mencegah perdagangan ilegal senjata berkekuatan tinggi dari AS ke Meksiko.
Setelah tarif Trump akhirnya berlaku pada 4 Maret, Sheinbaum mengatakan keputusan AS itu "tidak memiliki pembenaran".
Meksiko, imbuhnya, ingin AS menunjukkan rasa hormat.
Rencananya, Meksiko akan memberlakukan "langkah-langkah tarif dan non-tarif" sebagai balasan. Detail kebijakan tersebut bakal diumumkan pada 9 Maret.
Pengecualian untuk produsen mobil
Pembebasan tarif selama sebulan diberikan untuk mobil yang dibuat di Amerika Utara yang mematuhi perjanjian perdagangan bebas yang berlaku di benua itu.
Perjanjian itu, yang dinegosiasikan Trump selama masa jabatan pertamanya dahulu, mengatur besaran konten sebuah mobil yang mesti dibuat di setiap negara agar bisa mendapat fasilitas bebas bea.
Tarif balasan dari Kanada dan Meksiko dikhawatirkan bakal berdampak signifikan pada produksi mobil. Komponen mobil biasanya mesti melintasi perbatasan AS, Meksiko, dan Kanada berulang kali sebelum kendaraan dirakit sepenuhnya.
Rata-rata harga mobil AS dapat meningkat sebesar US$3.000 (Rp48,9 juta) karena kehadiran tarif impor, menurut analis keuangan TD Economics.
Saham Ford naik lebih dari 5% setelah pengumuman tarif, sementara saham General Motors naik lebih dari 7%.
Tarif untuk baja dan aluminium impor
Trump mengatakan tarif 25% untuk kedua logam tersebut akan mulai berlaku pada 12 Maret, tanpa pengecualian.
AS adalah importir baja terbesar di dunia. Kanada, Brasil, dan Meksiko adalah tiga pemasok utamanya.
Sementara itu, lebih dari 50% aluminium yang diimpor AS berasal dari Kanada pada 2024.
Perusahaan-perusahaan AS yang menggunakan baja dan aluminium sebagai bahan produksinya telah memperingatkan bahwa tarif tersebut dapat menaikkan harga produk mereka.
Pemerintah Kanada mengatakan tarif tersebut "sama sekali tidak dapat dibenarkan" dan bersumpah akan segera melakukan pembalasan.
Trump sebelumnya mengumumkan tarif sebesar 25% untuk baja dan 15% untuk aluminium pada 2018, saat masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS.
Namun, ia kemudian menegosiasikan pengecualian untuk sejumlah negara termasuk Australia, Kanada, dan Meksiko.
Meski ada pengecualian, tarif tersebut sempat memicu kenaikan harga rata-rata baja dan aluminium di AS sebesar masing-masing 2,4% dan 1,6%, menurut Komisi Perdagangan Internasional AS.
Barang-barang apa saja yang terdampak?
Semua barang dari China yang nilainya lebih dari US$800 (Rp13 juta) dikenakan tarif.
Seluruh impor baja dari seluruh dunia ke AS dikenakan tarif 25%.
Barang-barang dari Meksiko dan Kanada juga akan dikenakan pungutan 25%. Tarif sebesar 10% telah ditambahkan ke ekspor energi Kanada.
Barang-barang dari Meksiko yang dapat terdampak termasuk buah, sayur, dan minuman beralkohol.
Selain baja, barang-barang dari Kanada seperti kayu, biji-bijian, dan kentang juga kemungkinan akan menjadi lebih mahal.
Kenaikan ongkos minyak dan listrik dari Kanada dapat mendorong kenaikan harga secara menyeluruh.
Tarif AS untuk mesin cuci impor antara 2018 dan 2023 sempat memicu kenaikan harga peralatan binatu sebesar 34%. Harganya baru turun setelah penerapan tarif berakhir.
Bank Sentral AS cabang Atlanta memperkirakan bahwa tarif Meksiko dan Kanada, dikombinasikan dengan penambahan tarif sebesar 10% untuk barang-barang China, dapat menaikkan harga produk sehari-hari sebesar 0,81% hingga 1,63%.
Beberapa pakar berpendapat bahwa tarif baru Trump dapat memicu perang dagang yang lebih luas yang dapat menaikkan harga berbagai barang.
Capitol Economics mengatakan tingkat inflasi tahunan AS dapat meningkat dari 2,9% hingga 4%.
Apakah Trump akan menerapkan tarif untuk Inggris dan Uni Eropa?
Trump sebelumnya mengatakan Britania Raya (termasuk Inggris) "keterlaluan" terkait hubungan dagangnya dengan AS, tetapi ia pun bilang solusi bisa dicari.
Britania Raya mengekspor produk farmasi, mobil, dan peralatan ilmiah ke AS.
Sekretaris Negara untuk Bisnis dan Perdagangan, Jonathan Reynolds, mengatakan Britania Raya mesti dikecualikan dari tarif karena mereka membeli lebih banyak barang dari AS dibanding menjualnya ke sana.
Saat berbicara di parlemen setelah pengumuman tarif AS untuk baja dan aluminium, Menteri Kebijakan Perdagangan, Douglas Alexander, menjanjikan akan merespons kebijakan Trump itu dengan "tenang dan jernih".
Saat rapat kabinetnya pada 26 Februari, Trump mengatakan akan "segera" mengumumkan sanksi untuk barang-barang dari Uni Eropa.
"Secara umum, [tarifnya] akan menjadi 25% dan itu akan berlaku untuk mobil dan semua barang lainnya," kata Trump.
AS mengalami defisit perdagangan sebesar US$213 miliar (Rp3.478 triliun) dengan Uni Eropa pada 2024. Trump sempat menyebut hal ini sebagai sebuah "kekejaman".
Sebagai respons, Komisi Eropa mengatakan akan bereaksi "dengan tegas dan segera terhadap pemberlakuan tarif yang tidak dapat dibenarkan".
Dua perusahaan AS, Harley Davidson dan Jack Daniel's, sebelumnya sempat menghadapi tarif dari Uni Eropa.