Konten Media Partner

Apollo Quiboloy, Pendeta Sekte Kristen di Filipina yang Dituduh Melakukan Perdagangan Seks Anak

31 Agustus 2024 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Apollo Quiboloy, Pendeta Sekte Kristen di Filipina yang Dituduh Melakukan Perdagangan Seks Anak

Kepolisian Filipina telah memburu Apollo Quiboloy selama berbulan-bulan
zoom-in-whitePerbesar
Kepolisian Filipina telah memburu Apollo Quiboloy selama berbulan-bulan
Ketika ribuan polisi dikerahkan ke sebuah kompleks religius yang luas untuk mencari seorang pendeta berpengaruh, mereka dihadapkan pada kebuntuan. Pendeta itu dituduh melakukan perdagangan seks anak dan sejumlah kejahatan lainnya.
Polisi menyatakan bahwa mereka tidak akan pergi sebelum menemukan Apollo Quiboloy, yang mengeklaim dirinya sebagai “Anak yang ditunjuk Tuhan”.
Dia diyakini bersembunyi di dalam kompleks seluas 30 hektare miliknya yang bernama Kerajaan Yesus Kristus (KOJC). Di dalam komplek itu, terdapat sekitar 40 bangunan termasuk katedral, sekolah dan bahkan hanggar.
Polisi telah memburu Quiboloy selama berbulan-bulan. Namun Quiboloy sebelumnya pernah mengatakan bahwa dia “tidak akan tertangkap hidup-hidup”.
Polisi menyerbu kompleks KOJC pada Sabtu (24/08) malam. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa polisi sempat menggunakan gas air mata terhadap para pengikut Quiboloy.
Juru bicara kepolisian Davao, Mayor Catherina dela Rey, mengatakan kepada Rappler bahwa para pendukung Quiboloy menjadi “sulit diatur dan melakukan kekerasan”.
Mereka memblokade sebagian jalan raya utama untuk mengganggu akses lalu lintas menuju kompleks tersebut.
Para pendukungnya berkukuh bahwa Quiboloy tidak bersalah dan menganggap tuduhan terhadap pendeta itu dibuat-buat.
Para pendukungnya bersikukuh bahwa Quiboloy tidak bersalah
Seorang pendukungnya meninggal dunia di tengah penggerebekan polisi karena serangan jantung.
Mayor dela Rey mengatakan pihaknya meyakini bahwa Quiboloy bersembunyi di sebuah bunker bawah tanah.
Keyakinan itu berdasar pada peralatan yang disebut dapat mendeteksi kehadiran orang di balik tembok berdasarkan detak jantung mereka.
KOJC mengeklaim memiliki tujuh juta pengikut. Quiboloy telah mengembangkan pelayanannya melalui televisi, radio, hingga media sosial.
Dia juga memiliki pengaruh politik dan menjabat sebagai guru spiritual bagi mantan Presiden Rodrigo Duterte, yang keluarganya menguasai politik di Kota Davao.
Sejak Duterte mengundurkan diri pada tahun 2022, pihak berwenang telah mengajukan tuntutan terhadap Quiboloy.
Dia dituduh memperdagangkan para pengikutnya ke AS demi meminta sumbangan untuk kegiatan amal palsu.
Dia juga diduga mewajibkan para pengikut perempuannya, beberapa di bawah umur, untuk berhubungan seks dengannya sebagai kewajiban agama.
Dia menuding bahwa “setan” berada di balik kesengsaraan hukumnya. Dia kemudian mengatakan bahwa dia tidak ingin Biro Investigasi Federal AS “mencampuri” kasusnya.
Pada April silam, Quiboloy mengatakan bahwa dia “melindungi” dirinya sendiri dengan bersembunyi dari pihak berwenang.
“Saya tidak bersembunyi dari tuduhan itu karena saya bersalah. [Tuduhan] itu tidak benar. Saya hanya melindungi diri saya sendiri,” kata Quiboloy.

Siapakah Apollo Quiboloy?

Apollo Quiboloy adalah pemimpin Kerajaan Yesus Kristus, sebuah sekte Kristen yang mengklaim memiliki tujuh juta pengikut.
Dia mengaku pernah mendengar Tuhan berbisik kepadanya, “Aku akan memanfaatkanmu” saat menghadiri sebuah acara yang diadakan oleh pendeta Amerika, Billy Graham, di Korea Selatan pada tahun 1973.
Hal itu mendorongnya untuk mendirikan KOJC di Davao, Filipina pada tahun 1985.
Quiboloy berkhotbah dari sebuah meja kaca dengan latar belakang foto-foto raksasa dari tanah miliknya di puncak bukit yang rimbun dan dia namai sebagai “Taman Eden yang Dipulihkan”
Saat dia tidak berada di Davao, Quiboloy sering terlihat bepergian dengan jet pribadinya.
Peningkatan popularitasnya serupa dengan Presiden Duterte. Dua-duanya sama-sama memulai di Davao, tempat Duterte menjabat sebagai wali kota.
Rodrigo Duterte menjadi tamu dalam saluran SMNI milik Quiboloy sebelum dia lengser dari jabatannya sebagai presiden pada 2022
Ketika Duterte terpilih sebagai presiden pada 2016, Quiboloy semakin populer pula. Namun popularitasnya mulai menurun ketika Duterte lengser dari jabatannya pada 2022.
Di luar aliansinya dengan Duterte, Quiboloy juga mendapatkan pengaruh yang cukup besar dengan mendukung para politikus selama pemilu.
Quiboloy adalah pendukung salah satu pendahulu Duterte, Gloria Arroyo.
Ketika dia mendukung penerus pilihan Arroyo pada Pemilu 2010, Quiboloy mengaku melihat nama kandidat tersebut dalam sebuah visi yang menyertakan Presiden AS saat itu, Barack Obama.
Menurut para analis, para pemimpin organisasi dan sekte agama di Filipina punya kekuatan politik ketika mengarahkan pengikutnya untuk memberi suara sebagai satu blok.
Pemilu bisa menjadi sangat sengit sehingga beberapa kandidat percaya bahwa dukungan dari para pemimpin sekte seperti Quiboloy dapat mensukseskan atau justru menghancurkan kampanye mereka.
“Politik di Filipina sangat berkaitan dengan moral. Oleh karena itu, para pemilih mencari dukungan dari para pemimpin agama mereka,” kata pakar politik Cleve Arguelles kepada BBC News.

Apa saja tuduhan terhadap Quiboloy?

Pada tahun 2021, Departemen Kehakiman AS mendakwa Quiboloy dengan tuduhan perdagangan seks anak-anak, penipuan dan pemaksaan, serta penyelundupan uang tunai dalam jumlah besar.
FBI mengatakan bahwa Quiboloy memperdagangkan perempuan termasuk anak-anak dari Filipina ke AS. Mereka kemudian dipaksa untuk mengumpulkan uang untuk badan amal palsu.
Dia juga mewajibkan para asisten pribadinya, yang disebut “pastorals”, untuk melakukan hubungan seks dengannya, kata FBI.
Pada Januari 2022, FBI merilis poster buronan yang mencari informasi tentang keberadaan Quiboloy.
Maret lalu, Kejaksaan Agung Filipina mengajukan dakwaan soal perdagangan manusia dan pelecehan seksual terhadap Quiboloy, karena dia diduga melecehkan seorang remaja perempuan pada tahun 2011.
Pengadilan di Amerika Serikat dan Filipina telah mengeluarkan surat perintah penangkapannya.

Baca juga: