Konten Media Partner

Bagaimana Norwegia Jadi Produsen Minyak & Unggul di Penggunaan Mobil Listrik?

15 Januari 2025 18:45 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seperti sepertiga pengendara di Norwegia, Ståle Fyen, sekarang mengendarai mobil listrik.
zoom-in-whitePerbesar
Seperti sepertiga pengendara di Norwegia, Ståle Fyen, sekarang mengendarai mobil listrik.
Norwegia menjadi negara paling unggul di dunia dalam penggunaan mobil listrik. Tahun lalu, sembilan dari 10 kendaraan baru yang terjual di negara tersebut adalah mobil listrik. Bisakah negara lain belajar dari Norwegia?
Selama lebih dari 75 tahun, diler mobil yang berkantor pusat di Oslo, Herald A Møller, telah mengimpor mobil Volkswagen. Tapi pada 2024 mereka tak akan lagi menjual kendaraan berbahan bakar fosil.
Sekarang semua kendaraan penumpang yang dijual di ruang pamerannya adalah mobil listrik (EV).
"Menurut kami tidak tepat untuk menyarankan pelanggan yang datang ke sini untuk membeli mobil ICE [mesin pembakaran internal]. Karena masa depan adalah mobil listrik," ujar Ulf Tore Hekneby selamu direktur eksekutif Harald A Møller.
"Jarak tempuh mobil listrik jauh dan pengisian dayanya cepat. Sulit untuk kembali ke masa lalu," sambungnya.

Kendaraan listrik laku keras di Norwegia

Mobil listrik kini mendominasi jalanan ibu kota Norwegia, Oslo.
Di jalanan ibu kota Norwegia, Oslo, mobil bertenaga baterai adalah pemandangan biasa.
Anda akan segera menyadari bahwa hampir setiap mobil punya huruf "E" pada pelat nomornya sebagai singkatan dari "elektrik".
Negara Nordik berpenduduk 5,5 juta orang ini telah menggunakan kendaraan listrik lebih cepat daripada negara manapun. Bahkan, Norwegia hampir menjadi negara pertama di dunia yang menghentikan penjualan mobil baru berbahan bakar fosil.
Tahun lalu, jumlah mobil listrik di jalanan Norwegia melebihi jumlah mobil berbahan bakar bensin untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Jika kendaraan diesel disertakan, mobil listrik mencakup hampir sepertiga dari semua mobil di jalanan Norwegia.
Tahun lalu, sebanyak 88,9% mobil baru yang terjual di negara itu adalah kendaraan listrik. Angka itu naik dari 82,4% pada tahun 2023, menurut data dari Federasi Jalan Raya Norwegia (OFV).
Norwegia kini memiliki jaringan besar stasiun pengisian daya listrik di seluruh negeri.
Dalam beberapa bulan, penjualan mobil listrik mencapai 98%, karena pembelian mobil baru berbahan bakar bensin atau diesel nyaris tak laku.
Sebaliknya, di Inggris mobil listrik hanya menyumbang 20% dari pendaftaran mobil baru pada tahun 2024. Meskipun ini merupakan rekor tertinggi dan naik dari 16,5% pada tahun 2023.
Di AS, angkanya hanya 8% untuk tahun lalu, naik dari sebelumnya 7,6%.

Apa saja dukungan Norwegia untuk kendaraan listrik?

Norwegia tidak diragukan lagi sebagai pelopor kendaraan listrik, tapi revolusi kendaraan listrik ini telah berlangsung selama tiga dekade.
"Ini sudah dimulai sejak awal 1990-an," kata Christina Bu, sekretaris jenderal Asosiasi Kendaraan Listrik Norwegia, saat dia mengajak kami berkeliling Oslo dengan mobil minivan listrik.
"Sedikit demi sedikit, pajak mobil bermesin bensin dan diesel dinaikkan, sehingga harganya menjadi jauh lebih mahal, sedangkan mobil listrik dibebaskan dari pajak."
Dukungan untuk kendaraan listrik pertama kali diperkenalkan untuk membantu dua produsen kendaraan listrik Norwegia, Buddy (sebelumnya Kewet) dan TH!NK City.
Meskipun mereka akhirnya gulung tikar, insentif untuk kendaraan yang lebih ramah lingkungan tetap ada.
"Tujuan kami adalah memastikan bahwa memilih kendaraan tanpa emisi selalu menjadi pilihan yang baik dan layak," ujar Wakil Menteri Transportasi Norwegia, Cecilie Knibe Kroglund.
Dan kendati Norwegia merupakan salah satu produsen minyak dan gas utama di dunia, negara itu punya target semua mobil baru yang dijual "tanpa emisi" mulai 2025.
Target tidak mengikat tersebut ditetapkan pada 2017 dan tonggak sejarah itu kini sudah hampir tercapai.
"Kami hampir mencapai target dan saya pikir kami akan mencapainya," tambah Kroglund. "Saya pikir kami telah melakukan transisi untuk mobil penumpang."
Kunci keberhasilan Norwegia adalah kebijakan jangka panjang dan bisa diprediksi, jelasnya.
Alih-alih melarang kendaraan bahan bakar bensin, pemerintah mengarahkan pilihan konsumen. Selain "menghukum" kendaraan berbahan bakar fosil dengan pajak serta biaya pendaftaran yang lebih tinggi, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea masuk dihapuskan untuk mobil rendah emisi.
Serangkaian fasilitas, seperti parkir gratis, potongan tarif jalan tol, dan akses ke jalur bus, juga akan segera menyusul.
Ekspor minyak dan gas Norwegia yang besar menandakan bahwa negara ini dapat hidup tanpa pendapatan pajak domestik dari bensin dan solar.
Sebagai perbandingan, Uni Eropa berencana melarang penjualan mobil berbahan bakar fosil pada 2035, dan pemerintah Inggris saat ini ingin melarang penjualannya pada 2030.
Penjualan mobil berbahan bakar bensin dan solar masih diizinkan di Norwegia. Namun hanya sedikit yang memilih untuk membelinya.

Mengapa warga Norwegia lebih suka kendaraan listrik?

Bagi banyak penduduk setempat, seperti Ståle Fyen yang membeli mobil listrik pertamanya 15 bulan lalu, beralih ke kendaraan listrik masuk akal secara ekonomi.
"Dengan semua insentif yang kami miliki di Norwegia, seperti tanpa pajak untuk mobil listrik, itu cukup penting bagi kami dari segi uang," ujarnya sambil mengisi daya mobilnya di stasiun pengisian daya di ibu kota.
"Di cuaca dingin, jangkauannya mungkin 20% lebih pendek, tetapi tetap saja dengan jaringan pengisian daya yang luas yang kami miliki di Norwegia, hal ini bukan masalah besar," imbuh Fyen.
"Anda hanya perlu mengubah pola pikir dan mengisi daya saat Anda bisa, bukan saat Anda perlu."
Pengemudi lain, Merete Eggesbø, berkata pada 2014 dia adalah salah satu orang pertama di Norwegia yang memiliki Tesla.
"Saya benar-benar menginginkan mobil yang tidak menimbulkan polusi. Itu membuat saya lebih berhati-hati saat mengemudi."
Christina Bu mengatakan bahwa revolusi kendaraan listrik di Norwegia telah berlangsung selama tiga dekade.
Di Norwegia, banyak stasiun pengisian bahan bakar umum telah diganti dengan stasiun pengisian daya super cepat. Kini, di seluruh Norwegia ada lebih dari 27.000 tempat pengisian daya umum.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan di Inggris yang memiliki 73.666 stasiun pengisian – negara yang jumlah penduduknya 12 kali lebih besar.
Artinya per 100.000 orang, Norwegia mempunyai 447 stasiun pengisian daya. Sementara Inggris hanya tersedia 89 stasiun, menurut laporan terbaru.
Tesla, VW, dan Toyota, merupakan merek kendaraan listrik berbasis di Norwegia tahun lalu. Sedangkan merek China seperti MG, BYD, Polestar, dan XPeng kini menguasai 10% pangsa pasar, menurut Federasi Jalan Raya Norwegia.
Norwegia, tidak seperti AS dan UE, belum mengenakan tarif pada impor kendaraan listrik China.
Christina Bu bilang "tidak ada alasan yang jelas mengapa negara lain tak bisa meniru Norwegia". Namun ia menambahkan bahwa "semuanya tentang bagaimana melakukan dengan cara yang diyakini bakal berhasil di setiap negara atau pasar".
Menurutnya, orang Norwegia tidak lebih peduli pada lingkungan daripada orang-orang di negara lain.
"Saya tidak berpikir pola pikir 'hijau' ada hubungannya dengan hal ini. Kendaraan listrik berhubungan dengan kebijakan yang kuat dan orang-orang yang secara bertahap memahami bahwa mengendarai mobil listrik itu mungkin."
Akan tetapi Norwegia juga merupakan negara yang sangat kaya. Berkat ekspor minyak dan gasnya, anggaran negara Norwegia mencapai lebih dari US$1,7 triliun (setara Rp27.000 triliun).
Ini berarti negara itu bisa dengan mudah membiayai proyek pembangunan infrastruktur besar dan menyerap hilangnya pendapatan pajak dari penjualan mobil bensin dan diesel serta bahan bakarnya.
Negara ini juga mengantongi banyak tenaga listrik hidro terbarukan yang mencakup 88% dari kapasitas produksinya.
"Sepertiga mobil sekarang bertenaga listrik dan akan mencapai 50% dalam beberapa tahun," kata Kjell Werner Johansen dari Pusat Penelitian Transportasi Norwegia.
"Saya pikir pemerintah menerima fakta bahwa beberapa mobil bensin atau hibrida baru akan tetap ada di pasaran, tapi saya tidak tahu siapa yang ingin membeli mobil diesel saat ini."