Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Banjir Banjang Terjang Ternate, Setidaknya Belasan Orang Meninggal dan Enam Dinyatakan Hilang - 'Saya Mendengar Gemuruh, dan Lari lewat Jendela'
26 Agustus 2024 13:45 WIB
Banjir Banjang Terjang Ternate, Setidaknya Belasan Orang Meninggal dan Enam Dinyatakan Hilang - 'Saya Mendengar Gemuruh, dan Lari lewat Jendela'
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan enam orang masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara.
Tim SAR gabungan sudah diturunkan untuk melakukan pencarian korban di lokasi banjir yang menyebabkan 13 orang tewas tersebut.
Banjir bandang menerjang Kelurahan Rua setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Minggu (25/08) sekitar pukul 03.30 WIT.
Banjir itu membawa material tanah, pasir, dan batu dari gunung menerjang sejumlah kawasan di Kelurahan Rua.
"Data yang diterima BNPB melalui Pusdalops hingga pagi ini pukul 07.00 WIT itu yang meninggal 13 orang, kemudian luka-luka sembilan orang, masih ada yang hilang enam orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam jumpa pers, Senin (26/08), seperti dilaporkan Detikcom.
Sejauh ini BNPB telah menurunkan sekitar 400 orang untuk melakukan pencarian korban. Mereka terdiri dari berbagai tim gabungan.
"Ini masih kita buka dan tampung laporan pengaduan dari masyarakat," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Ternate menetapkan status tanggap darurat setelah bencana banjir bandang tersebut.
Keputusan itu diambil untuk memudahkan langkah evakuasi dan mitigasi.
“Status ini kami putuskan mulai hari ini [Minggu] dan untuk dua minggu ke depan. Saat ini Pemerintah fokus pada penanganan evakuasi korban.
"Apalagi laporan lapangan masih ada korban jiwa yang belum di evakuasi,” kata Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly, seperti dilaporkan Tempo, Minggu (25/08).
Abdul Muhari menjelaskan, pemerintah setempat telah membuka pos pengungsian.
Lokasinya di kompleks SMK Negeri 4 dan SD Negeri 66 Kota Ternate.
Dia mengeklaim kebutuhan pengungsi sejauh ini sudah tercukupi.
Muhari menjelaskan banjir bandang ini menerjang sebagian wilayah Kelurahan Rua.
Sejumlah laporan menyebutkan, dari pantauan di lapangan, Tim SAR Gabungan saat ini terus melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban bencana banjir bandang di Kelurahan Rua.
Banjir tersebut membawa material lumpur, batu hingga kayu dengan ukuran besar yang menerjang pemukiman warga.
Di lokasi terlihat empat unit ekskavator dikerahkan membersihkan material yang menutup akses jalan utama di lokasi di tengah guyuran hujan.
Seorang warga yang menjadi korban banjir, Gazali (20), menceritakan, dini hari itu, ketika sedang tidur, ia tiba-tiba dikagetkan dengan suara gemuruh.
Gazali lantas membangunkan saudaranya, Taslim (18).
"Saya sama Taslim dalam keadaan tidur, terus ada bunyi gemuruh. Saya bangun dan tanya ke Taslim ada bunyi apa itu," ujarnya, Senin (26/8/2024), seperti dilaporkan Antara.
Ketika hendak keluar, ternyata lumpur sudah menggenangi depan kamar. Gazali pun langsung memecahkan jendela kamar untuk menyelamatkan diri.
"Saya lalu kasih pecah kaca jendela dan lari lewat jendela," ucapnya.
Gazali mengungkapkan, suasana dini hari itu mencekam.
Menurut BNPB, banjir ini menyebabkan kerusakan material dengan 10 unit rumah rusak berat.
Disebutkan kebutuhan mendesak di lokasi terdampak, antara lain, tenda pengungsi, light tower, selimut, matras, terpal, kasur lipat, serta sembako.
Tim di lapangan juga sedang melakukan pendataan lebih lanjut untuk memastikan jumlah korban terdampak dan kerusakan yang terjadi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa potensi hujan dengan intensitas tinggi masih mungkin terjadi di wilayah Kota Ternate dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang terkait potensi banjir susulan.