Bayi Badak Sumatra yang Langka Lahir di Taman Nasional Way Kambas

Konten Media Partner
29 November 2023 8:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelahiran seekor badak Sumatra jantan di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas. Foto: KLHK
zoom-in-whitePerbesar
Kelahiran seekor badak Sumatra jantan di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas. Foto: KLHK
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seekor bayi badak Sumatra telah lahir di Indonesia, menandai kelahiran baru yang langka bagi hewan yang sangat terancam punah dan diyakini hanya menyisakan beberapa puluh ekor di dunia.
Lembaga World Wide Fund for Nature (WWF) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan populasi badak Sumatra berjumlah kurang dari 80 ekor di Sumatra dan Kalimantan.
Bayi badak (Dicerorchus sumatrensis) berjenis kelamin jantan dengan berat 25 kg ini lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas pada Sabtu (25/11). Ayah dari anak badak ini bernama Harappan.
Ini adalah bayi badak kelima yang lahir melalui program pembiakan semi liar di taman nasional tersebut, kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar.
“Kelahiran ini merupakan kelahiran badak Sumatra yang kedua kalinya pada tahun 2023. Hal ini semakin memperkuat komitmen pemerintah terhadap konservasi badak di Indonesia,” ujar Siti Nurbaya Bakar, dalam pernyataan tertulis.
Lima ekor badak Sumatra yang lahir melalui program pembiakan ini adalah Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), anak ketiga Ratu-Andalas (30 September 2023), dan anak dari Delilah-Harappan (25 November 2023).
Andatu merupakan badak Sumatra pertama yang dilahirkan di cagar alam Indonesia selama lebih dari 120 tahun.
Adapun Delilah merupakan badak yang lahir dari kelahiran kedua perkawinan badak bernama Ratu dan Andalas pada 2016.
Sementara Harappan lahir dari perkawinan ketiga Emi dan Ipuh di kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat pada 2007. Harappan mulai menempati Suaka Rhino Sumatra Tanam Nasional Way Kambas pada 2015 silam.
Ia sekaligus menjadi badak Sumatra terakhir yang dipulangkan ke Indonesia.
Seorang penjaga konservasi menemukan Delilah tergeletak di samping anaknya yang baru lahir pada hari Sabtu (25/11), demikian pernyataan KLHK.
Badak Delilah melahirkan anak jantan di luar waktu perkiraan, yaitu sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (25/11), sekitar sepuluh hari lebih cepat dari perkiraan kelahiran.
"Pada pukul 08.19 WIB, badak Delilah ditemukan sudah bersama anaknya di hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK," jelas Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK.
Lebih jauh, Satyawan menambahkan bahwa kondisi induk dan akan badak terpantau baik. Tak lama setelah ditemukan, bayi badak itu sudah bisa menyusu dalam posisi berdiri, kata Satyawan.
Suaka Rhino Sumatra Tanam Nasional Way Kambas yang dikelola Balai Taman Nasional Way Kambas bersama Yayasan Badak Indonesia berlokasi di zona khusus Taman Nasional Way Kambas untuk menghasilkan anak badak Sumatra demi mempertahankan keberlangsungan spesies yang terancam punah ini.
“Anak-anak badak Sumatra hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” tutur Satyawan.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018, badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia.
Sementara IUCN mengklasifikasikan badak Sumatra, spesies badak terkecil dari semua spesies badak, sebagai spesies yang sangat terancam punah.
Berbagai ancaman telah membawa mereka ke ambang kepunahan, termasuk perburuan liar dan perubahan iklim.
Cula badak sering kali diperdagangkan secara ilegal untuk pengobatan tradisional China.
Indonesia juga berlomba untuk menyelamatkan spesies lain yang terancam punah, yaitu badak jawa, yang saat ini jumlahnya kurang dari 80 ekor.