Konten Media Partner

Bill Gates: Kami Telah Menyumbangkan Rp1.651 Triliun, tetapi Anak-Anak Saya Tidak akan Miskin Saat Saya Wafat

7 Mei 2025 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Bill Gates: Kami Telah Menyumbangkan Rp1.651 Triliun, tetapi Anak-Anak Saya Tidak akan Miskin Saat Saya Wafat

Pendiri raksasa teknologi Microsoft sekaligus filantropi dunia, Bill Gates, memberikan dana hibah sebesar US$159 juta atau sekitar Rp2,6 triliun ke Indonesia.
Dari jumlah tersebut, US$119 juta (Rp1,9 triliun) dialokasikan untuk bidang kesehatan, US$5 juta (Rp826 miliar) untuk pertanian, dan US$5 juta (Rp826 miliar) untuk teknologi.
Lalu, bantuan sosial lainnya di lintas sektoral dengan total lebih dari US$28 juta (Rp462 miliar).
Namun, uang yang dihibahkan ke Indonesia belum seberapa dibandingkan dengan besaran yang pernah ia klaim dalam wawancara eksklusif dengan wartawan BBC, Katie Razzall.

"Saya masih punya lebih untuk dibagi"

"Saya telah menyumbang US$100 miliar," kata Bill Gates.
"Tapi saya masih punya lebih untuk dibagi," tambahnya.
Nilai yang setara Rp1,65 kuadriliun itu hampir sama dengan total perekonomian Bulgaria, yang berpenduduk sekitar 6,7 juta orang.
Jumlah tersebut juga hampir sama dengan penjualan Tesla selama satu tahun. Pemilik Tesla, Elon Musk, kini menjadi orang terkaya di dunia—posisi yang sempat dipegang Gates selama bertahun-tahun.
Gates menggabungkan kekayaannya dengan sesama filantropis, Warren Buffett, ke Yayasan Gates. Yayasan ini awalnya didirikan bersama Gates dan mantan istrinya, Melinda.
Gates mengatakan bahwa filantropi sudah tertanam dalam dirinya sejak dini. Ibunya sering mengatakan "semakin kaya, semakin besar pula tanggung jawab untuk menyumbangkannya".
Ulang tahun yayasannya yang ke-25 jatuh pada bulan Mei, dan Gates secara eksklusif mengungkapkan angka US$100 miliar tersebut kepada BBC.
Dia menceritakan kesenangannya soal menyumbangkan uang. Bill, diketahui telah menyumbangkan sekitar US$60 miliar (Rp991 triliun) ke yayasannya.
Meski sudah menyumbangkan puluhan miliar dollar dari kocek pribadi, Bill merasa hal tersebut tak mempengaruhi gaya hidupnya.
"Saya tidak melakukan pengorbanan pribadi. Saya tidak mengurangi jumlah hamburger atau film."
Bill juga masih mampu membeli jet pribadi dan berbagai rumah berukuran besar.
Ia berencana untuk menyumbangkan "sebagian besar" kekayaannya. Namun, ia mengungkap telah "berbicara banyak" dengan ketiga anaknya tentang jumlah yang tepat untuk diwariskan.
Saat ditanya apakah keluarganya akan miskin saat dia wafat, Bill menjawab: "Tidak akan."
Bill Gates bersama wartawan BBC, Katie Razzall, berjalan-jalan di sekitar bekas sekolahnya di Seattle, Amerika Serikat.
Gates adalah ahli matematika dan itu terlihat jelas. Saat masih kelas delapan di bangku Lakeside School di Seattle, Amerika Serikat, Bill mengikuti ujian matematika regional untuk empat negara bagian dan berhasil meraih hasil sangat baik.
Pada usia 13 tahun, ia menjadi salah satu murid dengan nilai matematika terbaik dari segala kelompok usia di wilayah tersebut.
Persoalan hitung-hitungan bukan masalah baginya, termasuk juga mengukur kekayaannya yang ia siapkan untuk keluarganya di masa depan.
Menurut Indeks Miliarder Bloomberg, secara sederhana, jika seseorang memiliki kekayaan senilai US$160 miliar (Rp2,6 kuadriliun), mewariskan sebagian kecil dari jumlah itu kepada anak-anaknya, mereka akan tetap sangat kaya.
"Pastinya, mereka akan baik-baik saja, dalam persentase itu bukan angka yang sangat besar".

Mengunjungi dunia masa kecil Bill Gates

BBC mengunjungi rumah masa kecil Bill Gates di Seattle, sebuah rumah dengan empat kamar tidur bergaya modern yang terletak di atas bukit.
Bill pun telah menulis sebuah buku berjudul Source Code: My Beginnings, yang berfokus pada masa awal kehidupannya.
Hari itu, Bill membawa serta saudara perempuannya, Kristi dan Libby. Ketiganya dengan gembira menjelajahi rumah tempat mereka dibesarkan.
Mereka belum kembali selama beberapa tahun dan pemilik rumah yang sekarang telah merenovasinya.
Pertemuan itu membawa kembali kenangan mereka. Saat berjalan ke dapur, mereka mengenang sistem interkom di antara kamar-kamar yang sekarang sudah tiada. Bill mengatakan ibunya, Mary Gates, sering menggunakan interkom tersebut untuk "bernyanyi untuk kami di pagi hari" agar mereka keluar dari kamar tidur untuk sarapan.
Mary Gates juga menyetel jam dan jam dinding mereka delapan menit lebih cepat sehingga keluarga tersebut dapat beraktivitas sesuai dengan waktunya. Bill sering memberontak terhadap upaya sang ibu untuk meningkatkan kemampuannya, tetapi sekarang ia mengatakan bahwa "dasar ambisi saya dipanaskan melalui hubungan itu".
Ia mewariskan semangat kompetitif dari sang nenek, yang sering menginap di rumah ini. Sang nenek yang mengajari Bill untuk mengalahkan pesaing sejak dini melalui permainan kartu.
(Kiri ke kanan) Bill Gates, wartawan BBC Katie Razzall, serta saudara perempuan Bill, Libby dan Kristi, bermain kartu.
Wartawan BBC, Katie Razzall, mengikuti Bill Gates menuruni tangga kayu menuju kamar tidur masa kecilnya di ruang bawah tanah. Sekarang ruang itu sudah menjadi kamar tamu yang rapi
Dulu, menurut saudari perempuannya, Bill muda menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari, di sana untuk "berpikir".
Suatu ketika, ibunya begitu muak dengan kekacauan itu sehingga ia menyita semua pakaian yang ia temukan di lantai dan meminta bayaran 25 sen kepada putranya yang keras kepala untuk membelinya kembali.
"Saya mulai mengenakan lebih sedikit pakaian," katanya.
Pada saat itu, ia tergila-gila pada kode pemrograman. Ia dan beberapa teman sekolahnya yang gemar dengan teknologi, diberi akses ke satu komputer milik sebuah perusahaan lokal.
Bill terobsesi dengan pemrograman pada masa awal revolusi teknologi itu.
Ia akan menyelinap keluar pada malam hari melalui jendela kamarnya tanpa sepengetahuan orang tuanya untuk mendapatkan lebih banyak waktu menggunakan komputer.
"Apakah Anda bisa melakukannya sekarang?" tanya wartawan BBC kepada Bill Gates.
Ia mulai membuka kait dan membuka jendela. "Tidak sesulit itu," katanya sambil tersenyum saat ia memanjat dan keluar. "Tidak sulit sama sekali," tegasnya.
Dulu ada tayangan TV yang menampilkan seorang presenter TV yang menantang Bill apakah benar dia bisa melompati kursi dari posisi berdiri. Dia melakukannya di studio.
Bill Gates, 69 tahun, dengan senang hati menapak tilas momen masa kecil, ketika ia memanjat keluar jendela kamar tidurnya di malam hari untuk mengakses komputer tanpa ketahuan oleh orang tuanya.

Autisme

Dalam memoarnya, Bill Gates mengungkapkan kepada publik bahwa dia merasa bahwa jika dia tumbuh dewasa sekarang, dia mungkin akan didiagnosis dengan spektrum autisme.
Sebelum bertemu di Seattle, wartawan BBC, Katie Razzall, pernah mewawancarai Bill Gates pada 2012.
Kala itu, Bill hampir tidak menatap mata Katie saat diwawancara tentang tujuannya melindungi anak-anak dari penyakit yang mengancam jiwa.
Tidak ada basa-basi sebelum wawancara.
Buku tersebut memaparkan kemampuan Bill Gates untuk terlalu fokus pada subjek yang diminatinya; sifatnya yang obsesif, juga kesadaran sosialnya yang kurang.
Dia mengatakan di sekolah dasar dia menyerahkan laporan setebal 177 halaman tentang Delaware, mencoret brosur tentang negara bagian tersebut, bahkan mengirim amplop bermaterai yang ditujukan ke perusahaan-perusahaan lokal untuk meminta laporan tahunan mereka. Kala itu Bill berusia 11 tahun.
Kakak-kakaknya mengatakan kepada saya bahwa mereka tahu Bill berbeda.
Kristi, kakaknya, mengatakan dia bersikap protektif terhadap Bill. "Dia bukan anak biasa... dia akan duduk di kamarnya dan mengunyah pensil hingga habis," katanya.
Libby, saudara kandung Bill Gates yang merupakan seorang terapis, memberi tahu BBC bahwa dia tidak terkejut mendengar bahwa Bill meyakini dirinya berada dalam spektrum autisme. "Kejutannya lebih pada kesediaannya untuk mengatakan 'ini mungkin yang terjadi'," kata Libby.
Kiri-kanan: Kristi, Bill, dan Libby pada 1971.

Gates dan sikapnya terhadap kebijakan pemerintah

Gates mengatakan bahwa ia belum memiliki diagnosis resmi dan tidak berencana untuk mendapatkannya. "Karakteristik positif bagi karier saya lebih bermanfaat daripada kekurangan yang menjadi masalah bagi saya," katanya.
Ia menganggap neurodiversitas "tentu saja" digambarkan secara berlebihan di Silicon Valley karena "mempelajari sesuatu secara mendalam di usia muda - membantu seseorang dalam subjek-subjek kompleks tertentu".
Elon Musk juga pernah mengatakan bahwa ia berada dalam spektrum autisme, yakni sindrom Asperger.
Bill berkomentar mengenai Elon serta para pengusaha teknologi lain, Mark Zuckerberg dari Meta dan Jeff Bezos dari Amazon, yang kerap tampil bersama Donald Trump.
Bill menyebut "Anda bisa bersikap sinis" tentang motif mereka, tapi Bill juga sempat menghubungi Trump.
Mereka makan malam selama tiga jam pada tanggal 27 Desember. Ia menyebut, "karena ia [presiden] membuat keputusan tentang kesehatan global dan bagaimana kita membantu negara-negara miskin, yang menjadi fokus utama saya sekarang".
BBC juga bertanya kepada Bill Gates, yang juga menjadi sasaran beberapa teori konspirasi yang cukup liar, apa pendapatnya tentang keputusan Mark Zuckerberg yang menghapus cek fakta dari platform Meta.
Bill mengatakan kepada saya bahwa dia tidak "terkesan" dengan cara pemerintah atau perusahaan swasta mengatur batas antara kebebasan berbicara dan kebenaran.
"Saya pribadi tidak tahu bagaimana menarik batas itu, tetapi saya khawatir kita tidak menanganinya dengan baik sebagaimana mestinya," katanya.
Dia juga berpendapat bahwa anak-anak harus dilindungi dari media sosial. Menurutnya, ada "peluang besar" bahwa melarang anak di bawah 16 tahun beraktivitas di media sosial, seperti yang dilakukan Australia, adalah "hal yang cerdas".
Bill mengatakan "bermedia sosial, bahkan lebih dari permainan video, dapat menyita waktu Anda dan membuat Anda khawatir tentang persetujuan orang lain terhadap Anda". Jadi, menurutnya, kita harus "sangat berhati-hati dalam menggunakannya".
Selain itu, Bill mengomentari perihal pilihan Trump menunjuk Robert F Kennedy Jr, sebagai menteri kesehatan. Robert sempat mengeklaim dirinya tidak anti-vaksinasi. Namun, ia juga diketahui telah mempromosikan sesuatu yang dinilai sebagai misinformasi.
Bill Gates mengatakan bahwa RFK Jr "menyesatkan orang".
Bill, terlihat pada tahun 1973, mengatakan dia "berusaha untuk terlihat keren" di "Ruang Teleprinter" Sekolah Lakeside, di mana dia akan menghabiskan "waktu yang sangat lama"
Kisah asal-usul Bill bukanlah kisah tentang orang miskin yang menjadi kaya.
Ayahnya adalah seorang pengacara sehingga uang tidak terlalu sulit. Meski demikian, menurut Bill, keputusan untuk menyekolahkan dia di sekolah swasta untuk mencoba memotivasinya adalah "suatu hal yang sulit, bahkan dengan gaji ayah saya".
Jika orangtuanya tak mencoba, kita mungkin tidak akan pernah mendengar tentang Bill Gates.
Ia pertama kali memperoleh akses ke komputer mainframe jenis awal melalui mesin teleprinter di sekolah, setelah para ibu mengadakan obral barang bekas untuk mengumpulkan uang.
Para guru tidak dapat mengetahu cara pakainya, tetapi empat siswa menggunakannya siang dan malam. "Kami dapat menggunakan komputer ketika hampir tidak ada orang lain yang menggunakannya," katanya.
Di kemudian hari, Bill mendirikan Microsoft bersama salah satu teman sekolahnya, Paul Allen. Rencana ini juga dipupuk bersama teman lainnya, Kent Evans. Namun Evans meninggal secara tragis di usia 17 tahun dalam sebuah kecelakaan pendakian.
Saat wartawan BBC, Katie Razzall, berjalan bersama Bill Gates di sekitar Lakeside School, mereka melewati kapel tempat upacara pemakaman temannya tersebut diadakan. Seketika, Bill menangis di tangga.
Bill dan teman-temannya punya rencana besar. Saat mereka tidak menggunakan komputer, mereka membaca biografi untuk mencari tahu faktor-faktor apa yang membuat orang sukses.
Kini Gates telah menulis biografinya sendiri. Filosofinya? "Sebagian besar jati diri Anda sudah ada sejak awal."