Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Busa Spons Cuci Piring Penuh Bakteri, Apa Solusinya?

Banyak orang menggunakan busa spons untuk membersihkan piring kotor, tetapi benda itu sejatinya merupakan tempat yang cocok bagi bakteri untuk berkembang biak. Apakah sikat cuci piring lebih aman?
Banyak spesies bakteri yang mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstrem. Beberapa berkembang biak jauh di dalam kerak Bumi, sebagian lainnya bermukim di tundra nan beku. Namun, di antara berbagai lokasi berkembang biak bakteri, Anda mungkin tak menyangka bahwa busa spons di dapur merupakan salah satu tempat nyaman bagi bakteri.
Busa spons yang selama ini kita gunakan untuk membersihkan piring dan gelas sejatinya surga bagi bakteri. Benda itu hangat, lembap, dan penuh dengan remah-remah makanan bergizi untuk santapan mikroba.
Pada 2017, Markus Egert, seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Furtwangen di Jerman, menerbitkan data mengenai mikrobioma bakteri pada spons bekas di dapur. Ia menemukan 362 spesies mikroba di spons tersebut. Pada beberapa titik spons, kepadatan bakteri mencapai 54 miliar individu per sentimeter persegi.
"Jumlahnya sangat banyak, mirip dengan jumlah bakteri yang akan Anda temukan pada sampel tinja manusia," kata Egert.
Mengapa spons menjadi tempat berkembang biak bakteri?
Spons penuh dengan lubang dan kantong yang menyediakan tempat berkembang biak bagi komunitas mikroba.
Lingchong You, seorang ahli biologi sintetis di Duke University, menggunakan komputer bersama timnya untuk membuat model lingkungan spons yang kompleks untuk penelitian pada 2022.
Ia menemukan bahwa spons dengan berbagai ukuran pori mendorong pertumbuhan mikroba paling banyak. Timnya kemudian mereplikasi hasil ini dengan menumbuhkan berbagai jenis E.coli dalam spons selulosa.
"Mereka menemukan bahwa berbagai ukuran pori yang berbeda dalam spons dapur adalah sesuatu yang sangat penting [untuk mendorong pertumbuhan bakteri]," kata Egert.
"Ini masuk akal karena ada bakteri individualis yang suka tumbuh sendiri, lalu ada bakteri yang membutuhkan teman. Di dalam spons, ada begitu banyak pori sehingga setiap bakteri merasa senang."
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Spons jelas merupakan rumah yang cocok bagi bakteri. Akan tetapi, bukan berarti busa spons berisiko bagi kesehatan manusia.
Bakteri ada di mana-mana—di kulit kita, di tanah, dan di udara sekitar kita. Tidak semuanya berbahaya. Bahkan, ada banyak bakteri yang melakukan pekerjaan vital.
Oleh karena itu, pertanyaan pentingnya adalah, apakah kita perlu merasa khawatir terhadap bakteri yang ditemukan di spons dapur?
Dalam penelitian Egert tahun 2017, ia mengurutkan DNA spesies yang paling umum. Meskipun tidak mungkin untuk mengidentifikasi spesies pasti dari setiap bakteri, lima dari 10 spesies paling umum berkerabat dekat dengan bakteri yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Membersihkan spons secara khusus, seperti mencucinya dengan air panas dan sabun juga tidak terlalu membantu. Karena, meskipun beberapa bakteri bisa musnah, tindakan tersebut justru membuat jenis bakteri lain lebih kebal untuk berkembang biak.
"Hipotesis kami adalah tindakan pembersihan dapat mengarah pada semacam proses seleksi, yaitu beberapa bakteri yang bertahan hidup dapat bertambah lebih banyak," kata Egert.
"Jika dilakukan beberapa kali, tindakan itu mungkin akan menghasilkan bakteri terpilih yang lebih mampu beradaptasi dengan pembersihan."
Apakah ada bakteri berbahaya bagi manusia di dalam spons dapur?
Penting untuk dicatat bahwa tidak ada bakteri yang ditemukan oleh Egert terkait dengan keracunan makanan atau penyakit parah.
Faktanya, 90% rawat inap akibat penyakit bawaan makanan dapat ditelusuri hanya dari lima patogen, tiga di antaranya adalah bakteri Escherichia coli, Salmonella, dan Campylobacter.
Bakteri-bakteri ini cukup langka pada spons dapur.
"Kami hanya menemukan bakteri yang berpotensi patogen, yaitu bakteri yang dapat berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, atau orang tua atau anak-anak," kata Egert. "Biasanya, bagi orang sehat, bakteri pada spons dapur tidak berbahaya."
Pada 2017, Jennifer Quinlan, seorang profesor keamanan pangan di Universitas Prairie View A&M di AS, mengumpulkan spons dapur dari 100 rumah di Philadelphia bersama rekan-rekannya.
Ia menemukan bahwa hanya 1%-2% dari spons tersebut yang mengandung bakteri terkait dengan keracunan makanan pada manusia. Bakteri pada spons hanya sedikit yang berbahaya.
Temuan ini didukung oleh studi pada 2022 yang dilakukan oleh Solveig Langsrud, seorang ilmuwan di lembaga penelitian makanan Norwegia, Nofima. Dia membandingkan bakteri yang ditemukan pada spons cuci piring dan sikat.
Ia menemukan sekumpulan bakteri yang tidak berbahaya dan tidak patogen pada kedua jenis peralatan makan, termasuk Acinetobacter, Chryseobacterium, Enhydrobacter, Enterobacteriaceae, dan Pseudomonas. Namun, secara keseluruhan sikat mengandung lebih sedikit bakteri.
"Sebagian besar bakteri pada spons tidak menyebabkan penyakit. Bakteri pada spons hanya akan membuat spons berbau tidak sedap seiring waktu," kata Quinlan.
"Meskipun demikian, jika Anda menggunakan spons untuk membersihkan daging mentah atau jus ayam mentah, kemungkinan ada beberapa bakteri patogen di spons tersebut," tambahnya.
Dengan kata lain, walau bakteri pada spons dapur biasanya tidak berbahaya, spons akan menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan patogen jika bakteri berbahaya seperti Salmonella muncul.
Ada bukti yang menunjukkan hal ini. Dalam penelitian Langsrud, ketika para peneliti memasukkan Salmonella ke spons dapur, bakteri tersebut berkembang biak pada spons. Namun, ketika mereka menambahkan bakteri ini ke sikat, bakteri itu mati.
Hal ini bisa terjadi karena sikat sering mengering sehingga bisa membunuh bakteri Salmonella. Adapun spons tetap lembap jika digunakan setiap hari.
Bakteri yang berpotensi patogen ini juga dapat berpindah dari spons ke piring, peralatan makan, atau permukaan.
Bagaimana cara membersihkan spons dapur secara efektif?
Lantas, seberapa sering kita harus mengganti spons dapur?
Quinlan berpendapat bahwa dari sudut pandang kebersihan, idealnya Anda harus menggantinya setiap pekan. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk memperpanjang masa pakainya.
"Ada dua cara mudah untuk membersihkannya. Anda dapat memasukkannya ke dalam mesin pencuci piring di penghujung malam, atau Anda dapat memanaskannya dalam microwave selama satu menit sampai Anda dapat melihat uap yang keluar. Itu akan membunuh sebagian besar patogen."
Penelitian telah menunjukkan bahwa memasukkan spons ke dalam mesin pencuci piring atau microwave dapat mengurangi jumlah bakteri dan dapat lebih efektif daripada merendam spons dalam pemutih.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Egbert, hal ini kemudian dapat membuat beberapa bakteri lebih kebal sehingga pembersihan akan menjadi kurang efektif seiring berjalannya waktu.
Menempatkan spons dalam air mendidih dan disinfektan juga akan membunuh sebagian besar bakteri, meskipun beberapa dapat bertahan hidup, terutama yang membentuk lapisan biofilm pelindung yang lengket.
Pendekatan ini telah terbukti efektif dalam mengurangi patogen potensial seperti Salmonella.
Kiat lainnya adalah tidak menaruh spons di wastafel, sehingga spons dapat mengering di antara penggunaan. Lalu, Anda harus benar-benar memeras air di dalam spons dan membuang remah-remah makanan di dalamnya.
Beberapa orang mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan alat lain untuk membersihkan piring.
"Saya tidak akan menggunakan spons dapur sama sekali. Sebenarnya tidak masuk akal bagi saya untuk menggunakan barang seperti itu di dalam lingkungan dapur," kata Egert.
"Sikat jauh lebih baik karena mengandung lebih sedikit bakteri dan lebih mudah kering. Sikat juga lebih mudah dibersihkan."
Anda dapat membaca artikel ini dalam versi bahasa Inggris dengan judul Your kitchen sponge teems with bacteria – should you use a brush instead? pada laman BBC Future.