Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Chrisann Pereira: Kisah Aktris Bollywood yang Dijebak sebagai Pengedar Narkoba
21 Mei 2023 12:05 WIB
Chrisann Pereira: Kisah Aktris Bollywood yang Dijebak sebagai Pengedar Narkoba
Apa yang dialami calon aktris kondang India, Chrisann Pereira bulan lalu, benar-benar mirip dengan alur cerita film Bollywood.
Setelah menyelesaikan peran kecil dalam film Bollywood Sadak2 dan Batla House, perempuan 27 tahun ini terbang dari Kota Mumbai, India, ke Sharjah di Uni Emirat Arab pada 1 April. Saat itu ia membawa serta harapan untuk menjadi aktris yang lebih terkenal.
Cerita perjalanannya ini diutarakan oleh kakaknya, Kevin.
Tujuan perjalanan Chrisann menuju Uni Emirat Arab adalah untuk mengikuti audisi sebagai pemeran utama dalam sebuah film serial yang akan ditayangkan di platform internasional, kata Kevin.
Tapi kunjungannya ke Sharjah justru membuat Chrisann dan keluarganya mengalami mimpi buruk - dia ditangkap dan dipenjara setelah salah satu barang bawaannya, suvenir, ditemukan berisi narkoba.
Tiga pekan kemudian, dia akhirnya dibebaskan setelah polisi di Mumbai menangkap dua pria, dan menahan mereka atas tuduhan telah menjebak Chrisann. Saat ini, Chrisann masih menunggu memperoleh paspornya sebelum kembali ke India, kata Kevin.
Seorang polisi di cabang reskrim Mumbai, yang menjadi bagian dari tim penyelidikan kasus ini, mengatakan kepada BBC bahwa orang ketiga - yang diduga memasok narkoba - juga telah ditangkap dan ditahan.
"Ini aksi balas dendam yang direncanakan tersangka utama - pemilik toko roti, Anthony Paul - dan rencana ini dieksekusi oleh rekan bankirnya Rajesh Damodar Bobhate yang juga memiliki nama samaran seperti Ravi Jain dan Prasad Rao," kata petugas polisi tersebut.
Ia melanjutkan, hasil penyelidikan ini menunjukkan dua orang ini juga menjebak empat orang sebelumnya, dengan modus operandi yang sama. Satu di antaranya - Clayton Rodrigues - masih berada di dalam tahanan Sharjah.
Paul dan Bobhate tidak berkomentar atas tuduhan itu, sampai mereka masuk bui. Tapi pengacara Paul, Ajay Dubey membantah tuduhan pada kliennya, dan menyebut "sepenuhnya salah dan tidak benar".
Dia menyalahkan Bobhate karena "menipu" kliennya, dan berkata, Paul tidak ada hubungannya dengan suvenir tersebut.
Sebaliknya, istri Bobhate, Sonal mengatakan pada BBC bahwa Paul lah yang telah "menjebak" suaminya.
Cerita bagaimana Chrisann sampai dijebak menjadi pengedar narkoba, digambarkan oleh Kevin, penuh dengan liku-liku yang sulit dipercaya.
Pada 23 Maret, ibu Kevin dan Chrisann, Premila Pereira menerima pesan dari seorang pria yang mengatakan dia telah bertemu dengan Chrisann di sebuah acara. Pria itu mengaku akan membiayai sebuah serial streaming, dan ingin mengikutsertakan putrinya di dalamnya.
"Saat Chrisann bertemu dengannya, dia berkata kalau Chrisann harus pergi ke Dubai untuk audisi, tapi ketika dia mengirimkan tiket, tujuannya justru ke Sharjah."
Kevin saat itu sudah mewanti-wanti adiknya, agar "berhati-hati karena banyak penipuan yang terjadi" tapi "keraguan tidak terlintas di benaknya."
"Dia sedang mempersiapkan diri untuk audisi, dan sangat bersemangat mengenai kesempatan yang luar biasa ini," katanya.
Beberapa jam sebelum penerbangan, Kevin mengatakan Chrisann menerima panggilan telepon dari pria yang sama, yang memintanya untuk bertemu dalam perjalanan ke bandara. Di situlah, pria itu memberikan suvenir, dan memintanya untuk memberikan pada temannya di Sharjah.
"Dia mendarat pada pukul satu dini hari, dan menelpon ayah kami sekitar pukul dua untuk mengatakan bahwa dia telah ditipu. Chrisann berkata, tak ada satu orang pun yang menemuinya di bandara, dan tak ada hotel yang dipesan atas namanya. Kemudian, dia juga memberi tahu mengenai suvenir tersebut."
Kevin, yang pernah bekerja di maskapai penerbangan, mengatakan bahwa saat itulah ia menyadari adiknya sedang dalam masalah besar.
"Saya menyuruhnya untuk segera pergi ke bagian kepolisian bandara, dan ceritakan semuanya. Tapi selama 17 hari berikutnya, kami tidak bisa lagi menghubungi Chrisann."
Keluarga ini kemudian mengajukan pengaduan, dan selama beberapa hari berikutnya, keluarga Pereiras menulis 15 surat elektronik, termasuk ke perdana menteri, menteri luar negeri, dan konsulat India di Sharjah untuk meminta bantuan.
"Kami akhirnya mendapatkan konfirmasi dari konsulat India, bahwa Chrisann berada di Penjara Pusat Sharjah atas tuduhan kepemilikan narkoba.
"Saat kami mencari tahu di Google, kami menemukan bahwa seseorang yang membawa narkoba di Uni Emirat Arab bisa dihukum hingga 25 tahun di penjara atau bahkan hukuman mati. Ini menyebabkan kepanikan di rumah kami."
Seminggu setelah penangkapan Chrisann seiring dengan rasa putus asa keluarga, Kevin memutuskan untuk mengunggah permohonan bantuan di Twitter dan Instagram - dan akhirnya, ada sebuah terobosan.
Empat orang merespon dalam unggahan Instagram-nya, mengatakan mereka juga pernah mengalami hal serupa. Mereka semua menulis bahwa seorang pria dengan nama yang sama, yang memberikan suvenir kepada Chrisann, juga pernah memberikan mereka barang serupa ke Timur Tengah.
Lalu, Kevin dan sejumlah keluarga korban lainnya pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kasus ini.
Baca juga:
Kepolisian mengatakan dalam kelima kasus tersebut, terdapat "sudut pandang pribadi" dan Paul kenal semua korbannya. Semua ini dilakukan untuk menyelesaikan masalah pribadinya.
Pihak kepolisian mengatakan Paul mengaku pada mereka, bahwa dia memulai merencanakan aksi balas dendam setahun lalu. Hal ini dimulai saat Paul dan ibunya Chrisann bertengkar mengenai anjing liar.
Keluarga Pereiras mengatakan, mereka pikir sudah melupakan kejadian tersebut, dan semuanya sudah baik-baik saja. Mereka bahkan tak mengerti mengapa Chrisann dijebak, sampai akhirnya pada 24 April polisi mengumumkan penangkapan dan motif yang dituduhkan pada tersangka.
Namun, bagi keluarga Pereira, mimpi buruk ini belum berakhir.
"Saya tahu betul, adik saya itu tidak bersalah, dan kebenaran akan terungkap, tapi Anda tak bisa membayangkan bagaimana siksaan mental dan emosi yang harus kami lalui.
"Adik saya keluar dari penjara, dia sudah aman, tapi kami masih tidak tahu kapan kasus ini akan selesai dan adik saya akan pulang ke rumah," kata Kevin.
Insiden ini, tambahnya, benar-benar mengguncang Chrisann.
"Dia dalam kondisi syok, dia tak bisa mencerna bagaimana seseorang bisa melakukan hal seperti ini kepadanya. Kami berusaha untuk tetap memotivasinya, tapi sampai dia kembali ke rumah, saya rasa dia - atau kami semua - belum bisa bernapas lega."