COVID-19: Kesaksian Perempuan China Terjebak Lockdown di Rumah Kencan Butanya

Konten Media Partner
13 Januari 2022 20:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ms Wang has spent at least four days locked down with her date
zoom-in-whitePerbesar
Ms Wang has spent at least four days locked down with her date
Karantina wilayah atau lockdown secara mendadak di China dilaporkan telah menyebabkan seorang perempuan terjebak di rumah pria yang ditemuinya saat kencan buta.
Seorang perempuan, yang hanya diidentifikasi dengan nama marga Wang, mengunggah pengalamannya tersebut pada platform media sosial China WeChat pekan lalu.
Dalam unggahan tersebut, Wang mengatakan bahwa dia baru saja kembali ke Kota Zhengzhou dari Guangzhou menjelang Tahun Baru Imlek.
"Saya sudah cukup berumur, jadi orang tua saya mengatur lebih dari 10 kencan buta untuk saya," katanya dalam postingan ini.
Wang menulis, bahwa pria pada kencan kelimanya itu "pandai memasak, dan mengundang saya ke rumahnya agar bisa memasak".
Namun, saat menyantap makanan, dia baru menyadari bahwa lingkungan tempat tinggal teman kencannya telah dikarantina secara cepat karena kasus Covid-19, sehingga ia tidak dapat meninggalkan rumah si pria selama beberapa hari.
Wang mengatakan kepada media pada Minggu (09/01) bahwa dia telah terjebak selama empat hari di rumah teman kencannya, dan situasinya "tidak ideal".
Namun, Wang mengatakan, teman kencannya telah memasak makanan setiap hari untuknya saat mereka terdampar bersama.
Wang mengatakan teman kencannya telah memasak dan membersihkan rumah untuknya
Wang mengatakan teman kencannya mengundangnya berkeliling untuk memamerkan keterampilan memasaknya
Wang menambahkan, "pria itu tidak banyak bicara".
Tidak jelas apakah dia masih terjebak di rumah teman kencannya. Namun, kasus Covid-19 masih ada di Zhengzhou dalam beberapa hari terakhir.
Ada lebih dari 100 kasus Covid-19 di Zhengzhou selama seminggu terakhir, lapor surat kabar Global Times.
Bisnis non-esensial diperintahkan untuk tutup pada Selasa (11/01) di kota itu, dan pemerintah sempat menggelar tes Covid-19 skala besar untuk menguji 12,6 juta penduduk kota itu demi menemukan orang-orang pembawa Covid-19.
China memiliki kebijakan nol Covid-19, yang berarti bahwa penguncian cepat secara rutin diberlakukan di masyarakat ketika kasus virus terdeteksi.
Wang bukan satu-satunya orang dalam beberapa pekan terakhir yang mendapati dirinya tidak sadar di tengah lockdown yang diberlakukan dengan cepat.
Bulan lalu, seorang pria menemukan dirinya mengalami lockdown di tengah pemindahan rumah di kota utara Xi'an.
Pria itu mengatakan kepada media bahwa dia bahkan tidak diizinkan untuk mengumpulkan barang bawaan dari mobilnya, dan harus bertanya kepada tetangga apakah dia bisa meminjam selimut.