Konten Media Partner

Film India Pemenang Oscar Diduga Tidak Membayar Tokoh Utamanya

13 Agustus 2023 15:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah film dokumenter India peraih Oscar tengah menjadi sorotan karena para pembuat film tersebut dituding tidak menepati janji kepada tokoh utama yang membintanginya.
The Elephant Whisperers membuat sejarah awal tahun ini ketika menjadi film dokumenter India pertama yang memenangkan Oscar.
Film ini bercerita tentang pasangan bernama Bomman dan Bellie yang merawat bayi gajah yatim piatu dan terluka.
Pekan lalu, Bomman dan Bellie mengungkap hal yang mengejutkan.
Mereka mengirimkan somasi kepada pembuat film pada Juni lalu, menyatakan bahwa produsen itu mengingkari janji yang dibuat untuk mereka, termasuk memberi mereka "rumah yang layak" dan "dukungan keuangan yang memadai".
Bellie mengonfirmasi hal ini kepada BBC Tamil awal pekan ini.
Para pembuat film membantah tuduhan itu. Dalam sebuah pernyataan kepada BBC Tamil awal pekan ini, sutradara dan produser mengatakan bahwa mereka "sangat menghormati" semua pihak yang berkontribusi dalam film garapannya.
Sutradara film, Kartiki Gonsalves, menambahkan: "Semua tuduhan yang dibuat oleh Bomman-Bellie salah, tidak ada kebenaran dalam tuduhan mereka."
Setelah kisah mereka menjadi berita utama minggu ini, Bomman mengatakan kepada media pada 7 Agustus lalu, bahwa dia tidak mengetahui kalau somasi itu sudah dikirim dan tidak mengetahui pengacara di baliknya.
Namun, pada Kamis malam, Bomman menegaskan kembali kepada BBC bahwa mereka memang telah mengirimkan somasi dan belum ditarik kembali.
AS Mohammed Manzoor, pengacara yang mewakili pasangan tersebut, juga mengatakan kepada BBC "klaim bahwa kami telah menarik kembali somasi kami tidak berdasar dan benar-benar palsu".
Bomman dan Bellie menggugat sutradara film Kartiki Gonsalves dan Sikhya Entertainment.
The Elephant Whisperers berlatar di pegunungan Nilgiri yang menakjubkan.
Film ini mengisahkan pasangan Bomman dan Bellie saat mereka merawat Raghu, bayi gajah yang terluka dan terpisah dari kawanannya di dalam Suaka Harimau Mudumalai, di Negara Bagian Tamil Nadu, India selatan.
Pasangan itu tergabung dalam komunitas Kattunayakan, kelompok masyarakat adat yang telah menjaga hutan selama beberapa generasi.
Film ini menuai banyak pujian karena menyoroti upaya mereka dalam melakukan konservasi satwa liar dan menampilkan adegan bergerak yang menunjukkan ikatan antara hewan dan manusia yang merawatnya.
Kesuksesan film tersebut di Oscar telah mengubah Bomman dan Bellie menjadi selebritas.
Kepala Pemerintahan Tamil Nadu, MK Stalin, memberikan cek masing-masing 100.000 rupee (senilai Rp18,3 juta), beserta surat penghargaan.
Keduanya juga bertemu Perdana Menteri Narendra Modi saat mengunjungi kamp gajah pada April lalu.
Namun minggu lalu, dalam wawancara yang dimuat di YouTube mereka mengungkapkan telah mengirimkan somasi ke Gonsalves dan Sikhya Entertainment - perusahaan produksi yang dijalankan oleh produser pemenang penghargaan Guneet Monga.
Pasangan itu menuduh para pembuat film tidak menepati janji yang telah disepakati saat syuting.
Pengacara mereka meminta pihak pembuat film membayarkan 20 juta rupee (senilai Rp3,7 miliar) kepada pasangan itu "sebagai itikad baik", mengatakan bahwa uang itu akan digunakan untuk membeli rumah serta kebutuhan mereka di hari tua.
Dalam pernyataannya kepada BBC Tamil, Gonsalves dan Sikhya Entertainment mengatakan bahwa film dokumenter tersebut meningkatkan kesadaran dan berdampak nyata pada komunitas yang merawat binatang.
"Kesuksesan film dokumenter tersebut merupakan 'momen kebanggaan nasional' yang membawa pengakuan luas terhadap kerja keras mahout seperti Bomman dan Bellie," kata mereka.
Dalam pernyataannya, pembuat film mengatakan bahwa mereka "sangat menghormati" semua orang yang berkontribusi dalam film.
Bomman mengatakan kepada BBC Tamil awal pekan ini bahwa, meskipun selama pembuatan film Gonsalves menjanjikan beberapa hal, mereka tidak menerima apa pun "kecuali 100.000 rupee (senilai Rp18,3 juta) yang diberikan oleh pemerintah".
Dalam somasinya, Bomman dan Bellie mengatakan mereka tidak menerima keuntungan yang adil dari keuntungan komersial besar yang dibuat oleh pembuat film.
Mereka menambahkan bahwa "keterampilan, waktu, dan upaya mereka harus dikompensasi secara proporsional, setidaknya setelah film pendek dokumenter itu menuai kesuksesan".