Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Hardeep Singh Nijjar, Aktivis Sikh yang Kematiannya Picu Ketegangan India-Kanada
23 September 2023 12:10 WIB
·
waktu baca 4 menitIndia dan Kanada sedang dalam ketegangan menyusul kematian seorang aktivis Sikh dengan kedua pihak mengumumkan penarikan diplomat masing-masing negara.
Pemerintah India menampik tudingan bahwa agen mereka terlibat dalam pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, yang tewas ditembak di luar kuil di bagian barat British Columbia, Kanada.
Pada Senin (18/09), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berkata di parlemen bahwa ada "tuduhan yang kredibel" menyebut pemerintah India berada di balik penembakan yang terjadi pada Juni silam.
Namun, siapakah aktivis yang terbunuh itu, apa yang ia kampanyekan dan mengapa kasusnya memicu tensi diplomatik?
Siapa Hardeep Singh Nijjar?
Hardeep Singh Nijjar disebut sebagai separatis Sikh kenamaan - dia menginginkan tanah air merdeka (dikenal sebagai Khalistan) untuk agama minoritas yang berbasis di sekitar negara bagian Punjab, India.
Dia ditembak mati di kota Surrey, British Columbia, pada usia 45 tahun.
Nijjar lahir di desa Bharsinghpur di Punjab dan pindah ke Kanada pada 1997.
Awalnya, dia bekerja sebagai tukang ledeng, namun kemudian menjadi pemimpin Sikh terkemuka di Provinsi British Columbia.
India menggolongkan Nijjar sebagai teroris pada 2020 atas dugaan keterlibatan dirinya dengan Khalistan Tiger Force - kelompok yang mengkampanyekan negara Sikh yang merdeka di Punjab,
India menuduhnya melakukan hasutan dan pemberontakan, serta "berusaha menciptakan ketidakharmonisan di antara berbagai komunitas" di negara tersebut.
Para pendukungnya menyebut tuduhan tersebut "tidak berdasar" dan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran ancaman karena aktivismenya.
Laporan di media India mengatakan dia sedang berupaya mengorganisir referendum tidak resmi di India untuk membentuk negara Sikh yang merdeka pada saat kematiannya.
Bagaimana Hardeep Singh Nijjar meninggal?
Pada 18 Juni silam, polisi Kanada menerima laporan kejadian penembakan dan menemukan Nijjar dengan sejumlah luka tembak di truk bak terbukanya, yang terparkir di kuil Guru Nanak Sikh Gurdwara di Surrey, British Columbia, Kanada. Nijjar, presiden kuil tersebut, meninggal di tempat kejadian.
Polisi setempat menyebut dia ditembak oleh dua pria bertopeng — sebuah laporan polisi menyebut kemungkinan adanya pelaku ketiga.
Beberapa bulan kemudian, pembunuhannya masih belum terpecahkan.
Putra Nijjar, Balraj Nijjar, mengaku terkejut dengan intervensi Trudeau.
Dia ingin agar Trudeau dan para pemimpin Kanada lainnya mengambil sikap, seperti dikutip dari media setempat, Global News.
Apa itu Khalistan?
Keinginan kelompok Sikh untuk memisahkan diri sudah dimulai sejak hari-hari terakhir kekuasaan Raj Inggris di India.
Pada tahun 1970an dan 1980an, kampanye terkait pemisahan diri ini menjadi semakin militan dan kerap berakhir dengan insiden berdarah.
Hal ini terjadi ketika kelompok bersenjata Sikh menguasai situs paling suci agama tersebut, Kuil Emas Amritsar, dan mengubahnya menjadi sebuah benteng.
Perdana Menteri India, Indira Gandhi memerintahkan operasi militer dan mengusir kelompok itu pada Juni 1984.
Menurut pemerintah India, sekitar 400 orang tewas dalam penyerbuan kuil tersebut, termasuk 87 tentara, namun kelompok Sikh membantah angka tersebut - mereka mengatakan ribuan orang tewas.
Beberapa bagian kuil rusak selama pertempuran dan umat Sikh merasa hal itu merupakan serangan terhadap agama mereka.
Beberapa bulan kemudian, pengawal Gandhi - seorang Sikh - menembak Indira Gandhi. Hal ini memicu reaksi keras terhadap kaum Sikh di Delhi dan di banyak kota di India utara.
Ketegangan yang terjadi pada 1980 dan 1990-an diperkirakan telah membunuh sekitar 30.000 orang secara keseluruhan, namun operasi militer secara efektif menekan militansi di Punjab dan hingga sekarang negara bagian itu damai.
Pada awal tahun ini, polisi menangkap seorang Sikh, Amritpal Singh, yang mencoba membangkitkan hasrat bagi negara Sikh yang mereka, namun gerakannya tak dianggap sebagai indikator ketidakpuasan massa.
India sangat menentang gerakan Khalistan dan semua partai politik arus utama, termasuk partai di Punjab, mengecam kekerasan dan separatisme.
Namun tuntutan tersebut masih mendapat dukungan luas di kalangan diaspora Sikh. Awal tahun ini protes Sikh di negara-negara barat menyebabkan kedutaan besar India diserang.
Pemerintah India mendesak pemerintah Kanada, Australia dan Inggris, yang semuanya memiliki populasi Sikh yang cukup besar, untuk mengambil tindakan, dengan mengatakan bahwa kegagalan dalam mengatasi apa yang mereka sebut sebagai "ekstremisme Sikh" akan menjadi hambatan bagi hubungan baik.
Aktivisme diaspora
Penganut Sikh berjumlah sekitar dua persen dari populasi India, sebagian besar terkonsentrasi di negara bagian Punjab tempat asal mula Sikhisme dan Kuil Armitsar berada.
Kanada adalah rumah bagi 770.000 Sikh - populasi terbanyak di luar India - dan penanganan militansi Sikh di negara itu menjadi masalah utama bagi India.
Pejabat India mengatakan beberapa anggota diaspora berada dibalik serangan-serangan terhadap India - insiden yang terburuk adalah pengeboman pesawat Boeing 747 milik maskapai Air India yang terbang dari Kanada ke India pada Juni 1985. Sebanyak 329 penumpang pesawat meninggal dunia.
Pada 2012, kelompok Sikh melakukan percobaan pembunuhan terhadap pensiunan jenderal India yang memimpin operasi militer terhadap kelompok militan Sikh di Kuil Armitsar pada 1984.
Kuldeep Singh Brar, pensiunan jenderal tersebut selamat dan empat orang Sikh dinyatakan bersalah.
India ingin negara-negara Barat secara proaktif menindak kelompok separatis, namun anggota parlemen di Kanada sering menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok separatis Sikh dan orang-orang Sikh yang terkait dengan gerakan Khalistan telah terpilih menjadi anggota parlemen.