Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Hizbullah, Israel, dan Dataran Tinggi Golan: Mengapa Serangan yang Menewaskan 12 Anak Memicu Kekhawatiran Terjadi Perang?
31 Juli 2024 7:00 WIB
Hizbullah, Israel, dan Dataran Tinggi Golan: Mengapa Serangan yang Menewaskan 12 Anak Memicu Kekhawatiran Terjadi Perang?
Serangan mematikan di lapangan olahraga di Dataran Tinggi Golan pada akhir pekan lalu menimbulkan kekhawatiran bakal terjadi perang baru di wilayah tersebut.
Israel mengatakan kelompok milisi Hizbullah yang berbasis di Lebanon berada di balik serangan, meski kelompok tersebut membantahnya.
Apa yang terjadi dalam serangan di Dataran Tinggi Golan?
Pada Sabtu (27/07), sebuah ledakan menghantam lapangan bermain di Kota Majdal Shams, menewaskan 12 anak-anak dan remaja dari komunitas minoritas Druze.
Ini adalah insiden paling mematikan di sekitar perbatasan Israel dengan Lebanon sejak pertikaian antara Israel dan Hizbullah meningkat sejak bulan Oktober 2023 silam.
Serangan tersebut – yang menewaskan anak-anak – menyebabkan kemarahan dan syok di Israel dan di seluruh dunia.
Israel mengatakan Hizbullah melakukan serangan itu dengan roket buatan Iran, yang ditembakkan dari jarak dekat di Lebanon.
AS juga mengatakan Hizbullah adalah pihak yang harus disalahkan.
Namun Hizbullah dengan tegas membantah keterlibatannya.
Apa itu Hizbullah?
Hizbullah adalah gerakan militer dan politik bersenjata lengkap yang berbasis di Lebanon – negara tetangga di utara Israel.
Sayap militernya adalah salah satu kekuatan paling kuat di kawasan ini, dilengkapi dengan sekitar 200.000 rudal dan roket, serta drone tempur.
Pasukan ini terpisah dari tentara Lebanon dan jauh lebih kuat.
Hizbullah juga berpengaruh secara politik di pemerintahan Lebanon.
Gerakan ini memiliki haluan Islam Syiah, serta dibiayai, dilengkapi, dan dilatih oleh Iran, kekuatan Syiah yang dominan di Timur Tengah.
Hizbullah dan para pendukungnya menganggap gerakan mereka sebagai perlawanan yang sah terhadap Israel, yang diklaim masih menduduki sebagian wilayah Lebanon.
Organisasi ini adalah pendukung kuat Hamas dan Palestina dan menolak hak keberadaan Israel.
Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris dan dilarang di negara-negara Barat, Israel, negara-negara Teluk Arab dan Liga Arab
Apa itu Dataran Tinggi Golan dan mengapa Israel ada di sana?
Dataran Tinggi Golan adalah dataran tinggi berbatu di barat daya Suriah yang membentang hingga timur laut Israel.
Israel merebut sekitar 1.200 km Dataran Tinggi Golan – tempat Suriah menyerangnya – dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Israel kemudian mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1981, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Pemerintahan Donald Trump melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun dengan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada tahun 2019.
Suriah mengatakan wilayah tersebut selalu menjadi miliknya dan telah berjanji untuk merebut kembali wilayah tersebut, sementara Israel mengatakan bahwa ketinggian tersebut sangat penting untuk pertahanannya dan akan tetap berada di tangannya selamanya.
Sekitar 20.000 pemukim Yahudi tinggal di Dataran Tinggi Golan, yang juga merupakan lokasi pangkalan militer dan pos Israel.
Permukiman tersebut dianggap ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.
Siapa kelompok etnis Druze ?
Suku Druze adalah kelompok etnis dan agama berbahasa Arab yang sebagian besar tinggal di Lebanon, Israel, Yordania, dan Suriah.
Sebagian dari komunitas tersebut telah tinggal di Dataran Tinggi Golan selama berabad-abad.
Penduduk di Dataran Tinggi Golan yang sebelumnya merupakan warga Suriah berpindah menjadi warga Israel pada Juni 1967, ketika Israel menduduki sebagian besar wilayah tersebut.
Majdal Shams adalah kota terbesar dari empat kota mayoritas Druze di sana.
Israel kemudian menawarkan kewarganegaraan kepada seluruh penduduk Dataran Tinggi Golan, meski banyak yang memilih untuk tetap setia kepada Suriah.
Sekitar 20% dari sekitar 21.000 warga Druze yang tinggal di sana saat ini telah menerima atau mewarisi kewarganegaraan Israel.
Mereka yang mempertahankan kewarganegaraan Suriah juga memiliki status tinggal di Israel, hak yang sama dengan warga negara Israel selain hak memilih.
Di luar Dataran Tinggi Golan yang diduduki, terdapat sekitar 110.000 warga Druze yang merupakan warga negara penuh Israel.
Mereka adalah komunitas non-Yahudi terbesar yang bertugas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sebagai bagian dari dinas wajib nasional negara tersebut.
Ada sekitar satu juta Druze di dunia, meskipun perkiraannya berbeda-beda. Keyakinan mereka merupakan cabang dari cabang Islam Syiah, namun agama mereka adalah agama yang berbeda dengan praktik dan keyakinannya sendiri.
Mengapa Hizbullah menyerang Dataran Tinggi Golan?
Hizbullah melakukan serangan terhadap Israel sehari setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 yang berujung pada pertikaian tak berkesudahan di Gaza.
Hizbullah mengatakan mereka bertindak sebagai solidaritas terhadap warga Palestina.
Sejak itu, Hizbullah dan Israel terus saling baku tembak, memaksa ribuan orang di Lebanon dan Israel meninggalkan rumah mereka.
Pejabat keamanan Israel mengatakan roket yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja pada akhir pekan lalu adalah bagian dari serang yang menghantam beberapa lokasi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Serangan itu kemudian disusul oleh serangan Israel yang menewaskan empat pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.
Sebagian besar serangan Hizbullah sejak 8 Oktober terjadi di Israel utara, dengan lebih sedikit serangan di Dataran Tinggi Golan.
Namun, mereka berulang kali menargetkan posisi militer Israel di Dataran Tinggi Golan yang disebut Shebaa Farms atau Gunung Dov, yang hanya berjarak beberapa mil dari Majdal Shams.
Hizbullah mungkin telah memperhitungkan bahwa reaksi internasional terhadap serangan terhadap wilayah yang dianggap berada di bawah pendudukan Israel akan relatif tidak terdengar, sambil tetap memberikan tekanan pada pemerintah dan militer Israel saat mereka berperang di Gaza.
Apa hubungannya semua ini dengan Hamas dan perang di Gaza?
Hizbullah mendukung Hamas, yang telah berperang dengan Israel sejak 7 Oktober.
Hizbullah membuka front kedua secara terbatas di utara Israel keesokan harinya dan kedua pihak terus saling baku tembak sejak saat itu.
Baik Hamas maupun Hizbullah didukung oleh Iran – kendati Hamas adalah kelompok Muslim Sunni dan Hizbullah adalah kelompok Syiah.
Keduanya adalah bagian dari apa yang Iran sebut sebagai “poros perlawanan”, sebuah aliansi yang terdiri dari kelompok-kelompok yang berpikiran sama dan didukung Iran di Timur Tengah, yang bertindak melawan Israel dan sekutu utama Israel, Amerika Serikat, di wilayah tersebut.
Hizbullah tidak terlibat langsung dalam perang di Gaza dan mengatakan mereka akan berhenti menembaki Israel jika dan ketika ada gencatan senjata antara Israel dan Hamas.