Konten Media Partner

Imigran Memakan Hewan Piaraan, Inflasi Terparah, Larangan Aborsi – Bagaimana Hasil Cek Fakta Debat Capres AS?

12 September 2024 8:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Imigran Memakan Hewan Piaraan, Inflasi Terparah, Larangan Aborsi – Bagaimana Hasil Cek Fakta Debat Capres AS?

Debat televisi antara dua calon presiden AS, Donald Trump dan Kamala Harris, pada Selasa (10/9).
zoom-in-whitePerbesar
Debat televisi antara dua calon presiden AS, Donald Trump dan Kamala Harris, pada Selasa (10/9).
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Donald Trump dan Kamala Harris saling berhadapan di debat televisi pertama mereka dalam kampanye pemilihan presiden AS, Selasa (10/09) malam waktu setempat.
Selama 90 menit debat, situasi kerap memanas. Trump dan Harris saling melempar klaim terkait sejumlah isu pemilu penting, termasuk soal ekonomi, imigrasi, dan aborsi.
Trump, misalnya, mengatakan bahwa para imigran di Springfield, Ohio, memakan hewan piaraan warga setempat dan jutaan orang datang ke AS dari penjara dan rumah sakit jiwa.
Sementara itu, Harris menyebut tingkat pengangguran era Trump adalah yang terburuk sejak era Depresi Hebat pada 1930-an dan mengeklaim Trump akan memberlakukan larangan aborsi nasional.
BBC Verify telah memeriksa klaim-klaim tersebut.

Apakah imigran di Ohio benar memakan hewan peliharaan?

KLAIM: Trump mengatakan, “Di Springfield, mereka [imigran] memakan anjing. Para pendatang itu, mereka memakan kucing. Mereka memakan hewan piaraan warga setempat.”
HASIL CEK FAKTA: Tidak ada bukti untuk mendukung klaim ini.
Apa yang Trump katakan sejalan dengan klaim tak berdasar yang sebelumnya pernah disampaikan JD Vance, pasangannya pada Pilpres AS.
Vance sempat bilang imigran dari Haiti yang belakangan bermukim di Springfield, Ohio, kerap memakan hewan piaraan.
Pejabat kota Springfield mengatakan pada BBC Verify: “Tidak ada laporan masuk yang kredibel atau klaim spesifik bahwa ada hewan piaraan yang dianiaya, dilukai, atau disiksa oleh individu dari komunitas imigran.”
J.D. Vance, calon wakil presiden AS dari Partai Republik.

Apakah tingkat pengangguran era Trump terburuk sejak 1930-an?

KLAIM: Harris mengatakan, “Donald Trump mewariskan tingkat pengangguran terburuk sejak era Depresi Hebat.”
HASIL CEK FAKTA: Ini salah.
Pada akhir pemerintahan Trump pada Januari 2021, tingkat pengangguran AS tercatat sebesar 6,4%.
Namun, angkanya pernah lebih buruk dari itu di masa-masa setelah Depresi Hebat.
Pada Oktober 2009, tingkat pengangguran sempat menyentuh 10% di tengah badai resesi ekonomi.
Sejak itu, angkanya terus menurun, kecuali di masa pandemi Covid-19. Data terakhir per Agustus 2024 menunjukkan tingkat pengangguran ada di angka 4,2%.

Apakah jutaan orang datang ke AS dari penjara dan rumah sakit jiwa?

KLAIM: Trump bilang, “Ada jutaan orang datang ke negara kita dari berbagai penjara dan rutan, dari berbagai lembaga kesehatan mental dan rumah sakit jiwa.”
HASIL CEK FAKTA: Tidak ada bukti untuk mendukung klaim semacam ini.
Sejak Januari 2021, otoritas AS mencatat ada sekitar 10 juta pertemuan dengan migran di perbatasan.
Tidak ada informasi tersedia soal berapa banyak dari mereka yang pernah dipenjara atau datang dari rumah sakit jiwa. Yang ada adalah data tentang berapa banyak dari mereka yang sebelumnya pernah dihukum karena tindak pidana.
Dari 1,4 juta penangkapan orang yang melintasi batas secara ilegal sepanjang tahun fiskal AS saat ini (yang berakhir pada September 2024), sekitar 14.700 orang tercatat pernah mendapat sanksi pidana.
Jumlah tersebut setara dengan sekitar 1% dari seluruh penangkapan di perbatasan pada periode ini dan tidak mencapai "jutaan" seperti yang diklaim Trump.
Donald Trump berbicara di perbatasan AS-Meksiko.

Apakah Trump akan memberlakukan larangan aborsi nasional?

KLAIM: Harris bilang, “Jika Donald Trump terpilih kembali, dia akan meneken larangan aborsi nasional.”
HASIL CEK FAKTA: Ini menyesatkan. Trump telah membantah bahwa ia akan menandatangani larangan nasional jika terpilih menjadi presiden.
Ia mengatakan ia akan menyerahkan kepada tiap negara bagian untuk memutuskan batasan akses aborsi masing-masing.
Harris juga membahas "Proyek 2025". Ini merujuk dokumen yang diterbitkan lembaga sayap kanan Heritage Foundation. Di dokumen itu, ada daftar usulan kebijakan yang diyakini harus dilaksanakan pemerintahan Trump.
Di sana pun tidak ada usulan untuk menerapkan larangan aborsi nasional, meski ada rekomendasi untuk membatasi akses aborsi.
Terkait dokumen itu, Trump mengatakan: “Saya tidak tahu apa-apa soal Proyek 2025. Saya tidak tahu siapa yang ada di baliknya.”
Banyak mantan pejabat pemerintahan Trump yang terkait dengan Proyek 2025.

Apakah inflasi era Biden yang terparah dalam sejarah AS?

KLAIM: Trump berujar “inflasi terparah yang pernah kita alami” ada di era Presiden Joe Biden saat ini.
HASIL CEK FAKTA: Ini salah.
Pada era Presiden Biden, inflasi menyentuh puncaknya di angka 9,1% pada Juni 2022. Ini terjadi di tengah kenaikan tajam harga berbagai komoditas di banyak negara.
Inflasi terakhir kali berada di atas 9% pada 1981. Namun, ia pernah tercatat jauh lebih tinggi dari itu di beberapa kesempatan dalam sejarah AS.
Sejak mencapai puncaknya pada pertengahan 2022, inflasi AS telah turun hingga 2,9% per Juli 2024. Meski begitu, harga barang-barang masih mengalami kenaikan dan menjadi isu utama bagi banyak pemilih.
Kenaikan harga barang-barang menjadi salah satu isu utama pemilu AS.

Apakah tarif Trump akan memberi beban tambahan US$4.000 bagi keluarga kelas menengah AS?

KLAIM: Harris bilang, “Ekonom mengatakan pajak penjualan Trump akan membuat keluarga kelas menengah keluar US$4.000 [Rp61,8 juta] lebih banyak per tahunnya.”
HASIL CEK FAKTA: Harris menyebut pajak impor yang diusulkan Trump sebagai pajak penjualan. Sejumlah ekonom memperkirakan ia memang dapat membebani keluarga kelas menengah sebesar ini. Namun, ada pula yang memperkirakan lebih rendah.
Trump berkeras bahwa ongkos ini akan dirasakan oleh negara-negara asing, tapi ekonom yakin akan ada dampak ekonomi bagi importir dan konsumen AS.
Angka US$4.000 adalah hasil analisis atas rencana kebijakan Trump untuk menaikkan tarif bagi seluruh komoditas impor menjadi 10%-20% dan terhadap barang-barang yang diimpor dari China menjadi 60%. Analisis ini dibuat lembaga riset kiri-tengah Centre for American Progress.
Lembaga itu mencoba melihat jumlah barang yang dibeli AS dari luar negeri setiap tahunnya, menghitung besaran pajak baru untuk barang-barang ini, dan membaginya dengan jumlah rumah tangga di AS.
Dari sana, muncul beban ekonomi sebesar US$4.600 per rumah tangga. Spesifik untuk keluarga kelas menengah, angkanya adalah US$3.900 per tahun.
Perkiraan dari lembaga lain lebih rendah. Hasil analisis The Peterson Institute menunjukkan dampak ekonominya hanya akan sebesar kira-kira US$1.700 per tahun untuk tarif 10% atau US$2.500 untuk tarif 20%.
Debat televisi antara dua calon presiden AS, Donald Trump dan Kamala Harris, pada Selasa (10/9).

Apakah kejahatan di Venezuela berkurang karena mereka mengirim para kriminal ke AS?

KLAIM: Trump berujar, “Kejahatan di Venezuela... menurun drastis karena mereka telah menangkap penjahat dari jalanan dan menyerahkannya kepada [Harris] untuk ditempatkan di negara kita.”
HASIL CEK FAKTA: Tidak ada bukti bahwa Venezuela melakukan hal ini. Tingkat kejahatan di sana memang menurun, tapi para ahli bilang itu terjadi karena kondisi ekonomi.
Angka kejahatan yang dirilis pemerintah Venezuela tidak meyakinkan. Namun, data dari lembaga independen Observatorium Kekerasan Venezuela bisa diandalkan.
Laporan tahunan lembaga tersebut untuk 2023 menyebut kematian akibat kekerasan pada tahun itu, misalnya dalam kasus pembunuhan, turun seperempat dibandingkan dengan 2022.
Observatorium Kekerasan Venezuela mengatakan pada BBC Verify: "Kejahatan menurun di Venezuela karena berkurangnya peluang untuk melakukan kejahatan: perampokan bank lenyap karena tidak ada uang untuk dicuri; penculikan berkurang karena tidak ada uang tunai untuk membayar tebusan."
Mereka bilang tidak ada bukti bahwa pemerintah Venezuela mengirimkan para kriminal dari negaranya ke AS.
Laporan oleh Lucy Gilder, Merlyn Thomas, Daniele Palumbo, Gerry Georgieva & Kayleen Devlin.