Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
‘Itu Kesalahan Besar dalam Hidup Saya’: Surat dari Einstein yang Mengawali Era Bom Atom
27 Agustus 2024 9:00 WIB
‘Itu Kesalahan Besar dalam Hidup Saya’: Surat dari Einstein yang Mengawali Era Bom Atom
Pada 2 Agustus 1939, fisikawan top Albert Einstein menulis surat kepada Presiden AS Franklin D. Roosevelt. Surat itulah yang mendorong dimulainya Proyek Manhattan dan lantas melahirkan salah satu penemuan paling signifikan – dan destruktif – sepanjang sejarah.
Kisah dramatis soal pemanfaatan tenaga atom yang diangkat film populer Oppenheimer yang rilis pada 2023 mungkin hanya akan jadi fiksi ilmiah bila Einstein tidak menulis surat sepanjang dua halaman tersebut.
“Penelitian terbaru di bidang fisika nuklir memungkinkan uranium diubah menjadi sumber energi baru nan penting,” seperti tertulis dalam surat untuk Presiden Roosevelt itu, yang ditandatangani sendiri oleh Einstein.
Energi ini, lanjutnya, bisa digunakan “untuk membuat bom yang sangat kuat”.
Di surat itu, Einstein pun menyampaikan kecurigaan soal keputusan Jerman menghentikan penjualan uranium di wilayah pendudukan Cekoslowakia.
Surat itu kemudian mendorong lahirnya program penelitian rahasia senilai US$2 miliar yang diberi nama “Proyek Manhattan”. Dan, dimulailah balapan dengan Jerman untuk mengembangkan senjata atom.
Proyek berdurasi tiga tahun ini, yang dipimpin fisikawan Robert Oppenheimer , membawa AS memasuki era nuklir dan berujung pada salah satu penemuan paling signifikan – dan destruktif – dalam sejarah: bom atom.
Pada 10 September 2024, surat Einstein ini akan dilelang di Christie’s New York dan diperkirakan bakal terjual dengan nilai lebih dari US$4 juta (Rp62,8 miliar).
Ada dua versi surat Einstein. Yang akan dilelang adalah versi yang lebih pendek. Sementara itu, versi yang lebih mendetail , yang dahulu dikirimkan langsung ke Gedung Putih AS, kini menjadi bagian dari koleksi permanen Perpustakaan Franklin D. Roosevelt di New York.
“Dalam banyak hal, surat ini menandai titik perubahan penting dalam sejarah sains, teknologi, dan kemanusiaan,” kata Peter Klarnet, spesialis barang-barang terkait atau berkarakteristik AS, buku-buku, dan manuskrip di Christie's, kepada BBC.
“Ini benar-benar pertama kalinya pemerintah Amerika Serikat terlibat langsung secara finansial dalam penelitian ilmiah besar,” tambahnya.
“Surat tersebut membuka jalan sehingga memungkinkan Amerika Serikat memanfaatkan sepenuhnya transformasi teknologi yang sedang terjadi.”
Dr. Bryn Willcock, direktur program Departemen Politik, Filsafat, dan Hubungan Internasional di Swansea University, sependapat.
“Sebagian besar catatan sejarah tentang asal-usul bom [atom] dimulai dengan pembahasan surat tersebut,“ kata Willcock, yang juga dosen mata kuliah sejarah AS dan nuklir.
“Isi surat itu adalah kunci yang membuat Presiden Roosevelt mengambil tindakan langsung.“
Bahkan, menurut Willcock, Atomic Heritage Foundation menilai surat itu berperan “vital” dalam mendorong Roosevelt melakukan penelitian atom.
Film Oppenheimer , yang mengangkat kisah Proyek Manhattan dan merujuk surat Einstein dalam salah satu adegan antara Oppenheimer dan fisikawan Ernest Lawrence, diharapkan dapat menambah minat publik terhadap lelang tersebut.
“[Surat] ini telah menjadi bagian dari budaya populer sejak 1945 dan seterusnya, sehingga telah memiliki tempat yang kuat. Namun, saya pikir film Oppenheimer kini membawanya ke generasi baru,” kata Klarnet.
Klarnet menggambarkan Einstein sebagai "karakter mitos" dalam budaya populer.
Einstein tentu memiliki kualitas itu di Oppenheimer. Ia mengintai di pinggiran film, bagai kameo yang ditunggu-tunggu. Identitasnya baru terungkap ketika topinya terlepas dan rambut putihnya yang masyhur secara mengejutkan terlihat.
Meski rumus E = mc2 Einstein menjelaskan soal energi yang dilepaskan dalam reaksi nuklir dan membuka jalan bagi model penerapan yang destruktif, peran Einstein dalam membuat bom atom bisa jadi dilebih-lebihkan dalam film tersebut.
Dalam adegan penutup film, Oppenheimer berkata pada Einstein, “Ketika saya datang kepada Anda dengan kalkulasi tersebut, kami pikir kami mungkin akan memulai reaksi berantai yang akan menghancurkan seluruh dunia...”
Menurut Klarnet, percakapan itu “omong kosong”.
Einstein, yang kerap dicurigai karena pandangan kiri dan latar belakang Jerman-nya, tidak mendapat akses dari pihak keamanan untuk itu, katanya.
Faktanya, Einstein adalah pasifis atau seseorang yang percaya bahwa perang dan kekerasan tidak dapat dibenarkan. Ia mengambil jarak dari Proyek Manhattan dan selalu menegaskan bahwa perannya dalam pelepasan energi atom sesungguhnya “tidak langsung ”.
Bila ada yang bisa disebut sebagai penghasut, itu adalah Leo Szilard, mantan murid Einstein.
Szilard menyimpan surat tersebut hingga ia meninggal pada 1964. Dan, di surat itu, tertulis catatan pensil Szilard: “Asli jangan dikirim!”
Einstein yang lahir di Jerman dan Szilard yang lahir di Hungaria sama-sama orang Yahudi yang kabur ke AS setelah Nazi mulai berkuasa. Lebih dari siapa pun, mereka memahami ancaman yang dibawa Jerman.
Surat itu adalah ide Szilard dan dia pula yang begitu gigih mendorong Einstein untuk menulis dan menandatanganinya.
Einstein memiliki pengaruh besar dan, setelah mendapat Hadiah Nobel pada 1921, dia menjadi “lambang ilmu pengetahuan modern”, kata Klarnet.
"Dia punya pengaruh yang tidak dimiliki orang lain,” ujar Klarnet.
“Orang lain rupanya telah mencoba memperingatkan Roosevelt tentang apa yang tengah terjadi di bulan-bulan sebelumnya, [tapi semua berubah] ketika tiba-tiba Anda datang dengan surat dari Albert Einstein yang mengatakan bahwa Anda harus melakukan ini – itu mengesankan.”
Pada 16 Juli 1945, prototipe bom atom yang disebut “the gadget” berhasil diledakkan di sebuah gurun di New Mexico. Sejumlah orang hadir menyaksikan uji coba tersebut dengan menggunakan pelindung mata.
Rasa kemenangan dan gentar segera menyelimuti. Pada hari itu, Presiden AS Harry S. Truman menulis di buku hariannya: “Kami telah menemukan bom paling mengerikan dalam sejarah dunia.”
Saat itu Jerman telah menyerah, tapi tidak dengan Jepang. Dan, muncul gagasan bahwa serangan bom atom dengan kekuatan menakutkan ke pelabuhan Jepang di Hiroshima dan Nagasaki bakal membuat perang segera berakhir.
Sehari setelah uji coba bom tersebut, Szilard sesungguhnya menulis petisi yang merekomendasikan agar Jepang diminta menyerah terlebih dahulu sebelum AS melancarkan serangan drastis semacam itu. Namun, petisi itu tidak sampai ke pihak berwenang tepat waktu.
Pada 6 Agustus, bom atom bernama “Little Boy” atau “Bocah Kecil” dijatuhkan di Hiroshima. Bom lain bernama “Fat Man” atau “Orang Gemuk” lalu diledakkan di Nagasaki pada 9 Agustus.
Sekiranya 200 ribu orang terbunuh atau terluka karena ledakan bom tersebut, dan banyak orang lainnya meninggal di tahun-tahun setelahnya karena efek samping radiasi.
Ini adalah pertama dan terakhir kalinya senjata nuklir digunakan secara langsung dalam konflik.
Sulit untuk mengatakan apakah Proyek Manhattan akan ada tanpa surat Einstein.
Willcock mencatat bahwa Inggris telah "berusaha keras mendorong Amerika agar mendukung penelitian [senjata nuklir] yang lebih besar". Ia pun menggambarkan laporan MAUD (1941), sebuah studi kelayakan senjata nuklir yang dipimpin Inggris, sebagai "penting untuk mendorong pengembangan penelitian Amerika".
Namun, surat Einstein mempercepat proses tersebut. Tanpanya, mungkin akan terjadi penundaan yang, kata Willcock, "tentu saja akan berarti bahwa bom tersebut tidak akan siap digunakan pada musim panas 1945".
Einstein, terkait perannya, sangat menyesali kekerasan dan kekacauan yang ditimbulkan suratnya pada 1939. Pada 1946, ia ikut mendirikan Komite Darurat Ilmuwan Atom untuk mempublikasikan bahaya perang nuklir dan mengusulkan jalan menuju perdamaian dunia.
“Seandainya saya tahu Jerman tidak akan berhasil mengembangkan bom atom, saya tidak akan melakukan apa pun terkait bom tersebut,” kata Einstein dalam sebuah artikel majalah Newsweek pada 1947 berjudul “Einstein, Orang yang Memulai Segalanya”.
Kini, Jerman tetap tidak memiliki senjata nuklir meski memiliki pengetahuan praktis untuk mengembangkannya.
Einstein lantas mengabdikan sisa hidupnya untuk mengampanyekan pelucutan senjata nuklir. Saat berbicara dengan Linus Pauling, ahli kimia pemenang Hadiah Nobel, pada 1954 , dia menggambarkan surat kepada Roosevelt sebagai "satu kesalahan besar dalam hidup saya ".
Kehadiran bom atom secara radikal mengubah lanskap peperangan dan memicu perlombaan senjata Timur-Barat yang terus membentuk relasi internasional antarnegara. Sembilan negara kini memiliki senjata nuklir, dan sebagian besar bahaya yang kita rasakan berakar di surat tersebut.
“Isu ini kini masih sangat relevan. Ini adalah sesuatu yang membayangi umat manusia,” kata Klarnet. "Surat ini adalah pengingat dari mana dunia modern kita berasal dan pengingat bagaimana kita sampai di sini."
Pada Juli 1955, nama yang menandatangani surat penting tahun 1939 kepada Roosevelt itu ditampilkan secara anumerta di bagian judul Manifesto Russell-Einstein , sebuah resolusi yang menentang perang nuklir yang diprakarsai filsuf Bertrand Russell dan mendapat dukungan Einstein hanya seminggu sebelum kematiannya .
“Kami memohon, sebagai manusia, kepada umat manusia,” bunyi salah satu bagian teks tersebut.
"Ingatlah kemanusiaanmu dan lupakan hal-hal lainnya. Jika kamu melakukannya, akan terbuka jalan menuju surga baru; jika kamu tidak bisa melakukannya, risiko kematian universal ada di hadapanmu."
Anda dapat membaca artikel ini dalam versi bahasa Inggris berjudul 'It was the one great mistake in my life': The letter from Einstein that ushered in the age of the atomic bomb pada laman BBC Culture
Live Update