Konten Media Partner

Kabut Jingga Selimuti Kota Athena - Apa Penyebab dan Dampaknya?

25 April 2024 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Kabut Jingga Selimuti Kota Athena - Apa Penyebab dan Dampaknya?

Kabut jingga menyelimuti Kota Athena, Yunani.
zoom-in-whitePerbesar
Kabut jingga menyelimuti Kota Athena, Yunani.
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabut jingga - yang sejatinya merupakan hembusan awan debu dari Gurun Sahara - menyelimuti Kota Athena, Yunani.
Awan debu ini adalah salah satu episode terburuk yang melanda Yunani sejak 2018, menurut para pejabat.
Yunani telah dilanda awan serupa pada akhir Maret dan awal April, yang juga menutupi wilayah Swiss dan Prancis selatan.
Akibat kabut jingga tersebut, kualitas udara telah memburuk di banyak wilayah di Yunani. Bahkan, pada Rabu (24/04), kota kuno Acropolis di Athena tidak kasat mata.
Banyak warga Yunani terganggu kesehatannya lantaran menghirup awan debu.
Pemerintah mendorong warga yang menderita penyakit pernapasan untuk membatasi aktivitas di luar ruangan dan memakai masker pelindung sampai kabut jingga menghilang.
Meskipun kabut jingga di Athena tampak indah, awan debu itu menyebabkan banyak warga Yunani mengalami masalah pernapasan.
Gurun Sahara melepaskan 60 hingga 200 juta ton debu mineral per tahun.
Sebagian besar debu tersebut dengan cepat mendarat, namun beberapa partikel kecil dapat menempuh jarak yang sangat jauh, terkadang mencapai Eropa.
Kondisi udara, khususnya di bagian selatan Yunani, menjadi gerah karena kombinasi debu dan suhu tinggi.
Dinas pemadam kebakaran melaporkan 25 kebakaran hutan selama 24 jam, pada Selasa (23/04).
Salah satu kebakaran terjadi di dekat pangkalan angkatan laut di Pulau Kreta – ketika suhu melonjak di atas 30 derajat Celcius. Para warga setempat harus dievakuasi, menurut laporan media setempat.
Kondisi udara, khususnya di bagian selatan Yunani, menjadi gerah karena kombinasi debu dan suhu tinggi.
Akibat kabut jingga tersebut, kualitas udara telah memburuk di banyak wilayah di Yunani.
Awan debu dari Gurun Sahara kerap melanda Eropa, namun intensitasnya bervariasi. Fenomena alam ini paling sering terjadi pada musim semi dan musim gugur.
Kabut jingga yang saat ini terjadi di Mediterania Timur disebabkan oleh wilayah bertekanan rendah di Libia yang membawa angin selatan menarik debu dan pasir dengan konsentrasi tinggi dari Afrika Utara ke Yunani.
Angin selatan juga membawa serta udara gurun yang panas. Suhu naik jauh di atas rata-rata pada akhir April di seluruh daratan dan pulau-pulau Yunani. Suhu tercatat mencapai 36,6 derajat Celcius di Pulau Kreta.
Konsentrasi debu tertinggi akan terfokus lebih jauh ke timur pada hari Rabu (24/04) karena cuaca dingin dengan udara yang lebih bersih terus menyapu dari barat.
Pada akhir pekan, udara yang lebih segar dan bersih diperkirakan bakal kembali menyelimuti Mediterania Timur.
Seorang pria, yang mengenakan masker, memandang kota Athena dari Bukit Tourkovounia.
Kota kuno Acropolis tertutup awan debu yang berhembus dari Gurun Sahara.
Gurun Sahara melepaskan 60 hingga 200 juta ton debu mineral per tahun. Sebagian besar debu tersebut dengan cepat mendarat, namun beberapa partikel kecil dapat menempuh jarak yang sangat jauh, terkadang mencapai Eropa.
Reportase tambahan oleh Stav Danaos