Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Kecelakaan Kereta di India: Kawasan Bisnis yang Berubah Menjadi Kamar Jenazah
5 Juni 2023 17:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTiga hari setelah kecelakaan kereta paling mengerikan di India yang menewaskan lebih dari 275 orang, sejumlah keluarga terus mencari orang yang mereka cintai. Wartawan BBC Vineet Khare melaporkan dari sebuah pusat bisnis di Distrik Balasore di Negara Bagian Odisha, tempat jenazah disimpan lantaran kamar jenazah kehabisan ruang.
Pada hari biasa, NOCCi Business Park - yang memiliki kantor besar, teater terbuka, dan beberapa fasilitas lainnya - dipadati para pegawai yang datang untuk bekerja.
Namun, pada hari Minggu (04/06), properti seluas 10 hektare yang terletak di pinggiran Balasore itu tampak sepi. Satu-satunya pengunjung hari itu adalah anggota keluarga korban kecelakaan kereta api yang datang mencari orang yang mereka cintai.
Seorang pejabat yang hadir di lokasi tersebut mengatakan kepada BBC bahwa lebih dari 150 jenazah telah dipindahkan ke pusat bisnis tersebut sejak kecelakaan pada Jumat (02/06) malam. Tempat itu juga telah memberikan informasi tentang sejumlah orang yang hilang.
Kecelakaan pada Jumat (02/06) malam tersebut telah menewaskan 275 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.
Di luar, kami bertemu dengan Seema Choudhary yang menangis. Dia berasal dari Kota Malda di Negara Bagian Benggala Barat.
Dia tidak dapat menemukan suaminya, Deepankar, selama berjam-jam dan semakin kehilangan harapan.
"Saya sudah ke rumah sakit, saya sudah mencari jenazahnya, tetapi saya tidak dapat menemukannya," katanya terisak.
Dia mengatakan akan memeriksa semua rumah sakit di ibu kota Negara Bagian Bhubaneswar, tempat banyak korban tewas telah dipindahkan.
Kanchan Choudhary, yang berasal dari kota yang sama, berdiri di dekatnya. Dia juga sudah pergi ke beberapa rumah sakit untuk mencari suaminya.
"Tapi saya tidak bisa menemukannya," katanya.
Para pejabat lokal mengatakan mereka melakukan semua yang mungkin dilakoni untuk membantu pihak keluarga menemukan kerabat yang mereka cintai, tetapi prosesnya kacau karena kedahsyatan bencana.
Di pusat bisnis, sebuah pintu kaca mengarah ke aula besar yang telah disekat menjadi dua.
Di satu sisi, selembar plastik hitam besar terbentang di lantai tempat puluhan jenazah dibaringkan. Lembaran itu ditutupi genangan air yang meleleh dari tumpukan es yang telah dimasukkan untuk memperlambat pembusukan tubuh.
Ponsel yang rusak, beberapa pakaian, kotak tembakau, dan dompet - kemungkinan milik korban - berserakan di sekitar jenazah-jenazah itu.
Di sisi lain sekat pemisah, sebuah proyektor menayangkan foto-foto jenazah di layar untuk membantu pihak keluarga mengidentifikasi kerabat mereka.
Banyak yang berdiri diam, mata mereka terpaku pada slide gambar yang berubah-ubah.
Di dekat proyektor, lebih banyak foto jenazah diletakkan di atas meja — milik mereka yang dipindahkan dari pusat bisnis ke rumah sakit terdekat.
Seorang warga Balasore mengatakan kepada BBC bahwa aula itu ber-AC dan cukup besar untuk menampung jumlah korban tewas.
Namun para pejabat mengatakan mereka khawatir tempat itu mungkin tidak dapat menampung jenazah lebih lama.
Temperatur di Balasore tinggi dan sulit untuk mengawetkan tubuh dalam panas yang menyengat dengan fasilitas pembekuan yang terbatas.
Banyak keluarga juga datang dari tempat yang jauh – kadang-kadang dari negara bagian yang berbeda – sehingga butuh waktu lebih lama untuk mengidentifikasi jenazah.
"Karena alasan ini, semakin sulit menjaga jenazah tetap aman dalam waktu lama," kata pejabat distrik, Nirlipta Mohanty, kepada BBC.
Dia menambahkan bahwa mereka sekarang mencoba mengirim jenazah ke kota Bhubaneswar, yang memiliki rumah sakit besar dan fasilitas lainnya.
Mohanty mengatakan mereka mengerahkan segala upaya untuk membantu keluarga. Tapi itu belum cukup bagi orang seperti Sumit Kumar, yang telah mencari kerabatnya, Neeraj, sejak malam sebelumnya.
"Saya berhasil melihat fotonya, tapi saya belum bisa menemukannya," kata Kumar.
Uday Kumar, seorang pekerja sosial yang membantu di pusat bisnis, mengatakan bahwa pemerintah harus menyiapkan pusat informasi di dekat stasiun kereta api dan bus, daripada menempatkannya di tempat yang jauh.
Pekerja lain di lokasi mengatakan mereka kelelahan dan terkejut dengan kedahsyatan kecelakaan.
"Saya merasa tidak enak. Saya telah bekerja sejak jam 8 malam tadi," kata seorang pekerja pemerintah kota, Subrat Mukhi yang bersama rekan-rekannya telah bekerja tanpa henti sejak Sabtu, membantu keluarga memasukkan jenazah ke dalam kendaraan dan ambulans untuk mengantar mereka pulang atau ke rumah sakit.
"Kadang-kadang saya menangis saat melihat mereka. Saya berpikir bagaimana perasaan saya kalau saya kehilangan seseorang," pungkasnya.