Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten Media Partner
Mengapa Warga Serbia Melakukan Aksi Diam Tiap Hari pada Pukul 11:52?
31 Desember 2024 14:10 WIB
Mengapa Warga Serbia Melakukan Aksi Diam Tiap Hari pada Pukul 11:52?

Setiap hari tepat pukul 11:52 waktu setempat, jalan-jalan di seluruh Serbia diblokir selama 15 menit. Lalu lintas berhenti dan orang-orang terdiam.
Mereka menuntut keadilan atas runtuhnya kanopi beton di stasiun kereta api di Novi Sad, kota terbesar kedua di Serbia, pada November silam.
Pemblokiran lalu lintas selama 15 menit diadakan tepat pada jam kanopi roboh untuk mengenang 15 orang yang tewas.
Puluhan orang sudah ditangkap sejak tragedi itu, termasuk mantan menteri pekerjaan umum Serbia. Dia mengundurkan diri beberapa hari setelah insiden, tetapi membantah dirinya bersalah.
Masyarakat Serbia berada dalam keadaan berkabung imbas dari insiden tersebut. Aksi unjuk rasa berlangsung secara sporadis di seluruh negara Balkan itu.
Pada pertengahan November, sekelompok mahasiswa di Universitas Beograd mengambil alih fakultas mereka.
Secara bertahap, blokade menyebar ke lebih dari 50 fakultas universitas dan sejumlah sekolah menengah di seantero negeri.
Pada hari Minggu (22/12), puluhan ribu orang bergabung dengan para mahasiswa dan turun ke jalan di ibu kota Beograd. Semuanya menuntut pertanggungjawaban atas kecelakaan tersebut.
'Kita semua berada di bawah kanopi'
Unjuk rasa pada Minggu (22/12) merupakan yang terbesar di Serbia selama beberapa tahun terakhir.
Berbagai cahaya dari ponsel menerangi alun-alun pusat Belgrade.
Keheningan menyelimuti jalan-jalan yang dipenuhi oleh puluhan ribu orang yang terdiam selama 15 menit.
Aksi ini dilakukan untuk menghormati para korban.
"Para mahasiswa sudah terlalu lama diam. Bagi kami, peristiwa ini menambah daftar panjang kelalaian yang akhirnya membuat kesabaran kami habis," tutur Maksim Ilić, mahasiswa kedokteran dari Novi Sad, kepada BBC Serbian.
Selain berbagai mahasiswa, demonstrasi juga ramai dipenuhi petani, tenaga kesehatan, aktor, seniman, serta warga Belgrade serta kota-kota lain di seluruh Serbia.
Selama mengheningkan cipta, para demonstran membentangkan spanduk bertuliskan: "Kita semua berada di bawah kanopi".
Runtuhnya kanopi stasiun kereta api itu, bagi orang-orang Serbia, merupakan dampak nyata dari korupsi yang meluas dan pengerjaan bangunan stasiun kereta api yang buruk.
Stasiun kereta api itu telah direnovasi dua kali dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari proyek-proyek yang melibatkan perusahaan milik negara China.
"Saya datang ke aksi ini untuk mendukung perubahan yang telah berkembang dan meningkat. Saya percaya ini adalah puncaknya," ujar Lidija dari Pancevo, sebuah kota dekat Beograd, kepada BBC Serbian.
"Aksi ini diperlukan untuk mengubah segalanya dari bagian akar. Penting bagi kita semua untuk bergerak menuju kehidupan yang lebih baru dan lebih sehat."
Baca juga:
Lidija memiliki keyakinan terhadap protes mahasiswa karena jumlah besar kaum muda merupakan peringatan bagi masyarakat.
"Saya telah berdiri di sisi para mahasiswa sepanjang waktu. Mereka tetap setia pada kata-kata mereka dan tidak mengubah pendirian mereka," katanya.
"Tangan berdarah" menjadi simbol protes, disertai dengan slogan "Korupsi membunuh kita".
Pesan-pesan seperti "Tanganmu berdarah", "Negara milik anak-anak", dan "Semuanya kita blokade" muncul di banyak spanduk.
Setelah 15 menit mengheningkan cipta, kerumunan membuat suara keras dan meneriakkan slogan-slogan melawan pihak berwenang.
Pihak berwenang mengeklaim telah memenuhi tuntutan dengan memulai penyelidikan dan mempublikasikan sebagian dokumen tentang rekonstruksi kanopi di stasiun kereta api Novi Sad.
Akan tetapi, para mahasiswa berkeras dokumentasi tersebut tidak lengkap.
Mereka juga menuntut pengunduran diri perdana menteri dan walikota Novi Sad.
Para mahasiswa mengatakan mereka tidak akan menyerah untuk memprotes dan memblokade fakultas.
Tak terpenuhinya tuntutan
Semua universitas di Beograd dan dua kota terbesar kedua di negara itu, Novi Sad dan Nis, berada dalam blokade.
Beberapa serikat guru telah memutuskan untuk mempersingkat pelajaran di sekolah dan bergabung dalam aksi unjuk rasa.
Siswa sekolah menengah telah meninggalkan sekolah mereka secara massal untuk menghormati para korban.
Di tengah meningkatnya kericuhan di sekolah dasar dan terutama sekolah menengah di Serbia, Kementerian Pendidikan mengumumkan liburan musim dingin dimulai lebih awal.
Pihak berwenang Serbia mengklaim telah memenuhi semua tuntutan mahasiswa.
Namun, para mahasiswa berpendapat tidak satu pun tuntutan mereka yang telah sepenuhnya dipenuhi.
Salah satu tuntutan mahasiswa adalah agar seluruh dokumen terkait runtuhnya kanopi di stasiun kereta api Novi Sad dibuka untuk publik.
Meskipun 195 dokumen telah dipublikasikan di situs web pemerintah, mahasiswa bersikeras bahwa total sebenarnya ada lebih dari 800.
Selain itu, data yang dirilis tidak mengungkapkan detail keuangan pembangunan stasiun.
Fakultas Teknik Sipil di Universitas Beograd baru-baru ini menganalisis dokumen yang tersedia dan menyatakan informasi yang krusial justru tidak ada di dalamnya.
Setelah demonstrasi pada Minggu (22/12), Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan di akun Instagram-nya bahwa orang-orang yang berpikiran oposisi "berkumpul dalam jumlah yang sangat besar" di Belgrade.
Vucic dirinya "selalu siap" untuk mendengarkan pandangan mereka, pola pikir mereka, dan apa yang mereka percaya penting untuk dilakukan bagi Serbia.