Misteri Hilangnya Kapsul Radioaktif di Thailand Berukuran 20 Cm yang Mematikan

Konten Media Partner
27 Maret 2023 10:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bahan radioaktif yang hilang disimpan di sebuah silinder besar.
zoom-in-whitePerbesar
Bahan radioaktif yang hilang disimpan di sebuah silinder besar.
Tidak ada yang luar biasa tentang kapsul yang hilang itu, panjangnya sekitar 20 cm dan diameternya 12 cm. Itu merupakan salah satu dari 14 kapsul di pembangkit listrik tenaga uap di Thailand.
Ya, kapsul tersebut menghilang dan kini baru sadar kapsul tersebut tidak ada atau bisa dibilang terlambat melaporkan kehilangannya.
Isi kapsul itu Sesium-137 yang menarik begitu banyak perhatian media dan publik di negara Asia Tenggara tersebut dan sekitarnya.
Sesium-137 adalah isotop radioaktif yang dapat berbentuk cair pada suhu kamar, tetapi lebih sering tampak seperti bubuk putih yang bersinar. Dan mematikan.
Isotop unsur kimia dengan simbol Cs itu punya banyak kegunaan praktis, ia dipakai dalam perangkat terapi radiasi untuk mengobati kanker, misalnya, atau dalam pengukur industri yang mendeteksi aliran cairan melalui pipa.
Tetapi ia juga merupakan produk sampingan dari proses fisi nuklir dan, ketika terlepas dalam jumlah tinggi (misalnya setelah kecelakaan nuklir seperti Chernobyl), dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, kanker, dan kematian.
Pihak berwenang Thailand saat ini bersikeras bahwa mereka belum menemukan bukti kontaminasi, tetapi karena itulah mereka tidak mau ambil risiko.

Melacak Sesium

Petugas OAP mencari jejak-jejak radioaktif di fasilitas daur ulang.
Kita tidak tahu kapan pastinya Sesium hilang dari pembangkit listrik tenaga uap di Prachinburi—kehilangan itu dilaporkan pada 10 Maret tetapi penyelidikan polisi menemukan sudah ada ketidakberesan di pabrik tersebut sejak 17 Februari.
Hadiah 50.000 Baht (Rp 22,5 juta) ditawarkan kepada siapa saja yang memberikan informasi yang membantu pencarian dan pemulihan kapsul berbentuk silinder itu.
Otoritas nuklir Thailand, Lembaga Atom untuk Perdamaian (Office of Atoms for Peace, OAP), belum menemukan benda yang hilang itu, tetapi mereka telah menemukan petunjuk penting—debu di sebuah smelter di provinsi yang sama menunjukkan hasil tes positif untuk kontaminasi Sesium-137.
Tampaknya amat mungkin bahwa zat radioaktif tersebut sudah dilebur, meninggalkan debu baja yang terkontaminasi, dan bahan limbah yang tersisa setelah prosesnya dikirim ke pabrik daur ulang.
"Kami menerima laporan bahwa setelah mereka meleburkan Sesium-137, material yang tersisa kemudian dikirim ke pabrik daur ulang," kata Chulapong Taweesri, kepala Departemen Pekerjaan Industri kepada media Thailand.
Ia menambahkan bahwa smelter tersebut menerima Sesium-137 untuk dileburkan dua pekan yang lalu. Ia tidak mengonfirmasi apakah itu berasal dari pembangkit listrik tenaga uap atau tidak.
Para pejabat Thailand bersikeras bahwa debu radioaktif belum menyebar ke lingkungan, tetapi masyarakat di sekitar pabrik sekarang khawatir akan potensi risiko kesehatan.
Pihak berwenang sudah menutup pabrik dan para pekerja telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan dan memastikan apakah mereka telah terpapar bahan radioaktif. Sejauh ini, belum ada yang menunjukkan gejala paparan radiasi.
Gubernur Prachinburi dan OAP dalam konferensi pers pada 14 Maret.
Penyelidikan polisi terhadap Sesium yang hilang terhambat oleh kurangnya akses ke PLTU - Pembangkit Listrik Nasional 5A - segera setelah insiden itu dilaporkan.
Polisi setempat mengandalkan rekaman CCTV perusahaan, beberapa di antaranya ditemukan hilang. Mereka percaya hilangnya barang bukti itu adalah "pekerjaan orang dalam", tetapi sejauh ini tidak ada karyawan yang mengaku.
OAP telah mengenakan dakwaan "kegagalan untuk segera melaporkan [kehilangan]" pada penanggung jawab pabrik, yang menghadapi ancaman denda 100.000 Baht (Rp44,3 juta) dan satu tahun penjara.

Jarum di Tumpukan Jerami

Ini bukan pertama kalinya Sesium-137 yang hilang memicu perburuan besar-besaran.
Januari lalu, pihak berwenang di Australia Barat memanggil para ahli dari seluruh negeri untuk menemukan kapsul radioaktif Sesium-137 seukuran kacang polong yang diyakini telah jatuh dari alat ukur radiasi yang sedang diangkut dalam perjalanan sejauh 1.400 km dari lokasi tambang Rio Tinto ke sebuah fasilitas penyimpanan di pinggiran timur laut Perth
Tim pencari menggunakan alat ukur survei radiasi portabel, biasanya digunakan di bandara, yang digabungkan dengan peralatan deteksi radiasi khusus dan dipasang pada kendaraan untuk mencari kapsul radioaktif itu.
Setelah lima hari pencarian di jalanan sepanjang lebih dari 660 km, kapsul kecil berukuran 8 mm kali 6 mm itu ditemukan hanya dua meter dari pinggir jalan raya.
Pihak berwenang mengatakan pada saat itu bahwa kru pencari telah "secara harfiah menemukan jarum di tumpukan jerami".

Bahan Mematikan yang Bersinar dalam Gelap

Apa yang terjadi di Australia mungkin dianggap sebagai keberuntungan besar; insiden serupa di Brasil sayangnya tidak berakhir demikian.
Pada September 1987, empat orang meninggal dan ratusan lainnya terkontaminasi oleh zat radioaktif.
Radiasi dari Sesium-137 dapat mengakibatkan luka bakar, seperti yang tampak pada tangan pria Brasil ini pada 1987.
Dua pemulung di Kota Goiania, Brasil, membobol masuk ke klinik kesehatan yang sudah tidak dipakai dan melepas bagian atas mesin radioterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker. Mereka membawanya pulang dan mencoba membongkarnya.
Setelah inti kapsul itu pecah, barang-barang tersebut dijual kepada pemilik tempat barang rongsokan, yang menyadari bahwa bahan intinya memancarkan sinar biru dalam gelap.
Ini membuat semua orang yang melihatnya terpesona, dan selama beberapa hari, kawan dan kerabat datang untuk menyaksikan fenomena tersebut.
Fragmen bahan inti seukuran butiran beras itu dibagi-bagikan ke beberapa keluarga selama lima hari, memicu kecelakaan radioaktif terbesar yang pernah ada di luar fasilitas nuklir.
Barangkali kemungkinannya kecil kapsul yang mengandung Sesium di Thailand akan ditemukan, dan OAP mengatakan bahwa logam apa pun yang dihasilkan dari proses peleburan tidak akan mengandung bahan radioaktif dalam jumlah yang berbahaya.
Namun penduduk setempat tentu akan merasa lebih tenang jika pihak berwenang bisa memastikan apa yang terjadi setelah kapsul itu hilang.