Misteri Tiga Perempuan Cilik yang Lolos dari Holokos, Terkuak Setelah 84 Tahun

Konten Media Partner
4 Juli 2023 8:40 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selama ini mereka hanya dikenal sebagai “tiga perempuan cilik”, namun kini kami mengetahui nama mereka adalah Ruth (kiri) dan Inge Adamecz (tengah) dan Hanna Cohn (kanan).
zoom-in-whitePerbesar
Selama ini mereka hanya dikenal sebagai “tiga perempuan cilik”, namun kini kami mengetahui nama mereka adalah Ruth (kiri) dan Inge Adamecz (tengah) dan Hanna Cohn (kanan).
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto tiga anak perempuan keturunan Yahudi yang kabur dari Jerman pada era Nazi menjadi gambar yang ikonik. Setelah lebih dari 80 tahun, identitas tiga anak itu menjadi misteri, yang kini telah dipecahkan.
Foto itu dipotret di Stasiun Liverpool Street di London dan sudah ditampilkan di sejumlah museum, pameran dan publikasi.
Inge tidak mengingat dipotret untuk foto itu dan selama puluhan tahun bahkan tidak tahu foto itu ada.
Bocah berumur lima tahun itu kabur dari rumahnya di Breslau, Jerman, yang kini dikenal sebagai Wroclaw di Polandia, bersama dengan kakak perempuannya, Ruth.
Ibu dan adik perempuan mereka tetap tinggal di rumah dan kemudian dibunuh di Kamp Konsentrasi Nazi di Auschwitz.
Baru setelah ia pensiun, ia menyadari bahwa dirinya dan Ruth-- yang meninggal pada 2015--telah diabadikan selamanya sebagai lambang masa Holokos dan Kondertransport, yakni evakuasi massal anak-anak Yunani dari Jerman era Nazi pada 1939.
Ruth (tengah) dan Inge Adamecz (kanan) kabur dari Jerman, tetapi adik mereka Gretel (kiri) meninggal di Auschwitz.
Ia menemukan foto itu dalam Never Again, sebuah buku karya sejarawan Martin Gilbert.
“Itu cukup mengejutkan,” ungkap Inge, yang nama belakangnya adalah Adamecz.
“Dia hanya menaruhnya di dalam buku [dengan teks] ‘tiga perempuan cilik’, jadi saya menghubunginya dan mengatakan kami benar-benar masih hidup. Orang-orang mengatakan saya mirip Shirley. Mengapa saya tersenyum [dalam foto ini]?
“Lihat Ruth, dia sangat terdampak.
“Saya tidak kenal anak ketiga yang memegang boneka. Saya tidak pernah tahu namanya.”

Hanna Cohn dan bonekanya, Evelyn

Potongan kaca asli berisi foto itu disimpan di Arsip Getty Images Hulton.
Baca juga:
Anak perempuan yang memegang boneka adalah Hanna Cohn, yang saat itu berumur 10 tahun. Ia menggunakan kereta yang sama dengan kedua perempuan itu dan kembar laki-lakinya Hans, yang kemudian disebut Gerald, berasal dari kota Halle, Jerman.
Bagian kain celana Hans bisa terlihat sedikit tampak di foto asli dalam potongan kaca film.
Seperti Inge dan Ruth, Hanna juga tidak memiliki ingatan foto itu diambil, meski ia ingat perjalanan itu dan bonekanya.
Inge meninggalkan Jerman berkat program Kindertransport.
Hanna meninggal pada 2018 tetapi sempat membicarakan pengalamannya dalam wawancara dengan Universitas London.
“Saya ingat pergi melintasi Belanda dan ada ibu-ibu baik yang memberikan kami roti lengket dan minuman lemonade,” katanya.
“Kami sampai di stasiun Liverpool Street dengan kereta dari Harwich dan saya sangat konformis, karena kursinya dilapisi kain, bukan kursi dari kayu, sehingga saya khawatir kami tak sengaja masih kelas satu.”
“Saya juga khawatir karena kami pergi ke Liverpool Street, karena saya pikir kita pergi ke London dan Liverpool ada di tempat lain.
“Tetapi kami sampai di aula yang sangat besar. Saya memegang boneka yang saya beri nama Evelyn.”
Hanna Cohn meninggal pada 2018.
Baca juga:
Hanna pertama mengetahui tentang foto itu ketika kembar laki-lakinya menemukannya dalam sebuah pameran di Perpustakaan Camden di London yang mengenang 50 tahun sejak Kindertransport.
Dua anak perempuan kembarnya, Debbie dan Helen Singer, mengatakan dia selalu penasaran siapa dua perempuan lainny dalam foto itu.
“Ketika kami melihat foto itu dan dia duduk di sana dengan rambut dikepang dan bonekanya, dia sering bilang “saya penasaran siapa dua perempuan itu?’ ” kata Debbie.
Kemudian pada Januari, lebih dari 80 tahun setelah foto itu diambil, kedua anak perempuannya baru menemukan jawabannya.
Inge akhirnya bertemu kedua anak perempuan Hanna, Helen dan Debbie, pada Januari.
Cerita kami, Para perempuan: Ruman Aman Holokos, menceritakan kisah terlupakan tentang sebuah penginapan di bagian timur-laut di mana Inge, yang nama belakangnya berubah jadi Hamilton setelah menikah, dan Ruth menghabiskan waktu selama perang.
“Waktu itu pada Hari Peringatan Holokos, seorang teman saya mengirim tautan ke artikel pada situs BBC,” kata Helen.
Ia menambahkan: “Saya pikir, “Mengapa dia mengirim tautan ini kepadaku’ kemudian saya melihat ke bawah dan menemukan foto ibu saya dan nama dua perempuan lainnya, Ruth dan Inge.
“Kami sangat senang. Saya mengirim pesan kepada Debbie dan mengatakan ‘Kami menemukan dua perempuan itu’.”
Pada April, Inge akhirnya bertemu dengan anak-anak Hanna di Museum Perang Imperial di London, tempat di mana foto itu dipajang selama lebih dari 20 tahun, untuk mengenal lebih dalam tentang kedua keluarga mereka dan apa yang terjadi setelah foto itu diambil.
“Inge menjadi sosok yang istimewa dalam hidup kami,” kata Debbie. “Saya pikir ibu akan sangat bangga dengan kami.
“Dia sering membicarakan dua perempuan itu dan kami berhasil menemukan mereka. Itu menjadi sangat penting baginya.”

Mencari sang fotografer

Namun, bagaimana dengan sang pemotret?
Kami mengetahui dari catatan Arsip Getty Images Hutton bahwa namanya adalah Stephenson dan dia bekerja untuk Tropical Press Agency, di mana mereka memperkerjakan lebih dari 1.000 fotografer yang berkontribusi foto-foto untuk industri koran yang besar.
Buku harian, tempat merekam hasil kerja para fotografer, yang digunakan pada 5 Juli 1939 mencantumkan dengan jelas “tiga perempuan cilik menunggu di Stasiun Liverpool Street” dengan nama fotografer Stephenson di kolom sampingnya.
Kami tidak tahu pasti, tetapi kemungkinan dia merupakan orang Skotlandia yang namanya adalah John F Stevenson (kedua pengejaan digunakan dalam pencatatan) yang menjadi terkenal karena menulis lagu Dear Old Glasgow Toon.
Sang pemotret bisa jadi adalah John F Stevenson.
Baca juga:
Pada tahun 1930-an, Tropical Press Agency mengadakan acara pengabadian untuknya di Glasgow.
Dengan bantuan dari kantor catatan publik Skotlandia, lewat sertifikat kelahiran dan kematian, kami berhasil menemukan keluarganya.
Cucu laki-lakinya yang bekerja sebagai jurnalis, Gordon Stevenson, sangat tertarik dengan kisah karier kakeknya sebagai fotografer berita lepas di akhir 1930-an.
“Kami tahu bahwa dia telah mengambil banyak foto sepanjang hidupnya dan kami memiliki banyak foto-fotonya,” kata Gordon. “Kami itu adalah bagian besar dari hidupnya.”
John F Stevenson merupakan seorang fotografer pada 1930-an.
“Tetapi kami baru mengetahui tentang menjelang akhir hidupnya, jadi untuk bisa mengetahui tentang karier yang eklektik di akhir 1930-an cukup mengagetkan, tapi luar biasa.
“Kami tidak tahu apa-apa tentang kariernya sebagai fotografer di selatan perbatasan”
“Jadi untuk menemukan sejarah semacam ini yang sebelumnya kami tidak tahu sama sekali merupakan wahyu nyata dan kami masih berusaha memahami kemungkinan bahwa ini [fotografer foto itu] adalah dia, tapi itu benar-benar indah.”
Foto itu terbit dalam surat kabar nasional The News Chronicle sehari setelah diambil, tetapi kemudian hanya digunakan sesekali sampai era digital, ketika foto itu semakin sering digunakan dalam publikasi dan pameran.
Foto itu pernah kali digunakan dalam koran the News Chronicle pada 6 Juli 1939
Dalam kunjung bersama Debbie dan Helen Singer, Getty Archive memperbarui catatan mereka sehingga teks pada foto itu menyertakan nama ketiga anak perempuan itu.
“Saya merasa cukup terharu, karena nama ibu kami dan tempat asalnya kini berada di foto itu bersama dengan Inge dan Ruth dan mereka tidak hanya anak-anak tanpa nama,“ kata Debbie.
Helen setuju, ia menambahkan: “Mereka tidak hanya sekadar ‘tiga perempuan cilik‘, mereka adalah orang-orang yang memiliki nama dan hidup mereka penting.
“Mereka pantas dicantumkan namanya dan kami pikir ibu akan senang melihat ini.“
Inge, yang kini berusia 89 tahun dan tinggal di London bagian selatan, telah menunggu lebih dari 80 tahun untuk mengetahui nama perempuan baik hati yang membagikan boneka dengannya.
Dia sekarang mengetahui lebih banyak tentang foto yang berisi kenangannya.
"Foto ini sudah melalui perjalanan jauh," katanya. "Sepertinya itu menarik orang."