Moge Anak Pegawai-Klub Moge DJP: Fenomena Pamer Kekayaan dan Puncak Gunung Es

Konten Media Partner
28 Februari 2023 18:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar dari akun YouTube Belasting Rijder menunjukkan Dirjen Pajak, Suryo Utomo, touring pakai motor gede. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar dari akun YouTube Belasting Rijder menunjukkan Dirjen Pajak, Suryo Utomo, touring pakai motor gede. Foto: Dok. Istimewa
Dimulai dari gaya hidup Mario Dandy Satrio, anak pegawai Ditjen Pajak yang kerap memamerkan motor gede (moge) Harley Davidson dan jip Rubicon di media sosial, hingga tangkapan gambar yang menunjukkan Dirjen Pajak Suryo Utomo mengendarai moge bersama pegawai pajak lain dalam klub BelastingRijder DJP.
Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, tak pelak menjadi sorotan masyarakat terkait gaya hidup mewah pegawai dan keluarganya.
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Andreas Budi Widyanta, menilai, gaya hidup mewah yang ditunjukkan itu ibarat fenomena gunung es.
“Ini seperti fenomena gunung es, yang kelihatan baru puncaknya saja sementara di bawah lautan jumlahnya banyak dan belum teridentifikasi. Inilah yang menyebabkan kenapa ketimpangan ekonomi bangsa menganga lebar,” kata Andreas dalam keterangan tertulisnya.
Andreas menambahkan, gaya hidup seperti itu tanpa disadari telah mengkhianati kehidupan bersama sebagai sesama warga negara.
Untuk itu, dia meminta pemerintah melakukan pembenahan melalui revolusi mental para pejabat publik yang didukung transparansi kuat terhadap pengelolaan keuangan negara.
“Ada kemerosotan moral pejabat publik kita sehingga perlu segera dilakukan tindakan revolusi mental,” terangnya.

‘Boleh pamer, tapi asalnya dari mana?’

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, mengatakan, tipologi masyarakat Indonesia adalah hierarki (strata bertingkat) dengan budaya komunal.
Artinya, kata Devie, masyarakat Indonesia menerima bahkan menghormati sekelompok orang yang berada di posisi tertinggi di suatu komunitas, baik itu karena kekuasaan, kekayaan, ketenaran, maupun kewibawaan.
Namun menjadi masalah besar, ujar Devie, ketika apa yang ditunjukkan mereka yang digaji oleh uang rakyat.
“Satu sisi, masyarakat kita menerima ada kaya dan pamer, itu tidak apa, boleh pamer. Tapi di sisi lain, menjadi masalah ketika yang pamer pegawai negara, dan dapat uang dari mana? Asalnya dari mana? Kok bisa?“ kata Devie kepada BBC News Indonesia, Selasa (28/02).

Dari moge anak pegawai hingga klub BelastingRijder DJP

Diawali oleh dugaan kekerasan yang dilakukan Mario Dandy Satrio, anak pegawai Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo, kepada putra pengurus GP Ansor, masyarakat kemudian mengkritisi gaya hidup Mario yang memamerkan motor Harley Davidson seri Street Glide dan jip Rubicon dalam akun media sosialnya.
Pada Jumat (24/02), Sri Mulyani mengecam gaya hidup mewah dan hedonik oleh jajaran Kemenkeu yang menimbulkan erosi kepercayaan rakyat.
"Ini mengkhianati mereka yang bekerja secara jujur, bersih, dan profesional,“ kata Sri Mulyani.
Beberapa hari sebelumnya, Rabu (22/03), Dirjen Pajak Suryo Utomo juga mengecam segala tindakan kekerasan maupun gaya hidup mewah dan sikap pamer harta yang dilakukan oleh pegawai Ditjen Pajak dan keluarganya.
“Yang dapat menggerus tingkat kepercayaan terhadap integritas institusi dan memberi stigma negatif terhadap seluruh jajaran DJP yang berjumlah lebih dari 45 ribu pegawai. Saya percaya lebih banyak pegawai yang memiliki integritas dan komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas di DJP,“ kata Suryo.
Namun, beberapa hari kemudian, sorotan masyarakat mengarah ke Suryo Utomo yang nampak dalam beberapa foto sedang mengendarai motor gede bersama klub BelastingRijder DJP, komunitas pegawai pajak yang menyukai naik motor besar.
Sri Mulyani pun kembali berkomentar. Dalam akun Instagramnya, Sri Mulyani membubarkan klub motor besar pegawai pajak itu.
“Hobi dan gaya hidup mengendarai moge - menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai DJP,“ tulis Sri Mulyani.
Sri Mulyani bahkan menegaskan, "jika moge itu pun diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi; mengendarai dan memamerkan moge bagi pejabat atau pegawai pajak dan Kemenkeu telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik."
“Ini mencederai kepercayaan masyarakat.“
Selain itu, Sri Mulyani juga menginstruksikan kepada Dirjen Pajak Suryo Utomo untuk menjelaskan kepada publik mengenai jumlah Harta Kekayaan Dirjen Pajak dan dari mana sumbernya seperti yang dilaporkan pada LHKPN.

Sejumlah pejabat Kemenkeu punya moge

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), terdapat beberapa nama pejabat di Kementerian Keuangan yang memiliki motor gede yang mereknya sama, di antaranya adalah