Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Pasar Saham di Berbagai Negara Bergejolak – Empat Dampak yang Dapat Terjadi pada Anda
9 April 2025 10:10 WIB
Pasar Saham di Berbagai Negara Bergejolak – Empat Dampak yang Dapat Terjadi pada Anda

Sejumlah pasar saham di berbagai negara bergejolak dalam beberapa hari terakhir. Kekhawatiran pun muncul karena banyak negara akan terdampak oleh regulasi tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kini banyak orang bertanya-tanya: apa arti situasi ekonomi hari-hari ini bagi mereka?
Pada Senin (07/04), pasar saham Asia, dari Shanghai hingga Tokyo dan Sydney hingga Hong Kong anjlok ke level paling rendah dalam beberapa dekade.
Pasar saham di Eropa juga mengalami hal serupa. Di sejumlah negara Eropa, tidak sedikit bank dan perusahaan mengalami penurunan besar.
Pasar saham di AS juga menghadapi situasi yang sama. Ini adalah kondisi terburuk sejak pandemi Covid-19 pada 2020.
Realitas di banyak pasar saham ini diyakini merupakan dampak kebijakan baru Trump terhadap tarif impor barang ke AS, yang mencapai antara 10% hingga 46% untuk berbagai negara.
Para ahli ekonomi memperingatkan gejolak pasar saham saat ini dapat memengaruhi kehidupan dan keuangan masyarakat dalam beberapa wujud.
Apakah akan ada PHK massal?
Jika harga saham jatuh dalam jangka waktu yang lama, lapangan pekerjaan dapat terpukul.
Ketika seseorang berinvestasi di sebuah perusahaan, mereka tentu mengharapkan keuntungan atas investasi tersebut.
Jika harga saham sebuah perusahaan jatuh dalam jangka waktu yang lama, mereka akan mengharapkan perusahaan tersebut melakukan sesuatu untuk menghentikan penurunan lebih lanjut.
Salah satu contohnya adalah memangkas biaya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Namun, Morten Ravn, seorang profesor ekonomi di University College London, berpendapat bahwa saat ini para pengusaha "akan sangat enggan untuk memberhentikan pegawai mereka".
"Kecuali jika Anda benar-benar berpikir bahwa situasi ini akan memburuk dan kenaikan tarif tidak akan dibatalkan," ujarnya.
Namun, dalam jangka panjang, "cepat atau lambat pengusaha harus membuat keputusan tentang PHK itu".
Apakah pajak dan suku bunga akan naik?
Belum diketahui dampak jatuhnya pasar saham saat ini terhadap pajak yang dibayarkan masyarakat, termasuk terhadap suku bunga pinjaman, hipotek, dan tabungan.
Namun, Profesor Ravn mengatakan bahwa semuanya dapat terpengaruh.
Ravn berkata, gejolak pasar saham dapat menekan keuangan pemerintah.
Akibatnya, pemerintah mungkin harus mempertimbangkan untuk mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak.
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Suku bunga juga dapat terpengaruh dan dapat berfluktuasi, kata Ravn. Menurutnya, kenaikan atau penurunan suku bunga bergantung pada sejumlah faktor, termasuk bagaimana sebuah negara merespons kebijakan tarif AS.
Misalnya, jika bank sentral suatu negara memutuskan untuk memangkas suku bunga, hal itu dapat membuat beberapa jenis hipotek menjadi lebih murah, meskipun penabung uang tunai mungkin akan mendapatkan hasil yang lebih rendah atas tabungan mereka.
Sebaliknya, kenaikan suku bunga akan membuat pinjaman menjadi lebih mahal, walau mendatangkan hasil yang lebih baik bagi penabung.
Apakah tabungan dana pensiun saya akan terdampak?
Sebagian orang memiliki saham dan obligasi secara langsung. Di sisi lain banyak orang memiliki kaitan dengan pasar saham lewat tabungan dana pensiun.
Tabungan dana pensiun bervariasi, salah satunya yang diinvestasikan melalui saham.
Jika nilai saham ini turun, maka nilai dana pensiun orang tersebut dapat terpengaruh, kata Profesor Ravn.
Namun, sebagian kontribusi pensiun masuk ke dalam investasi yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah.
Nilai dana pensiun yang diinvestasikan dengan instrumen itu cenderung meningkat ketika pasar saham jatuh. Alasannya, obligasi tersebut dipandang sebagai "tempat berlindung yang aman", sama seperti aset berbentuk emas.
Jadi, jika nilai obligasi pemerintah naik, hal itu dapat mengimbangi sebagian atau seluruh penurunan saham, tergantung pada bagaimana tabungan pensiun orang tersebut dialokasikan.
Semakin dekat orang tersebut dengan masa pensiun, semakin tinggi persentase dana pensiun mereka yang cenderung diinvestasikan dalam obligasi - jadi semakin kecil pengaruhnya terhadap mereka.
Apakah resesi mungkin terjadi?
Resesi terjadi ketika semua aktivitas ekonomi perusahaan, pemerintah, dan masyarakat di suatu negara menyusut selama dua periode tiga bulan berturut-turut.
Menurut Ravn, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah dunia akan dilanda resesi.
"Saya pikir kita perlu melihat apa yang terjadi dalam satu atau dua minggu ke depan. Jika ini meningkat menjadi perang dagang skala penuh dan negara-negara lain membalas AS, saya akan khawatir," ujarnya.
Menurut Ravn, jika situasi saat ini di pasar saham menyebabkan resesi global, maka risiko seseorang kehilangan pekerjaan akan "sangat mungkin terjadi".
Resesi dapat menimbulkan beberapa konsekuensi pada masyarakat dan ekonomi suatu negara.
Misalnya, kata dia, beberapa orang mungkin kehilangan pekerjaan. Konsekuensinya, tingkat pengangguran dapat meningkat.
Pada sisi lain, sekelompok masyarakat mungkin merasa lebih sulit untuk dipromosikan atau mendapatkan kenaikan gaji yang cukup besar untuk mengimbangi kenaikan harga.
Namun, Ravn menyebut dampak resesi biasanya tidak dirasakan secara merata oleh masyarakat. Pada gilirannya, kata dia, resesi akan melebarkan ketimpangan ekonomi.