Konten Media Partner

Pasutri dari AS Meninggal Setelah 'Berjalan Berjam-jam' di Tengah Cuaca Panas Saat Ibadah Haji

3 Juli 2024 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Pasutri dari AS Meninggal Setelah 'Berjalan Berjam-jam' di Tengah Cuaca Panas Saat Ibadah Haji

Alhaji Alieu Dausy Wurie, 71 tahun (kiri), dan Haja Isatu Wurie, 65 tahun (kanan) dilaporkan meninggal dunia akibat sengatan suhu panas. Dalam pesan terakhir kepada putrinya, mereka mengatakan sedang berjalan berjam-jam.
zoom-in-whitePerbesar
Alhaji Alieu Dausy Wurie, 71 tahun (kiri), dan Haja Isatu Wurie, 65 tahun (kanan) dilaporkan meninggal dunia akibat sengatan suhu panas. Dalam pesan terakhir kepada putrinya, mereka mengatakan sedang berjalan berjam-jam.
Sepasang suami istri asal Amerika Serikat meninggal dunia setelah berjalan selama berjam-jam di tengah cuaca panas saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.
Alhaji Alieu Dausy Wurie, 71, dan Haja Isatu Wurie, 65, dari Bowie, Maryland, mengalami sengatan panas, demikian ungkap putri mereka kepada BBC.
Pasutri tersebut menjadi bagian dari sekitar 1.300 orang yang meninggal dunia dalam ibadah haji tahun ini. Suhu udara selama ibadah haji tahun ini sempat mencapai 51 derajat Celsius.
Saida Wurie mengatakan kepada BBC bahwa kelompok tur orang tuanya telah gagal menyediakan banyak hal yang dijanjikan, termasuk makanan dan air yang cukup.
Pasangan kelahiran Sierra Leone ini dikabarkan sempat hilang pada hari Minggu 16 Juni, dua pekan setelah tiba di Arab Saudi.
Beberapa hari kemudian, putri mereka, Saida Wurie, diberitahu bahwa kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
Saida Wurie yang sedang berduka, mengatakan kepada BBC bahwa ibadah haji "sangat penting" bagi orang tuanya, dan mereka telah membayar US$11.500 (sekitar Rp188 juta) untuk berangkat.
"Ini adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan seumur hidup mereka," tambahnya. "Mereka sangat bersemangat."
Pasangan ini melakukan perjalanan ke Timur Tengah bersama hampir 100 jemaah lainnya melalui sebuah perusahaan tur Amerika yang beroperasi di Maryland.
Menurut Wurie, "banyak hal yang dijanjikan [pihak tur] kepada mereka yang tidak dipenuhi".
Haji adalah ziarah tahunan yang dilakukan oleh umat Muslim ke kota suci Makkah.
"Mereka pergi beberapa hari untuk mencari makanan sendiri, meskipun paket [tur] itu seharusnya dilengkapi dengan makanan setiap hari."
Dengan persediaan yang minim di tengah cuaca yang sangat panas, pasangan itu mengatakan kepada Saida Wurie bahwa mereka "menjalani hari demi hari" dan memastikan mereka tetap minum air putih.
BBC telah menghubungi perusahaan tersebut untuk memberikan komentar, namun tidak mendapatkan respons.
Dalam komunikasi pesan terakhir mereka - setelah beberapa kali tidak terjawab - Saida Wurie mengatakan bahwa orang tuanya mengaku telah "berjalan lebih dari dua jam".
Tak lama kemudian, petugas konsuler dan seorang anggota kelompok tur yang sama mengonfirmasi bahwa pasangan tersebut telah meninggal.
Baca Juga:
Dengan bantuan petugas konsuler, Saida Wurie dapat menentukan tempat orang tuanya dimakamkan - meskipun petugas belum mengetahui lokasi pasti pemakamannya.
"Mereka tidak memiliki barang-barang pribadi dari orang tua saya," katanya. "Banyak pertanyaan, dan kami harus menemukan jawabannya."
Saida Wurie berencana melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk mencari tahu di mana orang tuanya dimakamkan.
Ia juga mengatakan kepada BBC bahwa perusahaan tur tersebut berjanji akan memberikan visa dan pendaftaran yang tepat untuk perjalanannya. Namun, janji itu tidak ditepati.
Suhu hingga 50C membuat banyak jemaah haji kewalahan menahan panas.
Menurut kantor berita resmi Arab Saudi, SPA, sebagian besar jemaah haji yang pergi ke Mekkah tidak memiliki izin resmi. Proses untuk mendapatkan izin haji resmi bisa jadi mahal dan rumit.
Pemerintah Arab Saudi mengatakan sekitar 1,8 juta orang ikut serta dalam ibadah haji tahun ini.
Menteri Kesehatan Saudi, Fahd Al-Jalajel, mengatakan bahwa para pejabat baru-baru ini mulai melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan stres akibat cuaca panas.
Arab Saudi baru-baru ini mendapat kritikan karena tidak membuat ibadah haji menjadi lebih aman, terutama bagi jemaah yang tidak terdaftar.
Mereka yang tidak memiliki izin yang sah kesulitan untuk mengakses ruang-ruang yang menyediakan pendingin ruangan dan sumber daya lainnya bagi jamaah resmi.