Paxlovid: Menjawab Pertanyaan Seputar Pil COVID-19 yang Baru Disetujui BPOM

Konten Media Partner
18 Juli 2022 13:39 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paxlovid: Menjawab Pertanyaan Seputar Pil COVID-19 yang Baru Disetujui BPOM
zoom-in-whitePerbesar
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyetujui penggunaan Paxlovid, obat oral COVID-19 baru untuk pasien Corona, Senin (18/07). Apa yang kita ketahui sejauh ini tentang pil tersebut?
Paxlovid yang disetujui berupa tablet salut selaput dalam bentuk kombipak yang terdiri dari Nirmatrelvir 150 mg dan Ritonavir 100 mg, menurut keterangan tertulis Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito kepada media, Senin (18/07).
Pil tersebut digunakan untuk "mengobati COVID-19 pada orang dewasa yang tidak memerlukan oksigen tambahan dan yang berisiko tinggi terjadi progresivitas menuju COVID-19 berat" dan hanya boleh dikonsumsi berdasarkan rekomendasi dokter.
Awal tahun lalu, sebanyak 400 ribu obat buatan Pfizer ini telah tiba di Indonesia. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, pada Januari 2022 itu, juga mengatakan Paxlovid selanjutnya akan diproduksi di dalam negeri pada Maret-April, melalui PT Amarox.
Kesepakatan dengan Medicines Patent Pool, organisasi nirlaba yang disokong oleh PBB, memungkinkan ini dilakukan.
Pfizer tidak akan menerima royalti atas penjualan di negara-negara berpenghasilan rendah dan mengatakan akan membebaskan royalti di semua negara yang termasuk dalam perjanjian selama Covid-19 masih dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat oleh WHO
Paxlovid, kata Budi saat itu, diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo agar tidak hanya tersedia di puskesmas atau rumah sakit pemerintah saja, tapi juga di apotek dan toko obat.

Jika sudah vaksin, mengapa butuh obat?

Vaksin memang telah meredam pandemi, namun masih ada kebutuhan besar akan obat-obatan yang bisa mengobati Covid.
Imunitas dari vaksin dapat memudar, dan akses terhadap vaksin yang merat di seluruh dunia masih menjadi masalah yang pelik.
Adanya varian-varian baru dari virus corona juga semakin menekankan pentingnya rencana lain selain vaksinasi.

Apa itu Paxlovid?

Paxlovid adalah pil antiviral oral yang dapat diminum di rumah guna mencegah pasien Covid dengan risiko tinggi untuk dirawat di rumah sakit.
Obat ini dikembangkan oleh Pfizer dan dijanjikan memiliki banyak keunggulan: Paxlovid menekan risiko perawatan RS dan kematian sebesar 89% dalam uji klinis, harganya lebih murah dibandingkan obat-obatan Covid yang lain, dan dikatakan mampu melawan varian Omicron.
Penting diingat bahwa Paxlovid (yang terbuat dari dua obat generik - nirmatrelvir dan ritonavir) bukanlah satu-satunya pil yang dipakai untuk perawatan Covid-19. Merck memproduksi molnupiravir, yang menurut beberapa studi mampu mengurangi risiko perawatan RS dan kematian sebesar 30%.
Paxlovid juga dianggap sebagai kemajuan dari obat-obatan Covid lain seperti remdesivir, yang diberikan dengan cara injeksi.

Bagaimana cara kerja Paxlovid?

Paxlovid adalah terapi antiviral yang terdiri dari dua obat sekaligus. Jika pasien meminum tiga pil dalam satu kali dosis, dua di antaranya adalah nirmatrelvir yang akan masuk ke dalam enzim kunci dalam virus Covid, yang dibutuhkan supaya partikel virus berfungsi.
Setelah terapi nirmatrelvir selesai, virus Covid yang dilepaskan dari selnya tidak akan mampu menginfeksi sel-sel tubuh manusia, yang pada akhirnya akan menghentikan infeksi.
Bagian lain dari terapi Paxlovid adalah ritonavir, yang pada intinya akan menghentikan metabolisme nirmatrelvir di dalam jantung, sehingga kandungannya tidak langsung keluar dari tubuh, dan bekerja lebih lama untuk memerangi infeksi Covid.
Obat Paxlovid dan molnupiravir.

Kapan Paxlovid bisa diminum?

Paxlovid harus diminum segera setelah gejala Covid muncul pada orang-orang yang berisiko tinggi, setidaknya dalam waktu lima hari setelah gejala pertama terlihat.
Seperti antiviral lain, Paxlovid bekerja lebih baik bila diminum pada awal infeksi. Dalam hal ini, lima hari pertama gejala muncul, menurut Jeffrey Topal, spesialis penyakit menular dari Yale Medicine.
"Jika infeksi virus sudah lebih dari satu minggu, kerusakan tubuh yang terjadi pada beberapa kasus parah tidak bisa dibalikkan dengan antiviral," katanya.

Berapa dosis Paxlovid yang diresepkan?

Tiga pil Paxlovid diminum dua kali sehari, selama lima hari. Total selama terapi obat ini butuh 30 pil.
Di Amerika Serikat, FDA menetapkan Paxlovid diberikan pada pasien di atas 12 tahun dengan berat badan lebih dari 40kg. Pasien juga harus memiliki hasil tes Covid-19 positif dan berisiko tinggi untuk infeksi parah.
Ini berarti, pasien yang memiliki komorbid (termasuk kanker, diabetes, obesitas, dll) atau berusia di atas 65 tahun.

Seberapa bagus kerja Paxlovid?

Dari data uji klinis terhadap 1.219 pasien berisiko tinggi yang terinfeksi Covid, 0,8% yang diberikan Paxlovid dirawat di rumah sakit, dibandingkan 7% pasien yang diberikan placebo.
Mereka diberikan terapi Paxlovid tiga hari setelah gejala pertama muncul.
Ketika diberikan Paxlovid dalam lima hari setelah gejala pertama, hanya 1% yang harus dilarikan ke rumah sakit, dan tidak ada yang meninggal dunia. Kelompok yang diberi placebo 6,7% dibawa ke rumah sakit dan 10 meninggal.
Pasien-pasien dalam uji klinis itu, yang namanya tidak dipublikasikan, adalah pasien lansia dengan kondisi komorbid. Mereka menunjukkan gejala ringan terinfeksi virus corona.
Emily Goldfischer adalah salah satu pasien yang menerima Paxlovid di Inggris. Dalam dua hari, dia mengaku merasa jauh lebih baik.

Apakah Paxlovid manjur untuk Omicron?

Uji klinis Paxlovid terjadi sebelum varian Omicron menyebar luas, namun Pfizer berkata obat ini manjur untuk varian-varian yang tingkat penularannya tinggi.
Sejumlah penelitian di dalam laboratorium mendukung klaim ini - dua penelitian dilakukan oleh Pfizer, dan satu penelitian dilakukan Pfizer bekerja sama dengan Icahn School of Medicine di Mount Sinai.
Seluruh penelitian belum dilakukan ulasan sejawat dan diterbitkan ke jurnal medis.

Apa efek samping Paxlovid?

Kebanyakan orang yang meminum Paxlovid tidak mengalami efek samping serius. Beberapa efek samping yang sering dirasakan, biasanya ringan, meliputi: indera perasa yang terganggu, diare, naiknya tekanan darah, dan nyeri otot.
Karena Paxlovid dibersihkan oleh ginjal, dosis yang disesuaikan mungkin dibutuhkan oleh pasien dengan penyakit ginjal sedang-parah, kata Dr Topal.

Apa boleh minum Paxlovid bersamaan dengan obat lain?

Ada banyak obat yang bisa diminum bersamaan dengan Paxlovid, dan pada kasus-kasus tertentu dokter tidak akan meresepkan obat ini karena kemungkinan komplikasi serius.
Daftar obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Paxlovid mencakup beberapa obat anti-penolakan organ yang dikonsumsi pasien transplantasi, serta obat-obatan yang lebih umum seperti yang digunakan untuk mengobati aritmia jantung.
Paxlovid juga menurunkan metabolisme antikoagulan, atau pengencer darah, yang banyak diminum pasien lansia. Pasien juga disarankan menghentikan dulu minum obat penurun kolesterol saat terapi Paxlovid.
Ibu hamil atau menyusui disarankan untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter, menurut FDA, karena belum ada uji klinis khusus dengan populasi ini. Jika pasien dalam keadaan dapat hamil, disarankan menggunakan alat kontrasepsi atau pelindung yang efektif atau tidak melakukan kegiatan seksual saat minum Paxlovid.
Antiviral lain, remdesivir, diberikan dengan cara injeksi.

Adakah obat antiviral lain selain Paxlovid?

Ada terapi obat Covid-19 lain selain Paxlovid - untuk pasien yang tidak dapat diresepkan obat ini karena potensi interaksi dengan obat lain yang sedang diminum.
Molnupiravir adalah antiviral yang berfungsi untuk menghentikan virus menggandakan diri. Baik Paxlovid dan molnupiravir lebih baik diminum di awal infeksi.
Antiviral lain, remdesivir, diberikan melalui injeksi dan memangkas waktu pemulihan setelah infeksi Covid.
Apakah tetap butuh vaksinasi setelah ada Paxlovid?
Vaksinasi tetap menjadi bagian penting dari pencegahan, meskipun ketika obat-obatan Covid semakin banyak tersedia, menurut Dr Topal.
Paxlovid, meskipun memiliki efikasi tinggi, juga bukanlah obat sempurna. Virus masih dapat bermutasi dan mengembangkan resistensi terhadap obat-obatan antiviral.

Berapa harga Paxlovid?

Di AS, pembuat obat generik menjual Paxlovid milik Pfizer dengan harga eceran USD25 atau sekitar Rp374 ribu, menurut Reuters.
Clinton Health Access Initiative (CHAI), adalah salah satu produsen obat generik di AS. Pada Maret, 35 pembuat obat generik di seluruh dunia menandatangani perjanjian untuk memproduksi versi murah pil ini untuk 95 negara miskin.
Pfizer menjual Paxlovid kepada pemerintah AS dengan harga USD530 atau Rp7,9 juta untuk perawatan selama lima hari.
Di Indonesia, izin pemakaian Paxlovid baru dikeluarkan oleh BPOM pada hari ini, Senin (18/07) dan belum ada informasi terkait harga eceran tertinggi (HET) pil ini di pasaran.
Mengembangkan obat antivirus yang benar-benar efektif sangat sulit, jadi ketika ada dua obat yang terlihat sangat ampuh melawan Covid - Paxlovid dan Molnupiravir - adalah prestasi yang luar biasa.
Virus adalah monster yang jauh lebih sederhana daripada bakteri atau parasit.
Seharusnya virus lebih mudah diatasi, tetapi pada kenyataannya ini berarti justru ada titik lemah yang jauh lebih sedikit untuk dieksploitasi oleh obat-obatan.
Ada juga berbagai jenis virus berbeda yang mengeksploitasi tubuh kita dengan cara yang berbeda pula, sehingga para ilmuwan sering kali harus melihat lebih detail pada virus-virus tertentu.
Kemudian, virus bekerja dengan cara bersembunyi di dalam sel-sel tubuh kita sendiri, yang berarti obat-obatan yang tampaknya manjur di laboratorium mungkin tidak bekerja dengan baik di dalam tubuh.
Ada keberhasilan pada obat antivirus, terutama pada HIV, tetapi laporan menyimpulkan bahwa satu antivirus untuk flu ternyata sama efektifnya dengan sebutir parasetamol.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah keberhasilan pil ini dalam uji klinis dapat diulang di dunia nyata, karena orang dengan Covid harus diidentifikasi dan diobati dalam beberapa hari setelah gejalanya berkembang.