Konten Media Partner

Peluang Duet Ganjar-Prabowo Menentukan PDIP Jadi Partai Petarung atau Pengikut

23 September 2023 8:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wacana duet Ganjar dan Pabowo kembali mengemuka
zoom-in-whitePerbesar
Wacana duet Ganjar dan Pabowo kembali mengemuka
Jadi atau tidaknya duet Prabowo dan Ganjar akan menentukan PDI Perjuangan sebagai partai “petarung atau pengikut,” menurut analis politik.
Gagasan duet ini bukan pertama kali dihembuskan. Wacana tersebut pernah diselorohkan Budiman Sudjatmiko, eks-politikus PDI Perjuangan yang mendukung Prabowo bakal capres.
Baru-baru ini, wacana duet Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo kembali mengemuka setelah seorang politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, meyakini ada dua poros pada Pilpres 2024 mendatang.
Penilaian ini ia lontarkan sebagai langkah antisipasi pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) menghadapi satu poros.
"Pasangan AMIN mengantisipasi semua kemungkinan, kemungkinannya kan tinggal dua, tiga poros atau dua poros. Saya pribadi melihatnya kayaknya tinggal dua poros pribadi ya ini," ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/09).
Ganjar Pranowo menjadi bakal calon presiden PDI Perjuangan.
Bakal capres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, menanggapi wacana ini. "Kalau politik itu sebelum ditetapkan KPU semua peluang bisa terjadi," katanya, Rabu (20/09).
Adapun Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengatakan, "Kita lihat lagi bagaimana dinamikanya selama satu bulan ini."
"Apakah kemudian bisa terjadi atau tidak terjadi, kan semua partai punya kalkulasinya," kata Puan, pada Kamis (21/9).
Di hari yang sama, bakal capres kubu Gerindra, Prabowo Subianto, bicara secara diplomatis. "Yang kita dambakan adalah selalu persatuan, kerukunan. Apapun yang terjadi kita harus rukun, harus sejuk. Apapun yang diberikan mandat oleh rakyat kita hormati," katanya.
Baca Juga:
Pernyataan sejumlah pentolan parpol dua kubu mengarah pada satu hal: segalanya masih mungkin sampai saat pendaftaran capres-cawapres ditutup 25 Oktober mendatang.

Bagaimana sebenarnya peluang duet Prabowo dengan Ganjar?

Semua tergantung PDI Perjuangan, termasuk ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, kata peneliti politik dari CSIS, Arya Fernandes.
“Pak Ganjar mau diposisikan cawapres atau nggak? Karena Pak Prabowo, hampir besar kemungkinan tidak mau jadi nomor dua,” katanya kepada BBC News Indonesia.
Menurut Arya, saat ini Prabowo tetap ingin menjadi bakal capres karena “pencapaian elektoralnya sedang bagus”. Selain itu, tambahan dukungan dari Partai Demokrat membuat koalisinya semakin besar dibandingkan kubu PDI Perjuangan.
“Dalam beberapa simulasi survei dari lembaga survei. Bisa terjadi dua putaran, kemungkinan Prabowo menang di putaran kedua itu lebih besar dibandingkan Pak Ganjar,” kata Arya.
Arya Fernandes, peneliti politik dari CSIS.
Di tengah situasi ini, menurut Arya, PDI Perjuangan sangat menentukan apakah akan dua atau tiga poros pada Pilpres 2024. Pilihannya: menjadi petarung atau pengikut.
“Tapi kalau PDI Perjuangan memilih bertarung, akan ada tiga pasang,” ujarnya.
Sementara itu, analis politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedillah Badrun, mengatakan, “Faktor kuncinya ada di Megawati Soekarnoputri.”
“Tapi kalau Megawati enggak setuju, ya enggak mungkin terjadi. Itu hanya ilusi politik,” kata Ubed — panggilan Ubedillah Badrun.
Prabowo tambah percaya diri dengan bertambahnya dukungan dari Partai Demokrat.
Di sisi lain, senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno ,mengatakan semua kemungkinan yang bisa dibayangkan biarlah tetap dibuka. “Bila tidak mewujud pun tetap bisa hidup dalam alam angan,” katanya dalam keterangan kepada BBC News Indonesia.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan, pihaknya tidak akan memaksakan diri. "Enggak mungkin dalam satu koalisi ada dua capres," katanya seperti dikutip dari Antara.
Pernyataan ini merujuk pada masing-masing kubu sudah memutuskan nama bakal capres yang akan diusung pada Pilpres mendatang.

Siapa yang menghembuskan duet Ganjar dan Prabowo?

Menurut Ubed, niat mengawinkan Ganjar dan Prabowo dalam Pilpres 2024 sudah ada sejak Kolisi Indonesia Bersatu (KIB) berdiri.
Saat itu koalisi yang ia sebut “diinisasi oleh Joko Widodo”, dimaksudkan untuk mempertemukan kekuatan politik antara parpol pendukung Jokowi dan parpol pendukung Megawati.
“Tapi peristiwa itu kemudian menjadi persoalan, ketika Megawati mendeklarasikan Ganjar lebih dulu. Kemudian, mereka sedikit mengalami ketegangan politik antara Megawati dengan Jokowi pada waktu itu,” kata Ubed.
Gagasan duet Prabowo dan Ganjar juga berkali-kali mengemuka, tapi kali ini memang lebih kritis karena sudah mendekati masa tenggat pendaftaran capres-cawapres.
BBC News Indonesia mencatat sejumlah momentum politik yang memperlihatkan tarik ulur menduetkan Ganjar dengan Prabowo:
Duet Prabowo dan Ganjar mengemuka. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyebut syarat pertama adalah Ganjar harus bersedia menjadi calon wakil presiden, sedangkan Prabowo menjadi calon presidennya.
Pertemuan antara Megawati dan Prabowo terjadi setelah Presiden Jokowi menggelar pertemuan tertutup dengan para ketua umum partai politik.
Puan Maharani mengutarakan rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo. "Namun, tentunya ini waktunya yang sedang kita jadwalkan. Tinggal waktu, teknis saja," kata Puan.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan isu duet Prabowo-Ganjar sulit terwujud.
Mantan politikus PDI Perjuangan, Budiman Sujatmiko mengutarakan keinginan agar Ganjar bersatu dengan Prabowo menjadi pasangan Pilpres 2024.
Relawan Pro Jokowi (Bali) menyerukan duet Prabowo-Ganjar.