Konten Media Partner

Politikus Korea Selatan Salahkan Wanita atas Meningkatnya Angka Pria Bunuh Diri

14 Juli 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bunuh diri dari atas gedung. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri dari atas gedung. Foto: Shutter Stock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam sebuah laporan, anggota Dewan Kota Seoul, Kim Ki-duck berpendapat bahwa peningkatan partisipasi wanita dalam angkatan kerja selama bertahun-tahun telah mempersulit pria untuk mendapatkan pekerjaan, hingga menemukan perempuan yang ingin menikahi mereka.
Kim Ki-duck bahkan mengatakan bahwa negaranya “mulai berubah menjadi masyarakat yang didominasi wanita” dan hal ini mungkin “salah satu penyebab meningkatnya upaya bunuh diri pada pria”.
Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara kaya di dunia. Selain itu, negara ini juga memiliki salah satu rekor terburuk dalam kesetaraan gender.
Komentar anggota dewan itu telah dikritik sebagai pernyataan terbaru dari rangkaian ujaran tidak berdasar dan berbahaya yang dibuat oleh politisi pria.
Anggota dewan Kim memberikan penilaiannya setelah menganalisis data bunuh diri di jembatan sepanjang sungai Han di Seoul.
Anggota Dewan Kim, dari Partai Demokrat, menyampaikan penilaiannya itu ketika menganalisis data tentang jumlah upaya bunuh diri yang terjadi di jembatan sepanjang sungai Han, Seoul.
Laporan tersebut, yang dipublikasikan di situs resmi dewan kota, menunjukkan bahwa jumlah upaya bunuh diri di sepanjang sungai telah meningkat dari 430 pada tahun 2018 menjadi 1.035 pada tahun 2023.
Dari mereka yang mencoba bunuh diri, proporsi pria meningkat dari 67%. menjadi 77%.
Pakar pencegahan bunuh diri telah menyatakan keprihatinannya atas laporan Kim.
“Berbahaya dan tidak bijaksana membuat klaim seperti ini tanpa bukti yang cukup,” kata Song In Han, profesor kesehatan mental di Universitas Yonsei Seoul, kepada BBC.
Song In Han menunjukkan bahwa secara global lebih banyak pria yang bunuh diri dibandingkan wanita. Di banyak negara, termasuk Inggris, bunuh diri adalah pembunuh terbesar bagi pria berusia di bawah 50 tahun.
Meski begitu, Prof Song mengatakan alasan di balik peningkatan tajam jumlah pria yang mencoba bunuh diri di Seoul perlu dipelajari secara ilmiah.
Dia menambahkan “sangat disesalkan” bahwa anggota dewan tersebut telah membahas konflik gender.
Ilustrasi bunuh diri.
Di Korea Selatan, ada kesenjangan besar antara jumlah pria dan wanita yang bekerja penuh waktu, dengan jumlah wanita yang secara tidak proporsional bekerja paruh waktu.
Kesenjangan upah berdasarkan gender perlahan-lahan menyempit, namun wanita masih dibayar rata-rata 29% lebih rendah dibandingkan pria.
Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan anti-feminis semakin meningkat, dipimpin oleh para pemuda yang kecewa, yang berpendapat bahwa mereka dirugikan oleh upaya perbaikan kehidupan wanita.
Tampaknya, sejalan dengan pandangan tersebut, laporan Anggota Dewan Kim menyimpulkan bahwa cara untuk mengatasi “fenomena dominasi wanita” adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesetaraan gender sehingga “pria dan wanita dapat memiliki kesempatan yang sama”.
Warga Korea menggunakan platform media sosial X untuk mengecam pernyataan anggota dewan tersebut.
Warganet menyebut pernyataan itu "tidak berdasar” dan “misoginis”, dengan salah satu pengguna mempertanyakan apakah mereka hidup di alam semesta paralel.
Partai Keadilan menuduh anggota dewan tersebut “dengan mudahnya menyalahkan wanita di masyarakat Korea yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari diskriminasi gender”.
Partai ini telah meminta Kim untuk menarik kembali pernyataannya, dan sebaliknya “menganalisis dengan tepat” penyebab masalah tersebut.
Ilustrasi, dua kaki di ujung atap gedung yang tinggi.
Kepada BBC, Anggota Dewan Kim mengatakan dia “tidak bermaksud mengkritik masyarakat yang didominasi wanita”, dan hanya memberikan pandangan pribadinya tentang beberapa konsekuensi dari itu.
Namun, komentar Kim merupakan satu dari rangkaian usulan politik yang tidak ilmiah dan terkadang aneh, yang bertujuan untuk mengatasi beberapa masalah sosial paling mendesak di Korea Selatan, termasuk penyakit mental, kekerasan gender, dan angka kelahiran terendah di dunia.
Bulan lalu, anggota dewan Seoul lainnya yang berusia 60-an, menerbitkan serangkaian artikel di situs otoritas.
Dia mendorong wanita muda untuk melakukan senam dan melakukan latihan dasar panggul guna meningkatkan angka kelahiran.
Pada saat yang sama, sebuah lembaga pemikir pemerintah merekomendasikan agar anak wanita mulai bersekolah lebih awal dibandingkan anakpria, sehingga teman sekelas akan lebih tertarik satu sama lain pada saat mereka siap menikah.
“Komentar seperti itu menggambarkan betapa misogini yang merajalela di Korea Selatan,” kata Yuri Kim, direktur Serikat Buruh wanita Korea.
Yuri menuduh para politisi dan pembuat kebijakan tidak berusaha memahami tantangan yang dihadapi wanita, dan malah memilih untuk 'mengkambinghitamkan' mereka.
“Menyalahkan perempuan karena memasuki dunia kerja hanya akan memperpanjang ketimpangan dalam masyarakat kita,” katanya kepada BBC.
Saat ini wanita berjumlah 20% dari anggota parlemen Korea Selatan, dan 29% dari seluruh anggota dewan lokal.
Dewan Kota Seoul mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada proses untuk memeriksa apa yang dipublikasikan politisi di situs resminya, kecuali konten tersebut ilegal.
Dikatakan bahwa individu bertanggung jawab penuh atas konten mereka dan akan menghadapi konsekuensi apa pun pada pemilu berikutnya.
Laporan tambahan oleh Hosu Lee dan Leehyun Choi.
Jika Anda, sahabat, atau kerabat memiliki kecenderungan bunuh diri, segera hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas, Rumah Sakit terdekat, atau Halo Kemenkes dengan nomor telepon 1500567.
Anda juga dapat mencari informasi mengenai depresi dan kesehatan jiwa pada laman intothelightid.org dan Yayasan Pulih pada laman yayasanpulih.org.