Konten Media Partner

Prabowo Lantik Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro – Siapa Brian Yuliarto?

19 Februari 2025 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Prabowo Lantik Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro – Siapa Brian Yuliarto?

Presiden Prabowo Subianto melantik Guru Besar Fakultas Teknologi Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Brian Yuliarto, sebagai Menteri Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Mendiktisaintek) di Istana Negara, Rabu (19/02).
Brian menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro, usai ramai-ramai didemo oleh ratusan pegawainya pada pertengahan Januari lalu.
Aksi demo itu disebut disebabkan oleh pemberhentian mendadak seorang pegawai yang dilakukan secara lisan oleh Satryo.
Satryo juga mendapat sorotan publik usai menyebut beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan beasiswa lainnya akan terdampak efisiensi anggaran Prabowo Subianto, yang kemudian dibantah oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Berikut ini beberapa hal mengenai latar belakang Brian Yuliarto.

Brian Yuliarto, guru besar ITB

Dilansir dari situs ITB, Brian adalah Guru Besar Fakultas Teknologi Industri di kampus yang diresmikan pada 1959 lalu itu.
Sebelum diangkat menjadi Mendiktisaintek, Brian menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB periode 2025 hingga 2030.
Brian memiliki kemampuan di bidang teknik fisika dan berada pada Kelompok Keahlian Teknologi Nano dan Kuantum.
Beberapa proyek yang dilakukannya adalah tentang 'Biosensor Plasmonik Berbasis Mesoporos Emas untuk Deteksi Penyakit Menular' dan 'Fabrikasi Material Nano Berporositas Tinggi Untuk Aplikasi Biosensor' pada 2021 lalu.
Brian telah menerbitkan 329 artikel ilmiah yang tercatat dalam indeks Scopus dan telah disitasi sebanyak 5,618 kali.
Brian menyelesaikan pendidikan strata pertamanya di ITB pada 1999. Dia kemudian melanjutkan pendidikan S2 dan S3-nya di University of Tokyo, Jepang.
Selain itu, Brian Yuliarto juga meraih penghargaan Anugerah Habibie Prize 2024 dalam kategori Ilmu Rekayasa.
Penghargaan ini diberikan atas kontribusi Brian dalam bidang rekayasa nanomaterial.
Beberapa terobosan yang dihasilkan Brian dan timnya seperti pengembangan sensor untuk gas berbahaya, polutan, dan kebutuhan diagnosis penyakit seperti demam berdarah, hepatitis, kanker, serta berbagai bakteri patogen yang mengancam kesehatan manusia.
Brian juga merupakan kader Muhammadiyah.
Dia menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cibeunying Kaler Bandung dan Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat
Sebagai pejabat publik, Brian juga melaporkan harta kekayaanya ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2023 lalu.
Data LHKPN Brian tercatat mencapai Rp18,6 miliar, yang terdiri dari tanah dan bangunan, serta harta lainnya.

Kontroversi Satryo Brodjonegoro

Sebelumnya, ratusan aparatur sipil negara (ASN) di Kemendiktisaintek beramai-ramai mengelar demonstrasi di Jakarta, Senin (20/01) mendesak Satryo untuk mundur dari kursi menteri.
"Turun! Turun! Turun! Lawan! Lawan! Lawan!" seru massa yang melancarkan aksi protes atas dugaan pemecatan salah satu pegawai secara terpihak dan mendadak.
Dilansir kantor berita Antara, sebanyak 235 ASN menuntut keadilan untuk sejumlah pegawai yang diduga diperlakukan secara semena-mena oleh Satryo.
Salah satu pegawai yang diberhentikan, Neni Herlina, mengaku dirinya diberhentikan secara verbal, tanpa menerima surat apapun terkait pemberhentiannya.

Baca juga:

Dalam aksi itu, para ASN yang mengenakan baju hitam membentangkan spanduk dan papan bunga.
Salah satu spanduk bertuliskan: "Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga #Lawan #MenteriZalim #PaguyubanPegawatiDikti".
Sementara satu lagi bertuliskan: "Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri."
Dilansir Detikcom, Satryo membantah tuduhan yang dilontarkan kepadanya. "Pendemo kan cari sesuatu yang menarik, intinya kita sedang bersih-bersih," tuturnya setelah menghadiri pelantikan rektor ITB di Bandung, Jawa Barat, Senin (17/02) kemarin.
Selain itu, Satryo juga sempat menjadi sorotan publik karena menyebut beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik), beasiswa Kerja Sama Negara Berkembang (KNB), serta beasiswa dosen dan tenaga pendidik di dalam maupun luar negeri, akan dipangkas.
Langkah itu, kata Satryo, diambil sebagai dampak dari efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo.
Namun, pernyataan Satryo ini dibantah oleh Menkeu Sri Mulyani.
"Mengenai berita munculnya Kartu Indonesia Pintar [KIP], kami tegaskan beasiswa KIP tidak dilakukan pemotongan atau pengurangan," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers di Gedung DPR RI Jumat (14/02).
Sri Mulyani juga menegaskan pemangkasan anggaran di Kemenditisaintek tak menyasar beasiswa lain, seperti Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik), beasiswa Kerja Sama Negara Berkembang (KNB) serta beasiswa dosen dan tenaga kependidikan.
Satryo lalu merevisi pernyatannya sebelumnya dan menegaskan bahwa tidak ada pemangkasan anggaran pendidikan tinggi untuk beasiswa dan Kartu Indonesia pintar Kuliah (KIP Kuliah).
"Pendidikan adalah hak semua warga negara, tidak ada pemotongan alokasi anggaran pendidikan tinggi untuk beasiswa dan Kartu Indonesia pintar Kuliah (KIP Kuliah)," kata Satryo dalam keterangan resmi pada Rabu, (18/02).