Konten Media Partner

Presiden Prabowo Sebut 'Ndasmu' terhadap Pengritiknya – 'Kritik Terbuka Seolah-olah Musuh'

18 Februari 2025 7:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Presiden Prabowo Sebut 'Ndasmu' terhadap Pengritiknya – 'Kritik Terbuka Seolah-olah Musuh'

Pidato politik Presiden Prabowo Subianto yang menyindir pengritiknya dengan sebutan "ndasmu" dengan mimik mengejek dan disambar tawa pejabat pada acara perayaan Hari Ulang Tahun ke-17 Gerindra disebut oleh pengamat politik berlebihan, kekanak-kanakan, dan tak pantas diucapkan seorang kepala negara.
Kata-kata "ndasmu" itu terlontar kala Prabowo, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, berbicara terkait tiga hal: pembentukan kabinet, makan bergizi gratis, dan kedekatannya dengan mantan presiden Joko Widodo.
Peneliti dari Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI), Teuku Harza Mauludi, menilai sikap resisten Prabowo tersebut muncul karena dia tidak terbiasa menerima kritikan, adanya dukungan partai yang besar, dan tingkat kepuasan publik yang diklaim tinggi.
Hanya saja pakar komunikasi politik LSPR, Lely Arrianie, mengingatkan kalau kritikan publik terus menerus dibalas dengan ungkapan yang tidak pantas, maka "elektabilitas Prabowo akan terdegradasi pelan-pelan."
Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengatakan Presiden Prabowo mendengarkan semua kritikan dan masukan yang disampaikan.
Hal itu, menurutnya, terlihat dari banyaknya masukan yang dipertimbangkan dan dijadikan keputusan, misalnya penerapan PPN 12% dan gas elpiji 3 kilogram.

Mengapa Prabowo bilang 'ndasmu' pada acara HUT Gerindra?

Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025).
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Prabowo Subianto berpidato pada acara perayaan Hari Ulang Tahun ke-17 Gerindra di Sentul City International Convention Center.
Sejumlah tokoh seperti mantan presiden dan ketua umum partai politik turut diundang. Yang membetot perhatian adalah kehadiran Joko Widodo bersama anaknya yang kini menjadi Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Di atas podium—dengan mikrofon warna emas—Prabowo yang mengenakan pakaian serba putih dan peci hitam berbicara panjang lebar soal keputusan maupun kebijakan pemerintahannya yang kerap dikritik oleh pengamat, akademisi, maupun publik.
"Kita [partai koalisi pemerintah] harus mau diawasi. Kita harus mau dikoreksi. Kita harus mau dikritik. Tetapi, kritiknya yang benar, jangan kritik berdasarkan dendam," tutur Prabowo.
Perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra mengusung tema Berjuang Tiada Akhir.
Prabowo kemudian menyinggung soal keberhasilannya dan tentu saja Gerindra menjadi pemenang Pilpres 2024 tak lepas dari dukungan Presiden ke-7 Joko Widodo.
Ucapan tersebut disambut tepuk tangan meriah.
"Kurang semangat, semangat lagi... Hidup Jokowi!" kata Prabowo dengan tangan mengepal di udara dan disambung lirik nyanyian terima kasih Pak Jokowi berulang kali.

Baca juga:

Jokowi yang hadir bersama anaknya sekaligus Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, lantas berdiri sambil tersenyum lebar sebagai balasan dari pernyataan Prabowo.
Setelahnya, bekas jenderal kopassus ini mulai menyinggung tiga hal yang membuatnya tampak kesal sehingga terlontar kata-kata "ndasmu"—yang berarti "kepalamu" dalam bahasa Indonesia.
Tiga hal tersebut di antaranya:
Pertama, soal makan bergizi gratis.
Program prioritas ini adalah salah satu kampanye Prabowo-Gibran kala masih kampanye Pilpres 2024. Ia sesumbar bahwa makan bergizi gratis bisa meningkatkan IQ dan minat belajar anak-anak Indonesia.
Untuk mewujudkan janji politiknya, Badan Gizi Nasional dibentuk dan dimulai perdana pada 6 Januari 2025.
Kendati, sejak ide ini muncul banyak dikritik sejumlah orang karena dikhawatirkan tidak tepat sasaran dan hanya menggerogoti anggaran negara.
"Badan Gizi Nasional diluar dugaan orang, tapi ada yang nyinyir mana bisa kasih makan?" ucapnya dengan mimik bibir sedikit maju percis ketika debat pilpres melawan Anies Baswedan dulu.
Prabowo membuat klaim makan bergizi gratis sudah menyasar setidaknya 770.000 anak hingga pertengahan Februari dan pada akhir bulan menyentuh angka satu juta.
Dia berharap pada akhir Juli bisa mencapai enam juta orang.
"Tidak ada presiden yang punya tongkat Nabi Musa, negara kita sangat besar. Sudah kita mulai sekian ratus orang, masih ada yang komentar belum banyak."
"Kalau enggak ada wartawan saya bilang ndasmu," ujarnya berbisik dan disambut tawa.

Baca juga:

Kedua, soal kabinet gemuk.
Lagi-lagi Prabowo tampak tak senang ada orang yang mengkritik kabinet Merah Putih dengan sebutan kabinet gemuk.
"Ada orang pintar, kabinet ini kabinet gemuk, terlalu besar... ndasmu," tuturnya dengan mimik bibir sedikit maju.
Untuk diketahui, kementerian di pemerintahan Prabowo berjumlah 48 menteri, 55 wakil menteri, lima pejabat setingkat menteri, serta belasan utusan khusus, staf khusus, dan penasihat khusus.
Masyarakat menyampaikan penolakan kenaikan PPN 12% pada 2025.
Prabowo lantas membandingkan Indonesia dengan Timor Leste yang penduduknya tidak sampai dua juta orang namun memiliki kabinet sebanyak 28 orang.
Baginya adalah wajar kabinetnya besar karena setara dengan Uni Eropa.
"Kita seluas Eropa, punya 27 menteri keuangan, 27 menteri dalam negeri, 27 menteri luar negeri, panglima..."
"Enggak peduli saya disebut apa, yang penting hasilnya."
Ketiga, soal tuduhan cawe-cawe Jokowi di pemerintahannya.
Tuduhan cawe-cawe Jokowi tersebut menyeruak gara-gara Prabowo kerap bertemu dengan Jokowi dalam beberapa bulan terakhir.
Sejak dilantik, tercatat mereka sudah bertemu tiga kali.
Pertemuan perdana Prabowo dan Jokowi usai pelantikan presiden 3 November 2024. Kala itu, Prabowo yang menyambangi Jokowi ke Solo, Jawa Tengah.
Usai bertemu di kediaman Jokowi, kemudian keduanya ke Angkringan Omah Semar di Colomadu, dekat Kota Solo.

Baca juga:

Prabowo dan Jokowi kembali bertemu pada 6 Desember 2024 lalu. Kali ini Jokowi yang menemui Prabowo di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Tak cuma itu saja, sejumlah menteri kabinet Merah Putih sering datang ke rumahnya Jokowi.
"Nanti saya dibilang dikendalikan Pak Jokowi, cawe-cawe... ndasmu," kata Prabowo berbisik yang dihujani tawa.
"Kemarin itu kita berhasil menang karena dukungan dari Presiden ke-7, Presiden ke-6, dukungan Gus Dur, dari langit. Kok enggak bisa kalah kita itu."

Apa kata warganet?

Usai pidato politik Prabowo Subianto bertebaran di media sosial, warganet turut bereaksi.
Aktor Fedi Nuril, salah satunya.
Ia mencuit, "malu Presiden RI yang sudah berumur 73 tahun berpidato menggunakan gestur ala bocah "nye...nye...nye" dan ngomong "ndasmu".
"Di ruangan itu reaksinya banyak orang ketawa pula," tulis Fedi.
Cuitan aktor ini sudah dilihat 3,3 juta kali dan disukai 54.000 akun serta dikomentari 3.000 akun.
Ada juga komika Sammy Notaslimboy menilai kata "ndasmu" yang diucapkan Presiden Prabowo dan disambut riuh rawa para pejabat tidaklah lucu.
"Kalau Pakde Tarzan atau Tessy bilang "ndasmu" itu kita bisa ketawa. Kalau orang yang punya akses terhadap kekuatan militer, janganlah keseringan ngomong "ndasmu"... paham kan?"
Akun atas nama Ardianto Satriawan juga mencuit hal yang sama.
"Tapi bikin kabinet gemuk. Isinya beban jual beli politik. Dibilang gemuk, bilang "ndasmu".
Terakhir akun @enoliska_ menulis: "Nah kan, dari pidato bapak-bapak gemoy itu menunjukkan dia nganggep kritik angin lalu dan enggak mau dengar suara publik aja udah intinya."

Mengapa Prabowo terkesan resisten terhadap kritik?

Peneliti dari Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI), Teuku Harza Mauludi, mengatakan respons warganet yang menyebut Presiden Prabowo kekanak-kanakan setelah melontarkan kata-kata "ndasmu" kala menanggapi kritikan publik ada benarnya.
Kendati hal itu diucapkan Prabowo di acara partai dan di depan seluruh kadernya, tetap saja tidak ideal.
Menurutnya, Prabowo harus lebih bijak menyampaikan pernyataan sebagai pejabat publik. Sebab kritikan, sambung Harza, tidak melulu ditujukan untuk menyerang.
"Memang wajar saja [respon warganet], karena sikap ketidakdewasaan politik ketika dia [Prabowo] menggunakan kata-kata seperti ndasmu," ujar Harza kepada BBC News Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra berjalan bersama dengan Presiden ke-7 Joko Widodo.
"Dan pejabat-pejabat publik ini selera humornya juga harus dievaluasi ya, karena kita juga lihat ketika Prabowo bercanda seperti itu banyak menteri tertawa. Ini kan enggak mencerminkan pemimpin."
Pengamatan Harza ada beberapa hal yang membuat Prabowo terkesan resisten menanggapi kritikan.
Pertama, karena selama ini—terutama di lingkaran partai—dia tidak terbiasa menerima kritikan secara terbuka.
Akibatnya, ketika menduduki jabatan sebagai presiden, Prabowo seperti menganggap hal tersebut termasuk orang yang mengkritiknya adalah musuh.
"Dia punya semacam pandangan bahwa demokrasi [kritik terbuka] seolah-olah musuh. Padahal kan enggak seperti itu."
"Dalam demokrasi, partisipasi publik salah satu yang paling penting. Ketika rakyat ikut mengkritik, justru pemerintahan Prabowo merasa kritik yang berbasis dendam atau kebencian."

Baca juga:

Kedua, karena adanya dukungan yang sangat besar dari partai politik termasuk mantan Presiden Jokowi. Ditambah lagi hasil survei soal kepuasan publik pada seratus hari pemerintahan.
Semua hal itu, dugaannya, membuat Prabowo merasa sedang di atas angin sehingga bisa bebas mengekspresikan dirinya dan diterjemahkan lewat perkataan berbalut candaan.
"Jadi dalam konteks itu Prabowo merasa dia bisa melakukan apa saja yang dia mau dengan mulus... ibaratnya dia melakukan perubahan ekstrem pun baik-baik saja karena dukungan dari parlemen."
"Sehingga ketika ada kritik dari masyarakat, akademisi, dia merasa tidak relevan."
Padahal kalau bicara soal kabinet gemuk, bagi Harza, sangat valid untuk dikritik sebab ada kecenderungan hanya untuk bagi-bagi kekuasaan.
Presiden Prabowo Subianto (ketiga kiri) didampingi Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (kedua kiri) menyapa kader Gerindra saat menghadiri perayaan HUT ke-17.
Ia berkata tidak bisa membandingkan Indonesia dengan Timor Leste karena jumlah penduduknya tidak sama. Kalau mau, Prabowo harus berkaca pada China atau Amerika Serikat.
China yang punya penduduk 1,4 miliar saja memiliki 26 kementerian ditambah lima lembaga setingkat kementerian.
Sedangkan Amerika Serikat dengan penduduk 345 juta jiwa mempunyai 15 kementerian. Adapun Rusia yang penduduknya menyentuh angka 144 juta jiwa, memiliki 21 kementerian.
"Brazil juga penduduknya enggak jauh beda dengan Indonesia tapi enggak sampai dari 25 kementeriannya."
"Prabowo harus adil ya dalam menyikapi kritik, kalau memang kritik itu ada benarnya jangan dikatakan sebagai dendam."
Kritikan soal makan bergizi gratis dan adanya cawe-cawe Jokowi di pemerintahan Prabowo, juga dianggap sahih, menurut Harza.
Kedekatannya dengan Jokowi serta partai politik lain dikhawatirkan menjadi jalan untuk terjadinya kartel politik.

Baca juga:

Pakar komunikasi politik LSPR, Lely Arrianie, sepemikiran.
Ia bilang gestur Prabowo yang cenderung "keras dan pemarah" sudah kelihatan sejak mencalonkan diri sebagai presiden atau tepatnya 2014.
Kala debat capres-cawapres berlangsung, politikus yang juga pengusaha ini selalu menunjukkan sisi emosionalnya.
Tapi masalahnya, kata dia, sebagai pejabat publik semestinya Presiden Prabowo menyadari bahwa dia maupun pemerintahannya tidak akan lepas dari perhatian publik.
Sehingga kritikan, menurutnya, harus diterima.
"Toh memang kabinet gemuk ini kontraproduktif di tengah kebijakan efisien. Harusnya dia menjadi role model menunjukkan itu, bikin kabinet yang ramping."
"Jadi kenapa harus marah dengan mengeluarkan kata tidak pantas seperti itu?" tanyanya.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia membawa poster saat berunjuk rasa di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Lely Arrianie memperingatkan kalau kritikan publik terus menerus dibalas dengan ungkapan yang tidak pantas, maka "elektabilitas Prabowo akan terdegradasi pelan-pelan."
Lebih jauh lagi, pencalonan yang digadang-gadang untuk periode kedua pada 2029 bakal kandas.
"Kerja baru dimulai loh... belum kelihatan kerja kepada rakyat dari janji-janji kampanyenya."
Itu mengapa Lely dan Harza menyarankan Prabowo agar mengubah gaya komunikasi politiknya.
"Saya lihat Prabowo hanya akan sadar sikap dia kurang etis atau kurang ksatria ketika direspons publik dengan penurunan approval ratingnya," tutup Harza.