Protes Perlakuan Qatar terhadap TKA, Timnas Denmark Ubah Jersey Buat Piala Dunia

Konten Media Partner
5 Oktober 2022 13:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Protes Perlakuan Qatar terhadap TKA, Timnas Denmark Ubah Jersey Buat Piala Dunia
zoom-in-whitePerbesar
Denmark akan mengenakan kaus yang "tidak mencolok" untuk ajang Piala Dunia guna memprotes catatan hak asasi manusia tuan rumah Qatar dan perlakuannya terhadap pekerja migran.
Produsen kit Hummel juga telah merancang jersey ketika, serba hitam, untuk mencerminkan "warna berkabung".
Dikatakan oleh Hummel bahwa pihaknya "tidak ingin terlihat" dalam turnamen yang dikatakan "telah merenggut ribuan nyawa".
"Kami mendukung tim nasional Denmark tapi itu tidak sama dengan mendukung Qatar sebagai tuan rumah," katanya.
Sebagai bagian dari modifikasi desain ini, lencana Denmark juga "dibuat tidak mencolok". Kaus yang akan digunakan adalah baju jersey kandang berwarna merah polos dan jersey kedua berwarna serba putih.
Logo sponsor pada kit latihan tim Denmark juga akan ditiadakan untuk memberikan ruang bagi pesan-pesan kritis kepada Qatar.
Pihak berwenang Qatar sebelumnya menepis jumlah kematian pekerja migran yang bekerja di fasilitas-fasilitas Piala Dunia, dengan mengatakan jumlah yang sebenarnya pada 2021 adalah 37.
Hummel mengatakan: "Kami ingin menyampaikan pesan tentang catatan hak asasi manusia Qatar dan perlakuannya terhadap pekerja migran yang sudah membangun stadion-stadion Piala Dunia di negara itu.
"Kami meyakini bahwa olahraga semestinya menyatukan orang. Dan ketika yang terjadi sebaliknya, kami ingin menyampaikan pesan."
Namun Komite Tinggi Qatar 2022, yang menyelenggarakan turnamen, menepis klaim kematian pekerja migran.
"Kami telah terlibat dalam dialog yang sehat dan transparan dengan Persatuan Sepak Bola Denmark (DBU)." Demikian bunyi pernyataan Komite Tinggi.
"Kami sepenuhnya menolak pengerdilan komitmen tulus kami untuk menjaga keselamatan dan kesehatan 30.000 pekerja yang membangun stadion-stadion dan proyek-proyek turnamen lainnya.
"Kami telah bekerja keras bersama dengan pemerintah Qatar untuk memastikan turnamen ini membuahkan warisan sosial yang lestari."
Komite juga mendesak DBU untuk "secara akurat menyampaikan hasil komunikasi luasnya dan hasil kerja mereka" kepada Hummel.
BBC Sport telah menghubungi FIFA untuk meminta tanggapan.
Bagaimana rencana negara-negara lain?
Denmark sebelumnya mengatakan akan memberikan "tekanan lebih besar kepada FIFA atas dasar kekhawatiran hak asasi manusia" menjelang Piala Dunia yang akan dibuka pada 20 November.
Kapten timnas Inggris Harry Kane berencana mengenakan pita lengan OneLove selama Piala Dunia sebagai bagian dari kampanye yang dimulai oleh Belanda untuk mendukung keragaman dan inklusi, dan menentang diskriminasi.
Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Swedia, Wales dan Swiss juga mendukung prakarsa tersebut.
Qatar mendapat kritikan bertubi-tubi terkait dengan catatan hak asasi manusianya, termasuk undang-undang kontra LGBT yang keras dan keprihatinan tentang perlakuannya terhadap tenaga kerja asing.
Sekjen Piala Dunia mengatakan kepada BBC bahwa kritik yang muncul berawal dari "informasi yang keliru" dan Qatar "semestinya tidak menyesal" menjadi tuan rumah.
Tujuh stadion baru dibangun untuk turnamen akbar ini. Pihak berwenang juga membangun bandara baru, jalan-jalan baru dan sekitar 100 hotel baru. Pemerintah Qatar mengatakan 30.000 pekerja asing dikerahkan untuk membangun stadion. Mayoritas dari mereka berasal dari Bangladesh, India, Nepal dan Filipina.
Kelompok-kelompok HAM menyuarakan keluhan terkait perlakuan yang dialami tenaga kerja asing di Qatar, dan jumlah mereka yang meninggal dunia di sana.
Pada Februari 2021, surat kabar Guardian melaporkan 6.500 tenaga kerja dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh dan Sri Lanka telah meninggal dunia di Qatar sejak negara itu dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Data itu dikumpulkan dari kedutaan besar masing-masing negara di Qatar.
Namun, pemerintah Qatar mengatakan jumlah keseluruhan itu menyesatkan, karena tidak semua kasus kematian yang dicatat adalah mereka yag bekerja di proyek-proyek Piala Dunia.
Pemerintah mengatakan data kecelakaan menunjukkan bahwa antara 2014 hingga 2020, dari 37 kasus kematian tenaga kerja di proyek pembangunan stadion Piala Dunia, hanya tiga "terkait dengan pekerjaan".
BBC Arabic juga menghimpun bukti yang menunjukkan pemerintah Qatar mengecilkan jumlah kasus kematian tenaga kerja asing.