Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Puluhan Ribu Orang Hadiri Festival Magh Mela Saat Terjadi Lonjakan Kasus Omicron
14 Januari 2022 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menitPuluhan ribu umat Hindu berkumpul menghadiri acara perayaan di Kota Prayagraj, bagian utara India, di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Para umat yang hadir meyakini bahwa berendam di Sungai Gangga pada saat perayaan Makar Sankranti akan mencuci bersih dosa-dosa mereka.
Tahun lalu, acara serupa telah berkontribusi pada gelombang kedua Covid di negara itu.
Akan tetapi, para pejabat Negara Bagian Uttar Pradesh, wilayah Prayagraj bernaung, telah menolak melarang perhelatan tersebut.
Tayangan televisi pada Jumat (14/01) memperlihatkan kerumunan orang berada di tepi sungai sembari berdoa tanpa berjarak satu sama lain. Media ABP melaporkan, lebih dari 70% khalayak di sana tidak memakai masker.
Untuk menampung puluhan ribu umat, 'kota tenda' telah didirikan di tepi sungai selama beberapa hari terakhir. Pemerintah setempat mengatakan lebih dari 5.000 polisi dikerahkan untuk mengatur massa.
Pemimpin Negara Bagian Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, meminta masyarakat menjalani protokol kesehatan selama mengikuti acara tersebut yang dikenal dengan sebutan Magh Mela.
Namun, kasus-kasus Covid di area Magh Mela dilaporkan telah muncul sebelum acara dimulai.
Perwira senior Kepolisian India, Rajeev Narayan Mishra, mengatakan kepada BBC pada Kamis (13/01) bahwa sedikitnya terdapat 38 polisi teruji positif Covid. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa festival itu dapat berubah menjadi lokasi penularan selama beberapa hari mendatang.
Pada April 2021, jutaan orang menghadiri Kota Haridwar di Negara Bagian Uttarakhand guna berpartisipasi dalam festival Kumbh Mela, walaupun saat itu sejumlah kota kekurangan pasokan oksigen dan ranjang rumah sakit.
Sejumlah peziarah yang datang dari berbagai penjuru India teruji positif saat kembali ke rumah sehingga para epidemiologi menjuluki festival tersebut sebagai "acara penyebaran super".
Tahun ini, aparat Negara Bagian Uttarakhand melarang umat Hindu berendam di dalam sungai saat festival berlangsung.
Kekukuhan Negara Bagian Uttar Pradesh menggelar festival Magh Mela membuat para pakar khawatir akan dampak acara itu terhadap kesehatan masyarakat.
India saat ini tengah mengalami gelombang ketiga pandemi Covid, yang diyakini didorong oleh virus corona varian Omicron.
Negara itu mencatat lebih dari 247.417 kasus baru Covid-19 pada Kamis (13/01)—terbanyak sejak akhir Mei. Angka ini dihasilkan oleh lonjakan kasus di kota-kota besar, seperti Delhi dan Mumbai.
Bahkan Uttar Pradesh melaporkan peningkatan kasus harian. Kasus Covid di Prayagraj, misalnya, meningkat 10 kali lipat dari 92 kasus menjadi 1.267 kasus pekan lalu.
Pemerintah Negara Bagian Uttar Pradesh telah mengumumkan pemberlakuan sejumlah langkah pencegahan, termasuk jam malam, untuk menekan penularan. Komisi Pemilihan India pun melarang kampanye tatap muka menjelang pemilihan daerah bulan depan.
Akan tetapi, pada Kamis (13/01), berbagai laman berita India memperlihatkan kerumunan orang berbondong-berbondong ke Prayagraj untuk menghadiri festival Magh Mela. Banyak yang tiba menggunakan traktor padat penumpang, sedang lainnya menumpang truk warna-warni.
Para pejabat setempat berkeras bahwa mereka telah menerapkan protokol kesehatan di lokasi festival.
Semua peserta festival diharuskan menunjukkan sertifikat vaksin berserta hasil tes PCR yang diambil dua hari sebelum kedatangan.
"Kami telah memasang pemberitahuan di banyak tempat untuk menyampaikan langkah pencegahan penularan, seperti memakai masker. Tim penapisan kami sudah siap siaga. Ada pula sarana tes di lokasi," kata Jai Kishan, kepala bidang kesehatan festival tersebut, kepada media NDTV.
Pemimpin Negara Bagian Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, telah meminta pasien-pasien Covid dan orang-orang yang belum divaksinasi untuk tidak menghadiri festiwal.
Namun, yang dikhawatirkan para ahli, seberapa banyak peserta dites dalam beberapa hari ke depan dan bagaimana aturan ditegakkan jika jumlah peserta bertambah banyak.