Konten Media Partner

Ribuan Dokumen yang Tidak Diedit soal Pembunuhan John F Kennedy Dibuka ke Publik

16 Desember 2022 11:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan Dokumen yang Tidak Diedit soal Pembunuhan John F Kennedy Dibuka ke Publik
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Putih memerintahkan - untuk pertama kalinya - membuka ribuan dokumen yang belum diedit terkait pembunuhan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy.
Dengan mempublikasi 13.173 file di internet, Gedung Putih mengatakan lebih dari 97% catatan dalam koleksi tersebut sekarang tersedia untuk umum.
Tak ada pengungkapan besar yang bisa diharapkan dari dokumen-dokumen ini, tapi para sejarawan masih berharap catatan-catatan tersebut bisa untuk mempelajari lebih jauh mengenai latar belakang si tersangka pembunuhan.
Kennedy ditembak dalam rangkaian kunjungannya ke Dallas, Texas pada 22 November 1963.
Sebuah undang undang pada 1992 memberi mandat pada pemerintah untuk mempublikasi seluruh dokumen terkait pembunuhan tersebut pada Oktober 2017.
Pada hari Kamis kemarin, Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengesahkan pengungkapan dokumen-dokumen tersebut.
Tapi, ia mengatakan sejumlah dokumen masih belum bisa dikeluarkan hingga Juni 2023 untuk melindungi dari kemungkinan "bahaya yang dapat diidentifikasi".
Arsip Nasional AS mengatakan, sebanyak 515 dokumen masih ditahan sepenuhnya, dan 2.545 dokumen lainnya akan dipublikasi sebagian.
Penyelidikan yang dilakukan AS pada 1964, Komisi Warren, menemukan bahwa Kennedy dibunuh oleh Lee Harvey Owsald. Oswald adalah seorang warga AS yang sebelumnya tinggal di Uni Soviet, dan dia melakukan pembunuhan itu sendirian.
Oswald tewas di rubanah markas kepolisian Dallas, dua hari setelah penangkapannya.
Selama puluhan tahun setelah kematian JFK banyak melahirkan teori-teori konspirasi. Tapi Kamis kemarin, CIA mengatakan badan intelijen AS "tidak pernah melibatkan" Oswald, dan tidak menyembunyikan informasi terkait hal ini dari tim penyidik.
Para akademisi dan pemerhati teori JFK, berharap dokumen-dokumen terbaru ini akan mengungkap lebih banyak informasi tentang aktivitas Oswald di Mexico City. Di daerah ini, ia sempat bertemu dengan seorang perwira KGB Soviet pada Oktober 1963.
Dalam pernyataan terbaru, CIA mengatakan semua informasi yang pernah mereka proleh terkait perjalanan Oswald ke Mexico City sebelumnya sudah dipublikasi.
CIA menambahkan: "tak ada informasi baru dalam dokumen-dokumen yang dirilis tahun 2022 ini."
Tetapi para peneliti dari Yayasan Mary Ferrel, lembaga nirlaba yang menggugat pemerintah agar informasi tersebut dipublikasi, mengatakan CIA masih menahan informasi saat Oswald berada di Mexico.
Lembaga ini mengatakan beberapa catatan CIA tidak pernah diserahkan ke pihak arsip, dan oleh karena itu, bukanlah bagian dari kumpulan dokumen yang baru saja dirilis.
Presiden Togo Sylvanus Olympio disambut di bandara oleh Kennedy pada Maret 1962
Satu dokumen yang terungkap, menunjukkan presiden Meksiko membantu AS menyadap kedutaan Soviet di sana, tanpa sepengetahuan pejabat lain di pemerintahan Meksiko.
Potongan informasi penting ini masih disembunyikan oleh redaksi dalam versi file yang dirilis sebelumnya, menurut CBS News, mitra BBC di AS.
Gedung Putih mengatakan, publikasi dokumen-dokumen ini akan memberikan pemahaman yang lebih besar kepada publik tentang penyelidikan pembunuhan tersebut.
Presiden Biden menulis dalam surat perintahnya bahwa "badan-badan telah melakukan upaya komprehensif untuk meninjau secara lengkap hampir 16.000 dokumen yang sebelumnya telah dirilis dalam bentuk yang telah diedit, dan menetapkan bahwa lebih dari 70% dari rekaman tersebut sekarang dirilis tanpa diedit."
Sebelumnya, pemerintahan Trump juga merilis ribuan halaman dokumen serupa, tapi masih menahan sebagian dengan alasan keamanan nasional - meskipun undang undang tahun 1992 memandatkan pemerintah membuka semua informasi tersebut pada 2017.
Pada Oktober 2021, Presiden Biden merilis sekitar 1.500 dokumen, tapi mengatakan dia masih menahan yang lainnya.
Philip Shenon, mantan reporter New York Times dan penulis A Cruel and Shocking Act: The Secret History of the Kennedy Assassination, mengatakan arsip baru tersebut dapat menjelaskan apakah ada kemungkinan pemerintah sudah mengetahui motif Oswald.
"Saya menduga mungkin ada informasi dalam dokumen-dokumen ini yang menunjukkan bahwa ada orang lain yang tahu sebelum Kennedy dibunuh, bahwa, Lee Harvey Oswald ini berbahaya dan dia mungkin telah berbicara secara terbuka tentang niatnya untuk membunuh presiden," katanya kepada BBC News.
"Dan pertanyaan yang selalu muncul kepada CIA dan FBI, apakah mereka sudah merasa bahwa pria ini berbahaya bagi Presiden Kennedy, dan jika mereka menindaklanjuti informasi itu, apakah mereka bisa menyelamatkan presiden?"