Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Seberapa Berbahaya Kosmetik yang Kita Gunakan?

Kapan terakhir kali Anda memeriksa masa kedaluwarsa produk kosmetik Anda? Mungkinkah kosmetik kedaluwarsa merusak kulit Anda, atau bahkan membawa risiko pada kesehatan Anda?
Seberapa sering Anda mencuci kuas kosmetik Anda? Pernahkah Anda meminjam maskara teman Anda dan menjajal lipstik di toko kosmetik? Produk apa di tas kosmetik Anda yang mengandung banyak bakteri—maskara, celak, spons, atau kuas kosmetik?
Saya memutuskan untuk membawa produk dan alat kosmetik saya untuk diperiksa di laboratorium London Metropolitan University di Inggris.
Maria Pilar Botey-Salo, dosen senior di Biosciences at the School of Human Sciences di London Metropolitan University, Inggris, mengomandoi penelitan terhadap 70 celak, maskara, pelembab bibir, lipstik kedaluwarsa, serta kuas dan spons kosmetik.
Sampel-sampel kemudian diekstraksi dan ditempatkan di cawan agar. Benda-benda ini kemudian diinkubasi untuk mengungkapkan apa yang tersembunyi di dalamnya.
Seberapa terkontaminasi kosmetik Anda?
Koloni bakteri pada sampel di cawan agar tersebut tak disangka ternyata besar.
"Celak Anda adalah sampel yang paling terkontaminasi, tampak lebih banyak bakteri dibandingkan alat kosmetik lainnya," ujar Botey-Salo.
Dia mengungkapkan bahwa ini mungkin karena alat kosmetik berbentuk pensil ini mengangkat bakteri dari kulit, termasuk staphylococcus, ketika menyentuh kelopak kulit.
"Jadi iya, mungkin itu penyebabnya," ujar Botey-Salo.
"Jika [alat] itu berada dalam lingkungan yang lembab, itu mungkin akan memicu pertumbuhan bakteri. Kami juga menemukan Staphylococcus di sampel lainnya dalam penelitan ini, termasuk di kuas dan spons kosmetik, serta maskara."
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Staphylococcus bertanggung jawab atas sejumlah keluhan kesehatan—mulai dari iritasi hingga infeksi mata serius seperti konjungtivis, erisipelas dan impetigo.
"Jika kulit Anda sehat, itu adalah pelindung kuat dan kemungkinan tak terjadi apa pun."
"Tapi, kalau kulit Anda sobek, jika Anda terluka, atau mungkin kulit Anda sakit, itu adalah kesempatan bagi bakteri untuk melalukan penetrasi dan bisa menyebabkan kerusakan."
"Jika kekebalan tubuh seseorang lemah, itu juga bisa menjadi suatu kekhawatiran."
Cuci tangan adalah kunci
Apakah Anda mencuci tangan sebelum mengaplikasikan kosmetik? Tangan bisa mengandung kontaminan, dan tanpa kebersihan yang layak, risikonya adalah kuman tersebut berpindah ke produk kecantikan.
Hal ini khususnya berlaku saat mengaplikasikan eyeshadow, pelembab bibir dan alas bedak (foundation) secara langsung menggunakan tangan kita.
Botey-Salo mengungkap temuan awal.
"Pada beberapa produk, kami menemukan Enterobacter cloacae, bakteri yang biasanya ditemukan di usus," jelasnya.
Baca juga:
"Ini merupakan indikasi adanya kontaminasi tinja akibat kebersihan tangan yang buruk atau bahkan cipratan dari toilet."
Penelitian menunjukkan bahwa menyiram toilet dapat melepaskan tetesan aerosol yang mencapai ketinggian hingga 2 meter dalam hitungan detik.
Tetesan ini kemungkinan terkontaminasi Enterobacter.
Oleh karena itu, jika produk kosmetik Anda berada dalam kisaran ini, kemungkinan besar produk tersebut terkontaminasi bakteri.
Spesies Enterobacter tertentu mengkhawatirkan karena bisa menyebabkan infeksi, termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pernapasan, osteomielitis, dan endokarditis.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa E. coli—yang berkaitan dengan kontaminasi tinja—dapat bertahan hidup pada produk kosmetik.
Ini mengkhawatirkan, mengingat produk ini digunakan pada wajah dan dekat mata.
Tim peneliti dari Metropolitan University juga menemukan jamur bernama Candida dalam produk kosmetik.
Jika jamur menembus kulit, dapat menyebabkan kandidiasis vagina atau kandidiasis oral (sariawan).
Penelitian lebih lanjut juga dilakukan oleh Aston University di Birmingham, Inggris, terhadap 500 produk kosmetik.
Baca juga:
Studi ini menunjukkan bahwa 79%-90% kosmetik yang digunakan mengandung parasit, bakteri dan jamur tertentu—mulai dari bakteri dengan risiko rendah hingga yang mematikan seperti E.coli.
Amreen Bashir, ketua peneliti dalam studi ini bilang: "Meskipun bakteri pada kosmetik dan alat rias bekas menunjukkan adanya kontaminasi, bakteri tersebut tidak selalu menimbulkan risiko infeksi yang signifikan."
"Infeksi juga memerlukan jalur transmisi, seperti melalui luka, selaput lendir, atau penelanan."
"Kebersihan yang baik, termasuk mencuci dan mendisinfeksi barang-barang, serta membuang barang yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa, dapat lebih mengurangi potensi risiko apa pun."
Pentingnya masa kedaluwarsa
Masa kedaluwarsa penting karena itu mengindikasikan berapa lama bahan pengawet dalam produk kosmetik itu secara efektif mencegah pertumbuhan mikroba.
Produk-produk dengan kandungan air yang tinggi sangat rentan terhadap kontaminasi setelah dibuka, karena menyediakan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
"Tergantung pada jenis barangnya, masa kedaluwarsa berkisar antara tiga hingga 12 bulan setelah produk dibuka.
"Jika produk kosmetik tidak memiliki tanggal kedaluwarsa, disarankan untuk membuangnya setelah tiga bulan atau segera setelah diketahui mungkin terkontaminasi, misalnya, terjatuh di lantai atau digunakan oleh orang lain, untuk meminimalkan risiko kontaminasi," kata Bashir.
"Jika konsumen tidak yakin apakah riasan mereka sudah kedaluwarsa, lebih aman untuk mengganti produk ketimbang mengambil risiko potensi kontaminasi silang," tambahnya."
Pelaku terburuk dan cara menghindarinya
Menurut penelitian dari London Metropolitan University, barang-barang dengan tingkat kontaminasi dan variasi mikroorganisme yang lebih tinggi adalah maskara dan alas bedak cair, dengan pelaku terburuk adalah kuas dan spons yang digunakan untuk mengaplikasikan alas bedak cair.
"Barang-barang dengan kandungan air yang lebih tinggi, seperti spons dan kuas, lebih mungkin mengandung mikroorganisme," kata Botey-Salo.
"Penelitian kami hanya didasarkan pada produk kosmetik yang sudah kedaluwarsa dan alat rias bekas."
Botey-Salo memberikan tips berikut untuk menghindari potensi kontaminasi:
Jika Anda berisiko tinggi, misalnya, mengalami imunosupresi, Anda harus ekstra hati-hati, kata Botey-Salo."