Konten Media Partner

Selir Ukraina yang Diperbudak, Bangsawan Italia, atau 'Penyihir Rusia'? – Teka-teki Hurrem Sultan, Perempuan 'Paling Berpengaruh' dalam Kekaisaran Ottoman

4 Mei 2025 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Selir Ukraina yang Diperbudak, Bangsawan Italia, atau 'Penyihir Rusia'? – Teka-teki Hurrem Sultan, Perempuan 'Paling Berpengaruh' dalam Kekaisaran Ottoman

Potret Hurrem Sultan ini diperkirakan berasal dari akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. Lukisan dipamerkan di rumah lelang Sotheby's di London pada tahun 2021.
zoom-in-whitePerbesar
Potret Hurrem Sultan ini diperkirakan berasal dari akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. Lukisan dipamerkan di rumah lelang Sotheby's di London pada tahun 2021.
Lebih dari empat abad setelah kematiannya pada 1558, kisah Hurrem Sultan yang penuh misteri dan memukau para pecinta sejarah masih ditafsirkan ulang sampai sekarang.
Dikenal juga sebagai Roxelana, Hurrem Sultan boleh dibilang perempuan paling berpengaruh di Kekaisaran Ottoman.
Dia adalah istri kesayangan Suleiman Agung, salah satu penguasa terkuat dalam sejarah. Namun, Hurrem Sultan lebih dari sekadar selir.
Perjalanan hidupnya luar biasa: dari seorang budak hingga mencapai puncak pengaruh kekaisaran. Dia menjadi tokoh penting yang mengubah peta politik Kekaisaran Ottoman pada abad ke-16.
Kekaisaran Ottoman menguasai wilayah Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara dari abad ke-14 hingga awal abad ke-20.
Kerajaan ini dianggap sebagai salah satu yang terbesar dan paling lama berkuasa dalam sejarah.
Banyak sejarawan meyakini Hurrem menjadi pelopor era "kesultanan perempuan", masa ketika para perempuan kerajaan memiliki pengaruh besar—sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemerintahan Ottoman.
Kehidupan Roxelana di harem Ottoman—bagian pribadi di istana sultan tempat tinggal para istri, selir, anggota keluarga perempuan, dan pelayan perempuan—tercatat dengan baik.
Namun, misteri tentang dari mana dia berasal masih menjadi perdebatan hingga berabad-abad kemudian.
Apakah dia tawanan dari Ukraina modern, putri seorang pendeta Ortodoks, atau bangsawan Italia yang diculik bajak laut?
Teori yang terakhir ini memang tidak terduga.

Dari tawanan ke Istana

Sebagian besar sejarawan meyakini Hurrem Sultan lahir pada awal 1500-an di Ruthenia, sebuah wilayah bersejarah yang meliputi sebagian Ukraina, Polandia, dan Belarus modern.
Tidak ada catatan pasti mengenai nama lahir Hurrem.
Beberapa sumber dari Ukraina menyebutnya Aleksandra Lisovska atau Anastasia, sementara yang lain percaya dia dikenal dengan nama-nama seperti La Rossa (merah), Rozanna (mawar yang elegan), Roksolan (perempuan Ruthenia), Roksana, atau Roxelana di Eropa Barat.
Namun, dokumen resmi Ottoman menyebutnya sebagai Haseki Hürrem Sultan.
"Hürrem" berarti riang dalam bahasa Persia, dan "haseki" adalah gelar kehormatan yang diperuntukkan bagi ibu dari anak seorang sultan.
Nama Hurrem Sultan menjadi sangat dikenal di Turki berkat serial TV populer tentang masa pemerintahan Suleiman Agung berjudul Magnificent Century yang juga sukses di kancah internasional.
Sejumlah sumber menyebut Hurrem adalah putri seorang pendeta Ortodoks, sementara yang lainnya menduga dia lahir dalam keluarga petani.
Profesor Feridun Emecen dari Turki mengatakan bahwa ada catatan yang menunjukkan Hurrem ditawan oleh penyerbu Tatar Krimea di Rohatyn, sebuah kota yang saat itu merupakan bagian dari kerajaan Polandia.
Rohatyn sekarang berada di Ukraina barat.
Menurut profesor Turki lainnya, Zeynep Tari, Hurrem kemudian dijual sebagai budak dan dibawa ke Kekaisaran Ottoman pada usia belasan awal.
Dia lalu dihadiahkan kepada Pangeran Suleiman, yang kemudian dikenal sebagai Suleiman Agung.
Dalam serial TV populer Magnificent Century, peran Hurrem Sultan dimainkan oleh aktris Meryem Uzerli.
Profesor Tari menduga Hurrem bergabung dengan harem sekitar 1520. Teori ini berdasarkan fakta bahwa anak pertama pasangan itu, Pangeran Mehmed, lahir pada tahun berikutnya.
Melanggar kebiasaan yang berlaku selama berabad-abad, Suleiman kemudian menikahi Hurrem.
Tindakan ini mengejutkan istana dan secara signifikan—dan di luar dugaan—mengangkat posisi Hurrem.
Sebelumnya, tidak pernah ada sultan Ottoman yang menikahi seorang selir.

Bangsawan Italia?

Meskipun secara umum Hurrem diyakni berasal dari Ruthenia, ada teori alternatif mengenai latar belakangnya.
Salah satu klaim yang sangat kontroversial datang dari peneliti Dr. Rinaldo Marmara.
Dia mengeklaim telah menemukan sebuah manuskrip di arsip Vatikan yang menunjukkan bahwa Hurrem sebenarnya adalah seorang bangsawan Italia.
Dia bernama asli Margherita dan berasal dari keluarga Marsigli di Siena.
Manuskrip ini diklaim menimbulkan keraguan atas identitas Ruthenian Hurrem Sultan, dan mengisyaratkan garis keturunan bangsawan yang tersembunyi
Menurut Dr. Marmara, dokumen Vatikan tersebut menyatakan Hurrem dan saudara laki-lakinya ditangkap oleh bajak laut dan dijual sebagai budak di istana Ottoman.
Marmara lebih lanjut menyatakan bahwa manuskrip itu mengungkapkan dugaan hubungan kekerabatan antara keturunan Hurrem, Sultan Mehmed IV, dan Paus Alexander VII.
Teori menimbulkan keraguan pada identitas Ruthenia Hurrem dan menyiratkan garis keturunan bangsawan yang tersembunyi.
Namun, para sejarawan lainnya tetap skeptis.

Baca juga:

Profesor Tarim, misalnya, mengingatkan bahwa keaslian klaim ini memerlukan lebih banyak bukti pendukung.
Dia menyebut tidak ada catatan apa pun mengenai ini dalam laporan para duta besar Venesia yang sangat terperinci.
Pada masa itu, laporan duta besar merupakan salah satu sumber gosip istana dan urusan diplomatik paling terpercaya.
"Jika hal seperti itu terjadi, [catatan-catatan] itu pasti akan memberitahukan kita. Kita pasti sudah mengetahuinya jauh lebih awal," katanya.
Profesor Emecen juga menyuarakan skeptisisme ini.
Meskipun Hurrem memang berkorespondensi dengan keluarga kerajaan Polandia, Emecen mengatakan ini kemungkinan besar merupakan bagian dari diplomasi formal dan bukan bukti asal-usul bangsawan.

'Penyihir Rusia'

Kebingungan mengenai latar belakang Hurrem makin bertambah karena berbagai sumber punya cara berbeda saat menceritakan kisahnya.
Dokumen dan puisi era Ottoman terkadang menjuluki Hurrem sebagai "penyihir Rusia".
Sebutan yang merendahkan ini digunakan para pengkritik Hurrem, khususnya setelah putra tertua Suleiman, Pangeran Mustafa, dieksekusi.
Pangeran Mustafa lahir dari perempuan lain dan merupakan pewaris takhta Ottoman pertama.
Hurrem secara luas diyakini telah mengatur kejatuhan Pangeran Mustafa, membuka jalan bagi putra-putranya sendiri untuk naik takhta.
Para pelancong Barat dan diplomat Venesia pada masa itu menyebut Hurrem Sultan sebagai orang Rusia, tetapi para ahli berpendapat bahwa ini lebih mencerminkan asal geografisnya daripada etnisnya.
Profesor Emecen menjelaskan bahwa istilah "Rus" dalam konteks Ottoman tidak secara eksklusif merujuk pada etnis Rusia.
Sebaliknya, itu adalah penanda geografis untuk siapa pun yang berasal dari utara, termasuk wilayah Ukraina dan Belarus modern saat ini.
Para pelancong Barat dan diplomat Venesia pada masa itu juga menyebut Hurrem sebagai orang Rusia, tetapi para ahli berpendapat bahwa ini lebih mencerminkan asal geografisnya daripada etnisnya.
"Pada masa itu, tidak ada Rusia dalam batas-batas saat ini. [Dalam surat-menyurat dari periode tersebut] yang mereka maksud dengan Rusia adalah 'dari wilayah geografis Rusia'," kata Profesor Emecen.
"Pada abad ke-16, wilayah dengan populasi Ukraina di Polandia dinamai provinsi 'Ruske' dan Rohatyn adalah bagian dari itu," tambah Vitalii Chervonenko dari BBC News Ukraina.
"Orang Ukraina pada masa itu disebut 'Rusyns' tetapi ini tidak ada hubungannya dengan Rusia," katanya.

Baca juga:

Dalam beberapa tahun terakhir, identitas Hurrem Sultan memiliki signifikansi politik baru, terutama di Ukraina dimana dia menjadi tokoh nasional.
Patung-patung untuk menghormatinya berdiri di Rohatyn, kota yang diduga menjadi tempat kelahirannya.
Sebuah masjid di kota Mariupol yang sekarang diduduki Rusia, menyandang namanya bersama dengan nama Suleiman.
Pada 2019, atas permintaan Kedutaan Besar Ukraina di Ankara, penyebutan "asal Rusia"-nya dihapus dari prasasti di makamnya di kompleks Masjid Süleymaniye di Istanbul.
Prasasti yang diperbarui kini menyoroti warisan Ukraina Hurrem Sultan. Hal ini menggarisbawahi bagaimana warisan Hurren berlanjut dalam konteks geopolitik modern.

Kegiatan filantropi

Pengaruh Hurrem meluas jauh melampaui tembok harem, khususnya kegiatan kemanusiaannya yang abadi.
Dia memerintahkan pembangunan masjid, dapur umum, dan yayasan amal di Istanbul dan Yerusalem, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman.
Distrik Haseki di Istanbul hingga kini masih menyandang namanya.
Hürrem Sultan dimakamkan di Masjid Süleymaniye. Atas perintah Sultan Suleiman, sebuah makam dibangun di lokasi kuburannya.
Menurut catatan sejarah, Hurrem Sultan meninggal secara alami di Istanbul pada 15 April 1558.
Jenazahnya dimakamkan di Masjid Süleymaniye. Kemudian, atas perintah Sultan sendiri, sebuah makam dibangun di lokasi kuburannya.
Kematiannya menandai akhir dari kehidupan yang luar biasa, tetapi bukan akhir dari pertanyaan-pertanyaan seputar dirinya.
Apakah dia seorang tawanan Ruthenia? Seorang aristokrat Italia? Atau seorang perempuan berkuasa yang disalahpahami?
Yang jelas, Hurem Sultan tetap menjadi salah satu sosok paling menawan dan diperdebatkan dalam sejarah Ottoman dan sejarah dunia.